FAKTA Keluarga Pasien Aniaya Tenaga Medis: Tak Puas dengan Penanganan RS, Akui Lakukan Pemukulan
JO, seorang tenaga medis di RSUD dr Haulussy Ambon diduga menjadi korban penganiayaan yang dilakukan sejumlah keluarga pasien Covid-19.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - JO, seorang tenaga medis di RSUD dr Haulussy Ambon diduga menjadi korban penganiayaan yang dilakukan sejumlah keluarga pasien Covid-19 di rumah sakit itu.
Peristiwa malang yang menimpa JO itu terjadi setelah korban membawa jenazah Covid-19 dari ruang isolasi menuju kamar jenazah, Jumat (26/6/2020).
Keluarga Lapor Polisi
Tak terima dengan perlakuan keluarga pasien, keluarga korban lantas melaporkan kejadian itu ke Polresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease.
Pelaporan itu dibenarkan oleh Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease, AKP Gilang Prasetya.
"Iya, kasus itu benar. Keluarga telah melaporkan ke polisi, jadi sudah ada laporan dan saat ini sedang didalami," kata Gilang, seperti dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com.
Terkait hal itu, Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku, Kasrul Selang juga membenarkan informasi mengenai dugaan penganiayaan terhadap tenaga medis di RSUD Ambon.
"Iya benar, sementara diproses oleh pihak kepolisian," terang Kasrul.
Baca: Viral Kisah Tenaga Medis di Ambon Diduga Dianiaya Keluarga Jenazah Pasien Corona
Polisi Periksa Tiga Saksi
Terkait dengan insiden itu, polisi telah memeriksa tiga orang saksi.
Gilang mengatakan, tiga orang saksi yang diperiksa itu hanya dimintai keterangan.
"Saksinya baru datang dan saat ini sedang diperiksa, ada tiga orang ya yang kita periksa saat ini," terang Gilang, seperti dilansir dari Kompas.com.
Alasan Keluarga Ambil Paksa Jenazah
Mengutip dari Kompas.com, AK yang merupakan anak pasien mengatakan, pihak keluarga terpaksa mencegat ambulans dan mengambil paksa jenazah ayahnya karena tidak puas dengan penanganan di RSUD dr Haulussy Ambon.
"Ayah saya diperlakukan di rumah sakit tidak manusiawi, penanganannya kacau dan itu yang membuat keluarga tidak terima," ujar AK.
Baca: Ambulans Dihadang di Ambon, Jenazah Corona Diambil Paksa, 8 Orang Jadi Tersangka
AK mengungkapkan, puncak kemarahan keluarga terjadi saat salah satu pasien Covid-19 yang dirawat bersebelahan dengan ayahnya memberi tahu sesuatu.
Pasien lain itu mengatakan kepada keluarga, bahwa sebelum pasien HK meninggal dunia, pasien terus mengeluh lapar dan meminta makanan.
Namun, berdasarkan keterangan pasien itu, tidak ada tenaga medis yang datang menyediakan makanan.
"Ada salah satu pasien yang bilang kepada kita di rumah sakit, kalau malam sebelum Bapak meninggal dunia itu, almarhum mengeluh lapar dan meminta makanan, tapi tidak diberikan. Itu yang membuat marah keluarga," terang AK.
Baca: Ambil Paksa Jenazah Pasien Covid-19 dan Pukul Tenaga Medis, Pihak Keluarga Beri Penjelasan
Tak hanya itu, AK mengatakan, saat pasien HK meninggal dunia, jenazah hanya dibiarkan dalam kondisi memprihatinkan.
"Ada bercak-bercak darah di bagian mulut almarhum dan dibiarkan begitu saja."
"Itu juga yang bikin keluarga tidak terima, sehingga memutuskan untuk mengambil jenazah secara paksa dari ambulans," terangnya.
Akui Lakukan Pemukulan kepada Tenaga Medis
AK mengakui bahwa telah terjadi penganiayaan yang dilakukan pihak keluarga terhadap salah satu tenaga medis di rumah sakit tersebut.
Meski begitu, AK menjelaskan bahwa pemukulan dilakukan oleh dua saudara perempuannya.
"Kalau soal itu memang saya tidak bisa membantah, bahwa kejadian itu benar terjadi," ungkap AK.
AK menegaskan, tidak benar apabila ada informasi yang menyebutkan bahwa tenaga medis itu dipukul oleh orang dalam jumlah banyak.
Baca: Viral Tenaga Medis Diduga Dianiaya Keluarga Pasien Corona, Adu Mulut saat Korban Persiapkan Jenazah
"Tapi bukan dilakukan oleh massa, sat itu kita ada 5 orang datang, lalu adik perempuan saya yang terbawa emosi memang memukuli perawat itu."
"Tapi bukan di kepala, tapi di tangan. Saya sendiri yang melerai dan meminta adik saya tidak melakukan itu," terangnya.
AK mengatakan, adiknya itu kesal dan memukuli perawat tersebut setelah mendengar pengakuan dari salah satu pasien bahwa ayahnya mengeluh lapar sebelum meninggal dunia.
"Jadi karena Bapak saya tidak diperlakukan baik, tidak diurus di kamar jenazah dengan baik."
"Adik saya marah di situ, lalu pukul tangan perawat itu, lalu dia tarik APD sampai sobek, dia tidak tendang, saya ada di situ," paparnya.
Baca: Insentif Untuk Tenaga Medis Rp 24,22 Miliar Akhirnya Clair
Siap Berikan Keterangan ke Polisi
Terkait dengan insiden ini, AK mengaku telah mendapat surat panggilan dari pihak kepolisian.
Dia pun siap memberikan keterangan yang sebenarnya di hadapan polisi.
"Sudah ada surat panggilan dari polisi dan saya siap memberikan keterangan," ucap dia.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Kompas.com/Rahmat Rahman Patty)