Imbau Masyarakat Tak Mudik, Ganjar Pranowo Sebut Jika Nekat Pulang Status Jadi ODP dan Wajib Isolasi
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dengan tegas mengimbau masyarakat untuk tidak mudik ke Jawa Tengah di masa pandemic virus corona (Covid-19).
Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dengan tegas mengimbau masyarakat untuk tidak mudik ke Jawa Tengah di masa pandemic virus corona (Covid-19).
Namun jika terpaksa harus mudik Ganjar mengatakan statusnya akan menjadi Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan wajib melakukan isolasi diri selama 14 hari.
Hal ini Ganjar sampaikan dalam program Kompas Petang yang dikutip dari siaran langsung Kompas TV, Jumat (27/3/2020).
“Kami mengimbau, meminta kita semuanya untuk sadar penuh dari diri kita,” ujar Ganjar.
“Karena kasus yang terjadi di Jawa Tengah mulai dari yang meninggal di Solo, terus kasus positif di Purbalingga dan Tegal itu mereka berasal ada yang dari Bogor atau Jakarta begitu,” imbuhya.
“Jadi apa artinya mari kita tahan di tempat masing-masing agar tidak bergerak. Jangan kita pulang ingin bahagia tapi kemudian malah membawa celaka,” jelas Ganjar.
Lebih lanjut Ganjar mengaku terkait imbauan tidak mudik ini, pihaknya telah berkomunikasi dengan Gubernur Jawa Barat, Gubernur DKI Jakarta serta Ketua Gugus Tugas Covid-19.
“Kita menguatkan imbauan tidak mudik, dan sudah bicarakan dengan Gubernur Jawa Barat, Pemda DKI, bahkan saya juga melaporkan kepada gugus tugas di Jakarta agar kita melakukan pencegahan lebih masif lagi,” kata Ganjar.
Dalam kesempatan itu, ia menegaskan warga yang terpaksa harus mudik ke Jawa Tengah maka statusnya akan menajadi ODP.
Dan orang tersebut wajib menjalani isolasi diri sesuai dengan protocol kesehatan.
“Kemarin saya sudah kirimkan surat bahwa semua yang pulang kampung ini masuk dalam kategori ODP,” tegasnya.
“Sehingga mereka wajib mengisolasi diri selama 14 hari,” imbuhnya.
Ganjar menyebut hingga kemarin Kamis (26/3/2020) dari data yang didapatkannya sudah ada 60.000 lebih warga yang mudik ke Jawa Tengah.
“Data saya sampai dengan kemarin sudah ada 66.871 penumpang ke Jateng,” ujarnya.
“Dan itu memang terbanyak di Wonogiri sekira 42.838,” imbuhnya.
Baca: Hasil Penelitian: Virus Corona Bisa Menempel Berjam-jam pada Pakaian
Gubernur Jateng ini mengatakan data ini diperoleh dari pihaknya yang melakukan pengecekan di lapangan.
“Kejadian ini bukan terjadi sekarang, melainkan beberapa hari yang lalu dan kami sudah mengantisipasi dari awal, karena waktu itu tiba-tiba terminal menjadi ramai,” kata Ganjar.
“Maka langsung Forkopimda di tingkat kabupaten turun tangan dan sudah melakukan pengecekan,” imbuhnya.
“Mereka membawa thermal gun dan diperiksa satu persatu, dicatat nama dan nomor teleponnya kelak kalau terjadi apa-apa kita bisa meresponnya,” jelas Ganjar.
Lebih lanjut ia mengimbau masyarakat untuk sadar diri dan tetap berada di lokasi mereka masing-masing.
Mengingat dari hasil tracing yang dilakukan terhadap pasien positif di Jateng, beberapa ditemukan tertular dari daerah lain.
“Kami mengimbau, meminta kita semuanya untuk sadar penuh dari diri kita,” ujar Ganjar.
“Karena kasus yang terjadi di Jawa Tengah mulai dari yang meninggal di Solo, terus kasus positif di Purbalingga dan Tegal itu mereka berasal ada yang dari Bogor atau Jakarta begitu,” jelasnya.
“Jadi apa artinya mari kita tahan di tempat masing-masing agar tidak bergerak,” imbuhnya.
“Jangan kita pulang ingin bahagia tapi kemudian malah membawa celaka,” tegas Ganjar.
Ganjar berharap masyarakat dapat menaati peraturan dari pemerintah guna memutus rantai penyebaran Covid-19 ini.
Baca: Pemprov Sulsel Persiapkan Ruang Isolasi Bintang Lima
“Kita sudah menghitung satu-satu, bahkan saya sudah membuat modeling di Jawa Tengah mengajak para pakar untuk menghitung. Kalau kita tidak taat, maka proses (pandemic corona) akan terjadi lama sekali,” ujarnya.
“Sementara jika kita bisa menahan diri, taat aturan, dan semua mau berkontribusi untuk membantu Insya Allah ini akan selesai lebih cepat,” imbuhnya.
Imbauan tidak mudik ini juga telah Ganjar bagikan di akun media sosial, Instagram miliknya melalui sebuah video.
Dalam video dengan durasi enam menit itu, Ganjar mengajak masyarakat Jawa Tengah khususnya yang di perantauan jika sayang dengan keluarganya maka urungkan niat untuk pulang kampung.
"Bapak ibu seluruh warga Jawa Tengah, khususnya yang ada di perantauan, wabil khusus lagi bagi yang berniat ingin pulang kampung," kata Ganjar
"Untuk yang kesekian kali saya menghimbau dan mengingatkan kepada bapak ibu; jika panjenengan sayang sama keluarga di kampung, jika penjenengan semua pingin keluarga tetep sehat lan slamet, urungkan niat untuk pulang kampung," imbuhnya.
"Tidak usah pulang kampung. Jika panjenengan nekat pulang, saya tegaskan, sama saja anda membahayakan anak, istri, dan suami serta mengancam hidup orang tua panjenengan yang sudah sepuh," ungkapnya.
Baca: Pandemi Covid-19 Makin Meluas, Warga Bogor Mulai Hindari Keramaian
Lebih lanjut Ganjar mengungkapkan ini merupakan langkah terbaik yang dapat dilakukan sekarang dalam memutus persebaran virus dari kota-kota ke desa.
Mengingat seperti yang diketahui wilayah Jakarta adalah zona merah Corona.
"Kita tidak tahu siapa yang sudah terpapar, mungkin saya, anda, teman atau keluarga kita. Artinya bapak ibu mungkin saja sudah tertular, sudah positif Corona tapi tidak mengetahuinya," kata Ganjar.
"Sebab sebagian penderita memang tidak merasakan gejala. Dan jika anda sudah mengidap Corona, lalu anda nekat pulang," imbuhnya.
"Anda bisa menulari teman seperjalanan di bus, orang-orang di jalan, keluarga, bahkan satu desa kena semua," imbuhnya.
Lebih lanjut Ganjar mengungkapkan pasien positif Corona pertama yang dirawat di Solo bisa jadi peringatan.
"Dia pengusaha yang ikut seminar di Bogor. Tertular virus di sana, lalu menulari isteri dan teman-temannya, dia sendiri akhirnya meninggal," ungkapnya.
"Di Purbalingga, ada juga empat pasien positif Corona dan semuanya warga yang baru pulang dari Jakarta," imbuh Ganjar.
(Tribunnews.com/Isnaya)