1 Keluarga Dituding Kena Corona, Warga Sampai Telepon Bhabinkamtibmas, Ternyata Sakit Lambung & Paru
Satu keluarga ini mendapat pergunjingan dan dikucilkan oleh masyarakat sekitar tempat tinggalnya.
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Satu keluarga di Huta III, Nagori Panombean Marjanji, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, mendapat pergunjingan dan dikucilkan oleh masyarakat sekitar tempat tinggalnya.
Satu orang di keluarga ini dituding terpapar virus Corona atau Covid-19, yang dikhawatirkan dapat menularkan kepada warga yang lainnya.
Warga sempat menolak kehadiran keluarga ini setelah satu di antaranya sempat mendapat perawatan di RSUP H Adam Malik yang notabene merupakan rumah sakit rujukan perawatan Covid-19.
Diterangkan Pengulu Nagori Panombean Marjanji, Hendri Siahaan, Kamis (2/4/2020) bahwa ada kesalahpahaman yang terjadi antarwarga dengan keluarga ini di tengah kabar pandemi Covid-19 di dunia.
"Begini ceritanya, ada seorang nenek, warga kami yang menjemput cucunya di RSUP Adam Malik karena menantunya sedang merawat anak laki-lakinya yang sakit."
"Saat itu tentu anaknya gak ada yang merawat," terang Henry.
Baca: WHO: Jumlah Kasus Virus Corona Bisa Capai 1 Juta Selama Beberapa Hari Kedepan
Baca: Ibu Hamil Berstatus ODP Corona di Kupang Meninggal saat Hendak Melahirkan, Sempat Alami Kejang
Baca: UPDATE Corona DKI Jakarta 2 April 2020: 897 Positif, 52 Sembuh, 90 Meninggal Dunia
Warga kemudian mendengar kabar bahwa nenek tersebut mengunjungi anaknya yang sedang dirawat khusus tanpa boleh dikunjungi seorang pun.
Hal ini memunculkan dugaan di benak warga, bahwa anaknya mengalami perawatan Covid-19.
Sekembalinya ke Tanah Jawa, nenek dan cucunya sempat tak berani didekati warga.
Bahkan sempat beberapa lama menunggu tumpangan di pekan Tanah Jawa.
Bahkan warga sempat menelepon Bhabinkamtibmas agar menahan si nenek dan cucunya.
"Aku ditelepon camat. Makanya sedih kali. Jangan-jangan memang Corona juga."
"Kami panggilah orang Puskesmas, Forkopimdes termasuk Bhabinkamtibmas dan Babinsa untuk melihat apa yang terjadi," katanya.
Dari situ diketahui ternyata si anak tadi mengalami perawatan sakit lambung dan paru-paru, bukan seperti yang diduga warga sebelumnya.
Masyarakat pun sempat lega dengan hasil pertemuan.
Tak berapa lama, si anak yang berinisial R (26 tahun) pulang ke rumah neneknya.
Adapun terhadap mereka ditetapkan sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP) karena pulang dari daerah lain.
Henri mengatakan hal ini menjadi pembelajaran bagi semua orang agar jangan cepat menuding.
Ia dan camat setempat pun telah sepakat akan melaporkan siapa pun warga yang tega mengusir orang saat berkunjung ke kampung.
"Makanya kalau ada warga yang mau ngusir-ngusir tanpa ada pembicaraan kita laporkan aja ke polisi. Jangan cepat menuding. Kita marilah sama sama belajar," katanya.
Diakuinya, kesalahpahaman ini terjadi karena si R yang dirawat merupakan warga Tanjung Anom, Deliserdang yang langsung dirawat ke RSUP Adam Malik.
Sehingga warga tidak mengetahui kondisi awal.
Pasca-isu ini, baik warga dan Forkopimdes kemudian patungan memberikan sembako sekadarnya keluarga tersebut hingga status ODP 14 hari mereka selesai.
Keluarga tersebut diminta melakukan karantina diri demi keamanan semua orang.
(Tribun Medan/Alija Magribi)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul "Satu Keluarga di Simalungun Dikucilkan dan Dituding Kena Covid-19, Padahal Sakit Lambung dan Paru"