Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Mami Lisa 'Jual' Lebih Dari 600 PSK Dari Berbagai Profesi dan Kota, Tarifnya Hingga Rp 25 Juta

Polisi mengamankan Lisa Semampaw alias Mami Lisa bersama dua mucikari lainnya di wilayah Polrestabes Surabaya.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kisah Mami Lisa 'Jual' Lebih Dari 600 PSK Dari Berbagai Profesi dan Kota, Tarifnya Hingga Rp 25 Juta
Tribun Bali
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Polisi mengamankan Lisa Semampaw alias Mami Lisa bersama dua mucikari lainnya di wilayah Polrestabes Surabaya.

Dalam setiap operasinya menjual layanan cewek-cewek kepada pria hidung belang, wanita ini cukup mencengangkan.

Bagaimana tidak, dia mampu mengendalikan ratusan wanita panggilan dari berbagai profesi sebenarnya dan di beberapa provinsi.

Menjajakan cinta via WhatsApp (WA), Mami Lisa mengendalikan lebih 600 cewek panggilan mulai dari Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim) hingga Semarang (Jateng) dan Bandung, Jawa Barat (Jabar).

Mami Lisa, seorang janda asal Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim) adalah mucikari prostitusi online yang akhirnya ditangkap Polrestabes Surabaya.

Anak buah Mami Lisa dari berbagai profesi mulai mahasiswi, pekerja kantoran hingga Sales Promotion Girl (SPG).

Baca: Update Corona Global, Rabu 15 April 2020: Kasus Tembus 1.990.983, Meninggal Dunia 125.934

Baca: DPR Protes Tunjangan Guru Dipotong

Baca: Chelsea Siap Tampung Manuel Neuer Jika Kontrak Perpanjangannya Buntu

Ya, dalam setahun setelah dicerai suaminya, Mami Lisa atau Lisa Semampaw ini bisa mengendalikan 600 cewek atau PSK dari berbagai kota di Indonesia.

Berita Rekomendasi

Tarif yang dipatok mulai Rp 2,5 juta sampai Rp 25 juta.

Harga tersebut tergantung dari penampilan wajah, tinggi badan atau bodi dan layanan.

Foto 600 cewek yang disiapkan cukup menggoda karena tampilannya berbagai pose.

Kok bisa sampai memiliki anak buah sebanyak 600?

"Kenalnya dari teman, yang ada di luar kota. Aku yang tawari mereka yang sudah memiliki anak buah," kata Lisa.

Foto 600 korban yang ditawarkan oleh tiga mucikari yang ditangkap Polrestabes Surabaya.
Foto 600 korban yang ditawarkan oleh tiga mucikari yang ditangkap Polrestabes Surabaya. (surya.co.id/firman rachmanuddin)

Perempuan yang juga punya toko di kawasan Pasar Atom Surabaya ini mengaku awal menggeluti dunia mucikari setelah cerai dengan suaminya.

"Awalnya saya bingung mau cari uang darimana setelah cerai sama suami.

Cuma ada satu toko saja di Pasar Atom. Dari sana saya mulai coba-coba menggeluti dunia mucikari via online.

Cari perempuannya ada yang dari teman terus diteruskan dari mulut ke mulut.

Itu saya juga kasih uang ke orang yang mencarikan perempuan kalau memang sudah berhasil layani tamu," tambahnya.

Lisa tak menyangka bisnis haramnya itu membuahkan banyak peminat.

"Ya akhirnya punya teman di Semarang, Bandung dan Jakarta mau join. Ya sudah saya giliran cari pelanggan atau cari perempuan.

Kalau ada pesanan di Surabaya dari Semarang, teman saya telepon saya suruh nyiapin. Begitu juga sebaliknya," terangnya.

Kehebatan Mami Lisa dalam memasarkan cewek berakhir di tangan Unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya.

Mami Lisa dan dua mucikari lainnya ditangkap.

Kedua mucikari yang juga ditahan di Mapolres Surabaya adalah Kusmanto (39) asal Semarang, Jateng dan Dewi Kumala (44) warga Wiyung, Surabaya.

Terbongkarnya prostitusi yang dijajakan lewat media sosial setelah polisi melakukan penyelidikan dan undercover buy untuk memastikan praktik tersebut benar-benar ada.

Polisi saat menunjukkan foto korban dan tiga mucikari yang ditetapkan sebagai tersangka
Polisi saat menunjukkan foto korban dan tiga mucikari yang ditetapkan sebagai tersangka (Firman Rachmanuddin/Surya)

Pasalnya, tawaran lewat grup facebook itu banyak direspons oleh banyak kalangan.

Tawaran yang dilakukan oleh Mami Lisa juga lewat WhatsApp (WA) grup.

Tentunya tidak semua orang bisa masuk untuk bergabung.

Syarat utamanya, pengelola baru bisa memasukkan ke grup setelah konsumen mengajak keluar dua kali anak buahnya.

"Pengelola grup WhatsApp ini tersangka LS.

Anggota yang bisa masuk menjadi member, minimal sudah dua kali transaksi dengan mucikari ini," kata Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sudamiran didampingi Kanit Jatanras AKP Iwan Hari Purwanto, Selasa (14/4/2020).

Dalam aksinya, Lisa dan dua mucikari lainnya saling berkomunikasi.

Mulai dari penyiapan cewek hingga siapa yang mengajak dan lokasinya mana.

"Anak buah mereka sudah tersebar dimana-mana.

Misalnya, ada orang Semarang, Surabaya atau Jakarta butuh layanan, sudah ada.

Tinggal kontak tersangka dan spesifikasi yang diminta seperti apa," terangnya.

Tersangka juga bisa menyediakan perempuan untuk melayani satu laki-laki dengan dua atau tiga perempuan dalam sekali permainan.

Tarif yang ditentukan tentu beda dengan layanan biasa.

"Kalau layanan dua sampai tiga cewek Rp 10 juta - Rp 25 juta," tambahnya.

Dari hasil kerja anak buahnya itu, tersangka Lisa, Kusmanto dan Dewi Kumala memotong sebesar 10 hingga 20 persen, tergantung kesepakatan.

Dari ketiga tersangka yang dijerat Pasal 2 UU RI Nomor 21 Tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang, penyidik menemukan 600 nama dan foto perempuan. Nama dan foto itu disimpan di ponsel ketiga tersangka.

"Dari 600 foto anak buah tersangka, menonjolkan pose tertentu. Ya tujuannya agar konsumen tergiur," ujar AKP Iwan.

Dari penyelidikan dan pengakuan tersangka, dari 600 perempuan memiliki latar belakang profesi berbeda.

"Ada yang pekerja kantor, SPG freelance, dan mahasiswi. Mereka itu tersebar mulai dari Surabaya, Semarang, Jakarta dan kota lain di Indonesia," tandas Iwan. (Firman Rachmanudin)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Via WhatsApp (WA), Mami Lisa Kendalikan Ratusan Mahasiswi Panggilan Mulai Surabaya hingga Bandung,

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas