Gubernur Bali Yakin Daerahnya Mampu Jadi yang Pertama Bebas Covid-19, Ini Strateginya, Bukan PSBB
Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, meski tanpa pembatasan sosial berskala besar (PSBB), pihaknya mampu menekan laju penyebaran Covid-19.
Editor: Asytari Fauziah
TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, meski tanpa pembatasan sosial berskala besar (PSBB), pihaknya mampu menekan laju penyebaran Covid-19.
Koster menjelaskan, salah satu cara yang dilakukan adalah menerapkan arahan Presiden Joko Widodo ditambah sejumlah kebijakan lokal.
Fokus penanganan Covid-19 di Bali yakni dengan menahan laju pertambahan pasien positif.
• 6 Kabar Baik Terbaru Penanganan Wabah Corona di Indonesia, 14 Provinsi Tak Ada Penambahan Kasus Baru
Untuk mendisiplinkan masyarakat, Pemprov Bali menjadikan desa adat sebagai pilar utama.
Begitu muncul kasus pertama di Bali, pihaknya langsung mengeluarkan keputusan bersama Majelis Desa Adat dan Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) untuk membentuk satgas berbasis desa adat.
"Desa adat kami jadikan pilar utama untuk mendisiplinkan masyarakat, melalui hukum adat, agar masyarakat tertib dan disiplin dan untuk mengendalikan pergerakan masyarakat,” kata Koster dalam Rapat Terbatas (Ratas) Evaluasi Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan Jokowi melalui video conference, Selasa (12/5/2020).
Koster mengatakan, mereka bekerja siang malam dengan membentuk posko gotong royong di semua desa adat.
Hal ini untuk mengendalikan keluar-masuk masyarakat di lingkungan desa adat masing-masing.
Koster menjelaskan, saat ini ada dua kegiatan utama penanganan Covid-19 yang dilakukan di desa adat, yakni secara niskala dan sekala.
Niskala yakni kaitannya dengan ritual keagamaan sesuai dengan kepercayaan dan kearifan lokal masyarakat Bali.