IDI Jatim Minta PSBB di Surabaya Raya Tidak Dilanjutkan, Ini Alasannya
PSBB adalah kepatuhan dan kedisiplinan masyarakat untuk menggalakkan protokol kesehatan.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Meski angka kasus Covid-19 terus naik terutama di Kota Surabaya, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur menilai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya Raya tidak perlu dilanjutkan.
Yang lebih penting daripada PSBB adalah kepatuhan dan kedisiplinan masyarakat untuk menggalakkan protokol kesehatan.
Kedisiplinan mulai dari menggunakan masker, cuci tangan, menjaga jarak, dan tidak berkerumun.
"Jadi menurut saya yang paling penting adalah kedisiplinan masyarakat.
Walaupun ada PSBB tapi masyarakat tidak disiplin protokol kesehatan ya sama saja," kata Ketua IDI Jatim, Sutrisno, Sabtu (20/6/2020).
Dari evaluasi yang dilakukan epidemiolog, kepolisian dan kalangan independen menunjukkan kedisiplinan masyarakat masih sangat rendah.
Baca: Selama Masa PSBB Transisi, Hanya Warga Jakarta yang Boleh Liburan ke Ancol
Baca: Kronologi Ketua RT Tewas Dibunuh Warganya, Pelaku Kesal Sering Ditegur karena Berkumpul di Masa PSBB
Baca: Pekan Kedua PSBB Transisi, KCI Sebut Pengguna KRL Semakin Tertib dan Disiplin Protokol Kesehatan
"Hal itulah yang bikin kasus ini terus naik mendekati Jakarta. Bahkan kematian lebih tinggi daripada Jakarta," lanjutnya.
Selain pendisiplinan protokol kesehatan, Sutrisno juga meminta pemerintah daerah untuk lebih masif melakukan test, baik rapid test maupun tes PCR (Polymerase Chain Reaction).
"Kuratif dan perawatannya juga harus bagus, serta tracing (penelusuran) yang efisien dan tepat.
Dengan itu nanti baru bisa mengatasi angka kasus yang terus naik. Jadi bukan PSBB nya," lanjutnya.
Pemerintah daerah, lanjut Sutrisno juga harus memaksimalkan peran kampung tangguh yang menurutnya akan sangat efektif untuk mengedukasi masyarakat jika digerakkan secara optimal.
"Gerakkan dari unit terkecil, mulai RT RW dan kampung, kalau bisa diefektifkan saya yakin berhasil.
Para tokoh lokal mau berani fokus kepada warganya, mendisiplinkan warga dan melarang orang luar keluar masuk dengan bebas terutama pada jam malam dan melarang kumpul-kumpul," ucapnya.
Yang tak kalah penting, menurut Sutrisno adalah pengawasan pada masyarakat yang sedang melakukan isolasi mandiri.
"Isolasi mandiri harus betul-betul diawasi dan kalau perlu juga dibantu kebutuhan hidupnya.
Jadi Kampung tangguh ini menurut saya harus diutamakan untuk penerapan disiplin protokol Kesehatan," pungkasnya. (Sofyan Arif Candra Sakti)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul IDI Jatim Anggap PSBB di Surabaya Tak Perlu Diterapkan Lagi