Duh, Hanya 7 Orang Warga Blitar yang Dapatkan Kartu Prakerja
Hanya sekitar sembilan jenis pelatihan. Model pelatihannya juga mirip dengan konten di YouTube.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BLITAR - Program Kartu Prakerja di gelombang pertama dikeluhkan oleh warga Kota Blitar.
Selain websitenya lelet, sulit akses, sehingga sulit mendaftar.
Hingga saat ini, di Kota Blitar baru ada 7 orang yang lolos dan mendapat program.
Kepala Dinas Penanaman Modal Tenaga Kerja dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kota Blitar, Suharyono dari 60 pendaftar Kartu Prakerja gelombang pertama di Kota Blitar, hanya tujuh orang yang dinyatakan lolos mendapat program itu.
Menurutnya, banyak warga yang tidak lolos pendaftaran Kartu Prakerja karena ketidaktahuan soal program pelatihan yang dipilih.
"Program pelatihan yang disediakan kurang jelas, tidak nyambung dengan yang dibutuhkan masyarakat di daerah.
Baca: Bacaan Niat Puasa Ramadan 2020/1441 H, Lengkap dengan Syarat Berpuasa hingga Hikmahnya
Baca: Rashford Rindu Umpan Panjang Paul Scholes dan Wayne Rooney
Baca: Tips Membuat Ikan Goreng Jadi Makin Krispi, Ternyata Gampang Banget!
Baca: Selamatkan Petani Jagung Dari Ijon, Mentan SYL: KUR Solusinya
Misalnya, ada yang daftar pilih materi kursus bisnis jajan rumahan, tapi mitranya dari pintaria, kan tidak nyambung. Akhirnya tidak lolos," kata Suharyono, Senin (20/4/2020).
Selain itu, kata Suharyono, jenis pelatihan yang disediakan di Program Kartu Prakerja juga tidak terlalu banyak.
Hanya sekitar sembilan jenis pelatihan. Model pelatihannya juga mirip dengan konten di YouTube.
"Kalau seperti itu, mereka belajar sendiri di internet bisa," ujarnya.
Dikatakannya, jenis pelatihan yang banyak justru di sistem informasi ketenagakerjaan (Sisnaker) milik Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker).
Ada 1.041 jenis pelatihan yang disediakan di Sisnaker.
"Mitra pelatihan di Sisnaker juga ada yang dari daerah. Misalnya di Kota Blitar ada CV Senditama yang menjadi mitra pelatihan Kemenaker. Seharunya mereka masuk program pelatihan di Kemenaker," katanya.
Tak hanya itu, menurut Suharyono, warga juga kesulitan mengakses website pendaftaran Program Kartu Prakerja.