Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bocah Aceh Timur Jadi Korban Penyiraman Air Panas oleh Ibu Kandung, Korban Alami Trauma

Korban mengalami luka serius di punggung, bahu dan dada sebelah kiri dan kini enggan tinggal bersama ibunya

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Bocah Aceh Timur Jadi Korban Penyiraman Air Panas oleh Ibu Kandung, Korban Alami Trauma
Dokumen Polres Aceh Timur
Kondisi bocah perempuan usia 13 tahun asal Desa Bantayan, Kecamatan Simpang Ulim, Aceh Timur, yang disiram air panas oleh ibu kandungnya 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia Seni Hendri

TRIBUNNEWS.COM, ACEH - NH (13), bocah perempuan asal Desa Bantayan, Kecamatan Simpang Ulim, Aceh Timur jadi kornan penyiraman air panas yang dilakukan ibu kandungnya. 

Korban mengalami luka serius di bagian punggung, bahu dan dada sebelah kirinya. 

Bocah itu pun kini tak berani lagi pulang ke rumah untuk tinggal bersama ibunya bernama Nur (31) itu. 

Kapolres Aceh Timur AKBP Eko Widiantoro melalui Kasubag Humas AKP Muhammad Nawawi menyampaikan hal ini kepada Serambinews.com, Kamis (9/7/2020). 

“Korban mengalami luka serius di punggung, bahu dan dada sebelah kiri akibat disiram air panas oleh ibu kandungnya sendiri sekitar bulan Juni lalu,” ungkap AKP Muhammad. 

AKP Muhammad Nawawi mengatakan terungkapnya kasus penganiayaan anak oleh ibu kandungnya ini bermula laporan masyarakat Desa Bantayan. 

Berita Rekomendasi

Warga memperoleh informasi NH mengalami luka bakar serius di bagian punggung sebelah kiri akibat disiram air panas oleh ibu kandungnya.

Warga menduga anak tersebut sengaja dianiaya oleh ibu kandungnya.

Baca: Dokter Tegaskan Minum dan Mandi Air Panas Tidak Bisa Matikan Covid-19

Pasalnya, selama ini warga sering mendengar korban sering mengalami penganiayaan dan kekerasan saat ibunya marah.

Kanit Reskrim Simpang Ulim beserta Anggota Opsnal Polres Aceh Timur, yang menerima laporan ini bersama perangkat gampong langsung mendatangi rumah korban. 

Tujuannya untuk mengecek kebenaran informasi tersebut.

Saat tiba di rumah itu, petugas langsung mengecek korban dan benar di bagian punggung sebelah kiri, bahu dan dada korban mengalami luka serius.

Saat ditanya petugas, korban menceritakan awal kejadian korban disiram air panas oleh ibunya.

Waktu itu sekitar Juni 2020 lalu, dia sedang bermain di samping rumah, kemudian dipanggil oleh ibunya.

Kemudian korban mendatangi ibunya melalui pintu belakang rumah, saat korban menghampiri ibunya, korban tersiram air panas.

“Menurut pengakuannya ia juga sering dipukul oleh ibu kandungnya sendiri saat ibunya marah,” ungkap AKP Muhammad Nawawi.

Baca: Remaja Aceh Jadi Korban Pengeroyokan yang Dilakukan Ayah Kandung dan Ibu Tiri

Kemudian, petugas dan perangkat desa mengamankan bocah perempuan itu ke rumah keuchik Rabu (8/7/2020) kemarin.

Selanjutnya Rabu sore datang paman korban melihat kondisi keponakannya, korban juga bercerita bahwa ia disiram air panas oleh ibunya.

Oleh karena itu, paman korban keberatan atas perlakuan ibu kandungnya,

"Pamannya keberatan atas perlakuan ibu bocah ini, sehingga pamannya melaporkan kejadian tersebut ke Polres Aceh Timur Kamis 9 Juli 2020,” ungkap AKP Nawawi.

Keuchik Desa Bantayan Murdani mengatakan, hingga saat ini anak tersebut masih diamankan di rumah keluarga keuchik.

Berdasarkan kesepakatan perangkat desa anak tersebut untuk sementara tidak dizinkan kembali ke rumah ibu kandungnya.

Selanjutnya, anak tersebut akan diserahkan ke Dinas Sosial untuk penanganan lebih lanjut.

Baca: Penggalangan Dana Dinas Sosial Osaka, Para Mahasiswi di Jepang Lomba Adu Cepat Makan Maki Sushi

Anak tersebut jelas Murdani, adalah anak pertama Nur bersama suami pertama.

Kini Nur telah menikah lagi dan memiliki tiga anak dan sedang mengandung anak keempat. 

Sedangkan korban tinggal bersama ibu kandung dan ayah tirinya itu. 

Sehari–hari ayah tirinya itu bekerja mencari kepiting dan ibunya sebagai ibu rumah tangga.

Secara ekonomi keluarga ini memang keluarga miskin, tetapi secara psikologis ibunya sehat.

Tetapi kurang akrab dengan warga, selain itu rumah mereka juga terpisah dengan rumah warga lainnya.

Sebelum diamankan perangkat desa, ternyata pengakuan korban, ia juga sering mengalami berbagai kekerasang dari ibunya.

Keuchik mengatakan, anak tersebut mengalami trauma atas perlakuan ibunya, tapi tidak sampai mengalami cacat fisik dari penganiayaan ibunya itu.

“Dia tampak senang diamankan dari rumah ibunnya. Tapi dia trauma setiap suara sepmor dipikirnya ibunya datang menjemput.

Ia memohon agar tidak dipulangkan kepada ibunya, sangat kasihan kita melihat kondisinya,” ungkap Murdani.

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Bocah Usia 13 Tahun Disiram Air Panas oleh Ibu Kandungnya, Tak Berani Lagi Pulang ke Rumah 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas