Demo BLT di Mandailing Natal Rusuh: Tuntut Kades Mundur, Mobil Dibakar, Ini Kronologinya
Aksi protes penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) Covid-19 berujung kerusuhan di Desa Mompang Julu, Kecamatan Panyabungan Utara, Kabupaten Madina.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Aksi protes penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) Covid-19 berujung kerusuhan di Desa Mompang Julu, Kecamatan Panyabungan Utara, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Sumatera Utara, Senin (29/6/2020).
Sebanyak dua mobil menjadi korban amukan massa yang memprotes penyaluran BLT yang tidak transparan.
Selain membakar mobil, massa yang mengamuk juga sempat memblokade jalan lintas Sumatera.
Kronologi
Kabid Humas Polda Sumatera Utara (Sumut), Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, kericuhan itu dilatari adanya warga yang tidak mendapat BLT terdampak covid-19.
BLT tersebut merupakan bantuan yang diberikan bersumber dari dana desa.
Massa yang tidak menerima BLT itu lantas marah dan menuntut Kepala Desa (Kades) Mompang Julu untuk mundur dari jabatannya.
"Jadi masyarakat melakukan unjuk rasa dengan tuntutan meminta Kades Mompang Julu, untuk turun. Karena ada masyarakat yang tidak mendapat bantuan tersebut," kata Tatan, Senin (29/6/2020) malam, seperti dilansir Tribun Medan.
Baca: Protes BLT Tak Transparan, Warga Bakar Mobil Wakapolres Mandailing Natal dan Tuntut Kades Mundur
Massa menduga ada praktik KKN dalam penyaluran BLT Dana Desa terdampak covid-19.
"Jadi mereka meminta klarifikasi dan informasi dari Kepala Desa Mompang Julu Bapak Hendri Hasibuan tentang Dana Desa Anggaran TA 2018-2020," jelas Tatan.
Dalam orasinya, massa juga meminta Bupati Madina untuk mencabut SK Kepala Desa Mompang Julu.
Aksi protes itu berlangsung sejak Senin (29/6/2020) pagi sekitar pukul 10.30 WIB.
Laporan Tribun Medan, diperkirakan ada sekitar 320 orang yang hadir dalam aksi itu dan memadati Jalan Linas Sumatera Medan-Padang, tepatnya di Desa Mompang Jalu.
Massa memblokade jalan lintas sumatera yang berjarak 500 meter dari Mapolres Mandailing Natal yang berakibat terhentinya arus lalu lintas.
Baca: Demo Massa HMI di Gedung Gubernur Maluku Berakhir Ricuh
Massa Bakar Mobil
Aksi blokasi jalan berlangsung hingga sore hari menjelang malam.
Massa diminta untuk membubarkan diri dan membuka blokade jalan.
"Negosiasi antara massa pemblokir jalan dilakukan untuk dapat membuka akses jalinsum dan akan memproses tuntutan massa pendemo tentang transparansi penyaluran BLT DD oleh kepala desa selambat-lambatnya 5 hari," terang Tatan.
Namun, massa enggan menuruti permintaan aparat yang berjaga dan malah bertindak anarkis.
Massa melakukan penyerangan terhadap personil TNI dan Polri dengan melempar kayu dan batu.
Kerusuhan pecah sekitar pukul 17.30 WIB yang berujung pembakaran mobil dan satu sepeda motor.
Massa membakar mobil milik Wakapolres Mandailing Natal serta satu mobil sedan milik warga juga sempat dibakar.
Baca: Suasana Mencekam Aksi Tuntut Kepala Desa Lengser, Massa Kalap Sampai Bakar Mobil Wakapolres Madina
Personel Brimob Diterjunkan
Masih dari sumber yang sama, aksi protes menuntut kepala desa untuk mundur itu terjadi hingga petang.
Untuk mengamankan situasi, personel dari Brimob Polda Sumut diturunkan untuk pengamanan aksi yang mulai anakis.
Personel gabungan mengambil langkah persuasif dan berkomunikasi dengan perwakilan warga untuk meredakan situasi.
Hingga pukul 22.00 WIB, personel gabungan masih melakukan pengamanan di lokasi kejadian.
Massa juga masih terkonsentrasi di titik kumpul awal aksi protes.
“Dari kejadian ini enam anggota Polres Madina mengalami luka lemparan batu dan saat ini mendapat perawatan di RSUD Panyabungan,” kata Tatan.
(Tribunnews.com/Tio, TribunMedan.com/Sofyan Akbar/Fadli Taradifa)