Jam Malam Diterapkan di Jabar karena Physical Distancing Belum Maksimal
Saat inspeksi ke sebagian kabupaten dan kota dan terlihat masih tidak ada upaya serius warga untuk melakukan pembatasan fisik dan sosial tersebut
Penulis: Ravianto
Editor: Eko Sutriyanto
Semakin cepat data masuk, semakin mudah Jawa Barat memetakan persebarannya.
"Kan, dengan keberhasilan kita melakukan rapid tes masif, kita menemukan pola baru. Di antaranya virus ini beredar di sekolah berasrama yang dikelola oleh lembaga kenegaraan," katanya.
Pemprov Jabar, katanya, akan selalu mengambil keputusan berdasarkan data, termasuk Pembatasan Sosial Berskala Besar.
PSBB ini akan dilakukan berdasarkan data yang diterima.
"Jadi kalau datanya masih tidak lengkap, kita susah memberikan argumentasi PSBB kepada pemerintah pusat. Saya enggak terlalu hapal daerah mana yang belum serahkan hasil rapid test," katanya.
PSBB di Jawa Barat, katanya, akan didahulukan pelaksanaanya secara parsial.
Yakni pihaknya akan memberlakukan PSBB, didahulukan di daerah sekitar Jakarta karena apapun yang dilakukan terhadap Jakarta, daerah sekitarnya harus mengikuti supaya satu frekuensi penanganan.
"Dalam satu aglomerasi penyebaran itu harus ada satu keputusan. Kalau berhenti, berhenti semua. Kalau gerak, gerak semua, kalau melambat, melambat semua," katanya.
Berdasarkan studi dari Unpad dan beberapa universitas lainnya, yang dilaporkan oleh Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI kepada Presiden RI di rapat kabinet, wabah Covid-19 ini mencapai puncaknya pada Mei 2020 dan menurun pada Juni 2020.
"Tapi studi ini berbeda-beda memang. BIN kan melakukan studi yang berbeda juga. Data ini yang dikelola universitas, dengan catatan kalau social distancing, physical distancing, dilakukan dengan disiplin dan berjalan dengan baik, kalau tidak, lupakan Juni, kita masih panjang durasinya," katanya.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul BREAKING NEWS Jam Malam Segera Diterapkan di Seluruh Jawa Barat Gara-gara Warga Terus Ngeyel