Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Ibu Hamil Positif Virus Corona Hilangkan Kebosanan saat Jalani Isolasi Mandiri di Rumah

"Mendengar celoteh dan gelak tawa anak-anak dari dalam kamar ataupun berbicara dengan mereka dari balik pintu, bagi saya cukup," katanya

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Cerita Ibu Hamil Positif Virus Corona Hilangkan Kebosanan saat Jalani Isolasi Mandiri di Rumah
Envato
Ilustrasi ibu hamil yang mengalami mual dan muntah. 

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Tantangan yang harus dihadapi orang yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona atau Covid-19 yaitu masa isolasi.

Seorang yang dinyatakan positif virus tersebut benar-benar tidak boleh berinteraksi dengan siapapun, termasuk anggota keluarga.

Baca: Sambil Menahan Haru, Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana Bersyukur Dinyatakan Sembuh dari Covid-19

Tantangan ini dihadapi seorang warga Semarang, Jawa Tengah bernama Nunki Herwati (34).

Apalagi, Nunki diisolasi dalam keadaan sedang hamil.

Melansir Kompas.com, Nunki tengah menjalani isolasi mandiri di rumah.

Selama diisolasi, dirinya tak boleh bersentuhan langsung dengan siapapun termasuk suami dan kedua anaknya.

Berita Rekomendasi

"Mendengar celoteh dan gelak tawa anak-anak dari dalam kamar ataupun berbicara dengan mereka dari balik pintu, bagi saya cukup untuk mengisi kebosanan selama isolasi di rumah," kata Nungki saat dihubungi Kompas.com, Selasa (14/4/2020).

Nunki yang sudah empat tahun hidup di Semarang ini tengah berupaya memotivasi diri dan berharap akan kesembuhan dari penyakit yang diderita.

"Sejak hari itu (dinyatakan positif) saya mengisolasi diri, memutus kontak fisik seperti menyentuh, mencium, memeluk suami dan anak-anak," jelas Nunki.

Untuk mengatasi kebosanan selama isolasi mandiri, dirinya menghabiskan waktu menonton drama korea.

"Satu-satunya hobi yang masih dapat dilakukan saat isolasi mandiri adalah menonton drama korea. Biar gak bosen," ungkapnya.

Selain itu, ia juga menghindari membaca media sosial ataupun artikel terkait Covid-19.

"Saya lakukan itu untuk menjaga mood dan pikiran saya tetap positif dan hanya berfokus pada kesembuhan," tuturnya.

Ia tidak mau menghabiskan waktu untuk sedih, panik, ataupun takut, karena hal tersebut dapat membuat imunitas menurun dan memengaruhi proses penyembuhan.

Nunki yang seorang ibu rumah tangga ini mengaku terinfeksi dari suaminya yang berprofesi sebagai dokter.

Namun saat seluruh anggota keluarga dites, anak dan suaminya dinyatakan negatif virus corona.

Meski dalam kondisi hamil anak ketiga, ia mengaku tak mendapat perlakukan khusus.

Saat ini, kondisi Nunki sudah berangsur membaik dan sudah tak merasakan gejala apapun.

Dirinya juga diminta untuk menjalani tes swab ulang untuk memastikan kondisinya berangsur pulih.

"Artinya, hasilnya ada di perbatasan antara positif dengan negatif. Oleh karenanya harus swab ulang ke-5 dan 6. Tapi Ahamdulillah kondisi saya sudah sehat, tidak ada gejala apapun. Tapi masih harus menunggu hasil swab untuk dinyatakan sembuh," katanya.

Baca: Kapal Pesiar Tak Dikenal Melintas di Raja Ampat di Tengah Pandemi Virus Corona

Selain itu, para warga juga tidak henti-hentinya mengirimkan makanan, minuman, sembako, buah, snack, selama menjalani isolasi diri di rumah.

"Keluarga besar di Jakarta selalu mendukung saya setiap harinya. Kunci kesembuhan adalah sabar dan yakin. Tidak ada waktu untuk mengeluh, karena masih banyak yang harus disyukuri" pungkasnya.

Update Kasus Positif Virus Corona per Selasa 14 April

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona atau Covid-19, Achmad Yurianto melaporkan angka terkini kasus virus corona di Indonesia.

