Gunung Merapi Kembali Bergejolak, Status Waspada
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta melaporkan terjadinya
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Aktivitas Gunung Merapi kembali menjadi sorotan.
Salah satu gunung paling aktif tersebut kembali mengalami guguran pada Rabu (15/7/2020) malam tadi, pukul 18.29 WIB dan 19.13 WIB.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta melaporkan terjadinya guguran yang menimbulkan suara bermeuruh.
"Terdengar cukup keras 2 kali guguran dari Pos Babadan pada pukul 18.29 WIB dengan durasi 86 detik dan pukul 19.13 WIB dengan durasi 87 detik," tulis BPPTKG dalam laporan resmi pengamatan Gunung Merapi periode Rabu (15/7/2020) pukul 18.00-24.00 WIB.
Baca: Runtuhnya Geger Boyo saat Gunung Merapi Meletus 2006 Bisa Terulang
Sebelumnya, Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida, menjelaskan lokasi pasti terjadinya guguran belum terlihat karena kendala cuaca.
Secara visual guguran tidak terlihat sama sekali dari setiap pos pemantauan Gunung Merapi.
Adapun pada periode Rabu (15/7/2020) pukul 18.00-24.00 WIB, BPPTKG mencatat Gunung Merapi mengalami cuaca berawan, angin bertiup lemah ke arah barat.
Baca: Gunung Merapi Memasuki Fase Intrusi Baru, Belum Ada Bahaya Tapi Harus Tetap Waspada
Suhu udara 14-21 °C, kelembaban udara 33-90 persen, dan tekanan udara 568-688 mmHg.
Secara visual, gunung jelas, kabut 0-I, kabut 0-II, hingga kabut 0-III. Sedangkan, asap kawah tidak teramati.
Selain itu, Gunung Merapi mengalami beberapa aktivitas kegempaan.
Di antaranya, gempa guguran sebanyak 2 kali dengan amplitudo 60-70 mm dan durasi 86-87 detik, gempa hembusan sebanyak 2 kali dengan amplitudo 2 mm dan durasi 12-17 detik.
Baca: Gunung Merapi Erupsi, Delapan Desa di Magelang Hujan Abu, Sleman Tidak Terdampak
Di samping itu, gempa hybrid/fase banyak sebanyak 4 kali dengan amplitudo 2-30 mm, S-P 0.4-0.5 detik, dan durasi 5-10 detik; gempa vulkanik dangkal sebanyak 3 kali dengan amplitudo 45-55 mm dan durasi 9-10 detik; serta gempa tektonik jauh sebanyak 1 kali dengan amplitudo 7 mm, S-P 5.6 detik, dan durasi 42 detik.
Sementara itu, pada periode pengamatan keesokannya, