Waspadalah! Duit Palsu Rp 200 Juta Sudah Beredar di Gresik, Jaringan Pemalsunya Sudah Diekuk
Personel Polres Gresik berhasil membongkar jaringan pengedar uang palsu (upal) di Gresik Jawa Timur.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, GRESIK - Personel Polres Gresik berhasil membongkar jaringan pengedar uang palsu (upal) di Gresik Jawa Timur.
Namun kawanan penjahat itu sudah telanjur mengedarkan sebanyak Rp 200 upal di Gresik.
Peredaran uang palsu terungkap setelah Polres Gresik menangkap Cahyo Widodo (49), sang produsen yang memiliki anak buah di beberapa daerah.
Polisi menyita Rp. 62.337.000, dengan rincian uang palsu Rp. 58 juta dan uang asli sebesar Rp. 4.337.000.
Berikut fakta-fakta yang terungkap:
1. Belajar dari medsos
Ternyata, Cahyo Widodo yang berasal dari Kediri ini telah memproduksi uang palsu sejak 2016.
Warga Dusun Bulusari Selatan RT 09/RW 03 Dusun Bulusari Selatan, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri belajar membuat uang palsu dari media sosial (medsos).
"Belajar dari media sosial. Sejak 2019 sudah produksi uang palsu Rp 200 juta dan sudah diedarkan," ucap, Kapolres Gresik, AKBP Arief Fitrianto, Selasa (16/6/2020).
2. Punya 3 anak buah
Baca: Ada Gerhana Matahari Cincin 21 Juni, Indonesia Hanya Bisa Lihat Gerhana Matahari Sebagian
Baca: PPDB Online SMA di Jakarta 2020 di ppdb.jakarta.go.id, Berikut Tutorial Pendaftarannya
Baca: Ngidam dan Bersikap Aneh! Ruben Onsu Curiga Sarwendah Hamil Sampai Paksa Jalani Test Pack, Ternyata
Baca: Frekuensi Buang Air Kecil yang Menurun Saat Hamil Bisa Jadi Tanda Preeklampsia, Apa Itu?
Cahyo yang merupakan mahasiswa jurusan Kesenian yang belum lulus ini memiliki anak buah.
Total ada tiga orang yang dipekerjakannya untuk mengedarkan uang palsu.
Uang dengan pecahan yang dicetak adalah Rp 100 ribu untuk diedarkan ke masyarakat.
"Uang dibelanjakan untuk bahan pokok. Belanja uang palsu dan kembalian uang asli," terangnya.
3. Terungkap berkat mie instan
Penangkapan Cahyo Widodo ini hasil pengembangan dari Arief Aryunanda Sukarno yang membeli mie instan, rokok dan air mineral di sebuah toko di daerah Desa Cangkir, Kecamatan Driyorejo, Gresik dengan uang Rp 100 ribu palsu.
Usai ditangkap Korps Bhayangkara, tersangka mendapati uang dari ayahnya.
Kemudian didapati uang tersebut dari Eko Sukarno di kosnya berada di Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo dan diamankan Rp 13 juta dengan pecahan Rp 100 ribu.
Petugas juga mengamankan Nazamuddin Arief (48) di daerah Madiun di Desa Pucanganom RT46/RW 05, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun dengan uang Rp 14 juta dengan pecahan Rp 100 ribu dan Mobil Toyota Innova.
Setelah itu, Cahyo Widodo ditangkap bersama dengan alat cetak dan uang sebesar uang sebesar Rp 12 juta dengan pecahan Rp. 100.000, palsu dan mobil Toyota Rush.
"Total uang palsu dan uang asli dari hasil kembalian yang disita oleh Petugas Kepolisan Polres Gresik dari masing-Masing tersangka sebesar Rp. 62.337.000. Rinciannya uang palsu Rp. 58 juta dan uang asli Rp. 4.337.000," jelasnya.
Keempat tersangka dijerat dengan pasal 36 Ayat 3 Juncto Pasal 26 Ayat 3 Atau Pasal 36 Ayat 2 Juncto Pasal 26 Ayat 2 Atau Pasal 36 Ayat 1 Juncto Pasal 26 Ayat 1 UURI No. 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang dan Pasal 244 KUHP Atau 245 KUHP dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.
4. Juga diedarkan Jawa Tengah dan Jakarta
Peredaran uang palsu ini tidak hanya beredar di Jawa Timur aja namun sudah masuk di Jawa tengah dan Jakarta.
Kepala Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah Kanwil Bank Indonesia (BI) Jawa Timur, Abrar mengatakan kedepannya bekerja sama dengan aparat penegak hukum dan Kejaksaan, untuk menekan adanya peredaran uang palsu yang beredar di masyarakat.
"Kedepannya juga kita bisa menerapkan 3 D Dilihat, Diraba dan Diterawang agar masyarakat tahu mana uang palsu dan uang asli," pungkasnya. (Willy Abraham)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul AWAS Rp 200 Juta Uang Palsu Beredar di Gresik dan Sekitarnya, Pelaku Belajar di Medsos, Ini Modusnya