UPDATE Perundungan Bocah Penjual Jalangkote: Pelaku Tak Kuat Di-bully, Korban Sempat Dilarang Jualan
Akun Facebook Firdaus terus aktif dan tetap mengunggah status-status setiap jamnya meskipun tengah diproses hukum di markas Polres Pangkep.
Penulis: Nuryanti
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Polisi menetapkan pelaku perundungan bocah penjual Jalangkote di Pangkep, Sulawesi Selatan, sebagai tersangka.
Pelaku bernama Firdaus itu mengaku melakukan perundungan terhadap korban berinisial R (12) dengan motif bercanda.
Melalui laman Facebook bernama Andi Putra Yusuf, Firdaus mengaku bersalah dan meminta maaf.
Selain pelaku, ibu korban mengungkapkan fakta terbaru soal anaknya.
Berikut informasi terbaru terkait bocah penjual jalangkote, yang Tribunnews.com rangkum:
Pelaku Minta Jangan Di-bully Lagi
Dikutip dari kompas.tv, Firdaus memohon maaf kepada seluruh masyarakat.
Ia mengaku khilaf, dan minta agar tak di-bully lagi atas perbuatannya kepada R.
“Semua Manusia mempunyai Kesalahan dan Kekhilafan. Semoga Semua Masyarakat Indonesia Bisa Memaafkan Perbuatan Saya.
Tolong Jangan Bully Saya Lagi, Saya Sudah Tidak Kuat Tuhan," tulisnya, Senin (18/5/2020).
Baca: Bocah Penjual Jalangkote Dapat Beasiswa Rp 500 Ribu per Bulan dan Motor Listrik dari Gubernur Sulsel
Baca: Dituding Lakukan Pelecehan, Pengasuh Ini Hamil Hasil Berhubungan dengan Bocah 13 Tahun yang Dia Asuh
Baca: Kebaikan Bocah Penjual Jalangkote Diungkap Ibu, Tutupi Soal Perundungan, Tak Ingin Keluarga Sedih
Setelah beberapa jam, dua status yang diunggah tersebut telah dihapus.
Selanjutnya, dia kembali mengunggah foto dirinya memukul korban dan menulis status “Yang baca monyet” pada Senin (18/5/2020) malam.
Akun Facebook Firdaus terus aktif dan tetap mengunggah status-status setiap jamnya meskipun tengah diproses hukum di markas Polres Pangkep.
Curhatan Ibu Korban
Ibu R yakni Dahlia, mengaku anaknya memang sering mendapat perundungan saat berjualan jalangkote.
“Memang anakku sering diganggu. Mungkin karena keadaannya dia gemuk dan gemas, jadi sering diganggu."
"Anakku tidak pernah mengalami tindakan kekerasan, selain yang terjadi kemarin (Minggu, 17/5/2020),” ungkapnya, dikutip dari Kompas.com, Rabu (20/5/2020).
Meski dirinya sudah melarang berjualan, R tetap berkeliling menjajakan jalangkote.
“Saya biasa dengar info dari orang-orang, bahwa R kembali diganggu."
"Bahkan saya sudah larang dia pergi menjual, tapi dia tetap mau pergi jualan,” katanya.
Baca: 8 Pelaku Perundungan Bocah Penjual Jalangkote Ngaku Cuma Iseng, Kini Terancam 3,5 Tahun Penjara
Baca: KPAI Dukung Polisi Proses Hukum Pelaku Bullying Terhadap Bocah Penjual Jalangkote di Pangkep
Baca: Kisah di Balik Bocah Penjual Jalangkote Dipukul hingga Tersungkur, Sering Dibully : Dia Tetap Sabar
Dahlia baru tahu kasus perundungan yang menimpa anaknya ini setelah diberitahu nenek R dan tetangga yang melaporkannya.
“Saya teriak-teriak, tapi saya tidak sanggup melihat sepenuhnya video tersebut."
"Saya saja tidak pernah pelakukan seperti itu anakku, kenapa orang tega memperlakukan demikian. Kasihannya anakku, sambil saya menangis,” jelasnya.
Diberitakan TribunMakassar, Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Irman "None" Yasin Limpo, mengutuk keras perundungan tersebut.
"Saya mengutuk sekeras-kerasnya tindakan bullying terhadap seorang penjual jalangkote ini. Kasihan sekali ini anak," ujarnya, Senin (18/5/2020).
Baca: Bocah 6 Tahun Sediakan Makanan Gratis untuk Ratusan Warga di Tengah Pandemi Corona
Baca: Penyesalan NF Bunuh Bocah Tak Bersalah karena Marah, Curhat Ingin Minta Maaf hingga Sekolah Lagi
Baca: Sosok Bocah Penjual Jalangkote yang Di-bully, Ambil Rp 2 Ribu Hasil Jualan, Sisanya untuk Popok Adik
Dirinya mengutus relawan None Peduli, untuk memberikan bantuan beasiswa pendidikan kepada RL.
"Pak None siap membantu RL untuk menyelesaikan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi lagi."
"Dan semoga tindakan bullying seperti ini tidak terjadi lagi," kata Fajrin, relawan None Peduli.
(Tribunnews.com, TribunMakassar.com/Saldy Irawan, Kompas.com/Kontributor Makassar, Hendra Cipto)