4 Ekor Ular Piton Berukuran 2 Meter Ditemukan Warga Matesih dalam Sebulan, Ada yang Memangsa Ayam
Warga Dungjangan RW 1 Desa Ngadiluwih, Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar, sebulan terakhir menangkap empat ular piton sepanjang rata-rata 2 m.
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Warga Dungjangan RW 1 Desa Ngadiluwih, Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar, sebulan terakhir menangkap empat ular piton sepanjang rata-rata dua meter.
Anggota BPD Matesih, Wardiyanto, mengatakan ular piton yang berkeliaran di wilayah RT 1 dan RT 2 itu diketahui beberapa kali memangsa ayam ternak warga sekitar.
"Sampai saat ini ada empat ekor ular yang ditangkap warga. Ukuran masing-masing sekitar dua meter."
"Ada banyak sebenarnya, tapi kalau sudah ukurannya besar warga tidak berani menangkapnya," katanya yang dihubungi Tribunjateng.com, Senin (23/3/2020).
Warga sudah memasang jaring supaya piton tidak masuk dalam area ternak ayam milik warga di sekitar bantaran Sungai Gembongan.
Terkadang warga sekitar juga memancing ular supaya keluar dengan menggunakan ayam sebagai umpannya.
"Ayam yang jadi umpan diikat dengan tali. Kalau warga tahu langsung melapor atau memanggil pawang yang biasa menangkap ular," ujarnya.
Menurut Wardiyanto, banyaknya ular yang muncul akhir-akhir ini diduga disebabkan beberapa faktor.
Di antaranya musim hujan membuat air sungai meluap sehingga mengganggu sarang ular.
Baca: Soal Ular King Kobra Garaga, Panji Petualang Akhirnya Blak-blakan ke Raffi Ahmad, Begini Katanya
Baca: Ular Piton Sepanjang 4 Meter Ditemukan Di Plafon Rumah Warga, Penangkapannya Berlangsung Dramatis
Warga juga menduga saat ini musim ular kawin dan bertelur.
Sementara itu, ahli herpetologi (reptil dan amfibi) dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Amir Hamidy, mengatakan bahwa perilaku ular saat banjir memang sama seperti manusia.
“Ular itu hewan terrestrial, mereka juga bernapas dengan paru-paru. Ketika banjir naik, sama dengan kita (manusia), mereka mencari permukaan lebih tinggi,” tutur Amir kepada Kompas.com, Jumat (3/1/2020).
Jika biasanya ular tinggal di dalam tanah dan gorong-gorong, lanjut Amir, saat habitatnya tergenang air maka ular pasti akan berenang dan mencari tempat aman.
Selain habitat ular yang memang ada di sekitar kita, Amir mengatakan, bisa jadi ular terbawa arus banjir dari daerah hulu.
“Mereka bisa juga berenang dari daerah hulu, sampai di lokasi tempat tinggal kita. Atau mungkin juga ada hewan peliharaan, human modified habitat,” lanjutnya.
Jenis ular yang keluar saat banjir Jenis ular yang keluar saat banjir adalah ular-ular yang memang hidup di sekitar pemukiman.
“Seperti kobra, piton, ular pelangi, ular pemakan cicak. Mereka memang hidup di sekitar kita,” lanjutnya.
Khusus ular kobra, weling dan welang, biasanya keluar saat malam hari.
Oleh karena itu warga harus lebih waspada saat malam.
Apalagi tiga jenis ular tersebut memiliki bisa.
“Populasi kobra yang tengah banyak beberapa waktu ini membuat kita harus lebih waspada. Apalagi ketika air melimpah, dia (kobra) akan mencari tempat yang lebih tinggi,” ucap Amir.
Apa yang harus dilakukan? Jika melihat ular saat banjir jangan panik.
Amir menuturkan, hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari tempat aman.
“Kemudian kontak yang punya keahlian untuk evakuasi ular. Atau kontak komunitas reptil. Jangan coba menangkap sendiri, takutnya ular berbisa,” ungkapnya.
(Tribun Jateng/Agus Iswadi)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul "Sebulan Empat Ular Piton Ditangkap Warga Matesih Karanganyar, Panjang 2 Meter Memangsa Ayam"