Achmad Yurianto mengatakan ada penambahan kasus baru sebanyak 282 pasien.

Total ada 4.839 pasien positif corona di Indonesia saat ini.

Baca: Tribunnews.com dan ACT Bagikan Nasi Bungkus Gratis di Tubagus Angke, Tambora, Jakarta Barat

"Ada penambahan 282 kasus positif, sehingga totalnya menjadi 4.839," kata Achmad Yurianto dalam jumpa pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)w, Jakarta Timur, Selasa (14/4/2020).

Selain penambahan kasus baru, Achmad Yurianto juga mengungkap penambahan pasien sembuh sebanyak 46 orang.

Baca: Polisi Pakai APD Saat Tangkap Tio Pakusadewo, Ini Penjelasan Polda Metro Jaya

"Pasien yang sembuh 46 orang, jadi totalnya menjadi 426," katanya.

Kemudian untuk pasien meninggal akibat corona bertambah 60 kasus.

Sehingga, total kasus kematian akibat Covid-19 menjadi 459 kasus.

Masyarakat Wajib Menggunakan Masker Kain Saat Keluar Rumah

Pemerintah mewajibkan seluruh masyarakat untuk menggunakan masker kain saat berada di luar rumah.

Baca: Update Corona di Seluruh Dunia 9 April 2020: Indonesia Masuk 20 Besar Korban Meninggal Terbanyak

Anjuran ini merujuk pada rekomendasi WHO terkait pencegahan penularan virus corona.

"Mulai hari ini, sesuai dengan rekomendasi WHO, kita jalankan masker untuk semua."

"Semua harus menggunakan masker," kata Achmad Yurianto dalam konferensi pers yang diunggah kanal Youtube BNPB, Minggu (5/3/2020).

Yuri menegaskan, masker yang dianjurkan untuk dipakai oleh masyarakat umum adalah jenis masker kain.

Sementara masker bedah dan masker N95 hanya digunakan oleh petugas medis.

"Masker bedah, masker N95, hanya untuk petugas medis.

"Gunakan masker kain, ini menjadi penting karena kita tidak pernah tahu di luar, orang tanpa gejala banyak sekali didapatkan di luar, kita tidak tahu, mereka adalah sumber penyebaran penyakit," tuturnya.

Oleh karena itu, Yuri  pun mengimbau masyarakat untuk dapat melindungi diri sendiri dengan menggunakan masker kain saat keluar rumah.

Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, menunjukkan masker kain 3 lapis yang direkomendasikan agar digunakan masyarakat untuk menangkal virus corona.
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, menunjukkan masker kain 3 lapis yang direkomendasikan agar digunakan masyarakat untuk menangkal virus corona. (Youtube BNPB/via kompas.com)

Yuri menyampaikan, masker kain hanya boleh digunakan maksimal selama empat jam.

Masker tersebut kemudian harus dicuci dengan merendamnya terlebih dahulu di dalam air sabun.

"Masker kain bisa dicuci. Kami menyarankan, penggunaan masker kain tidak lebih dari empat jam kemudian dicuci dengan cara direndam di air sabun kemudian dicuci," terangnya.

"Ini upaya untuk mencegah terjadinya penularan, karena kita tidak pernah tahu di luar banyak sekali kasus yang memiliki potensi menularkan ke kita.

"Di samping mencuci tangan menggunakan sabun selama minimal 20 detik, ini (penggunaan masker) menjadi kunci bagi kita untuk kemudian mengendalikan penyakit ini," tambah Yuri.

Baca: Cara Mencegah Virus Corona saat Berada di Luar hingga Kembali ke Rumah

Lebih lanjut, Yuri mengungkapkan keprihatinan pemerintah atas adanya sejumlah tenaga medis yang tertular Covid-19.

Bahkan, sejumlah tenaga medis pun gugur dalam menjalankan tugasnya.

"Oleh karena itu, komitmen pemerintah sangat kuat untuk melindungi mereka dengan secara terus-menerus mendistribusikan APD (Alat Pelindung Diri) agar mereka bisa bekerja dengan profesional, nyaman, dan tidak ada kekhawatiran terpapar infeksi," kata Yuri.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Cerita Ibu Hamil Positif Corona di Semarang, Habiskan Waktu Selama Isolasi Diri dengan Nonton Drakor

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas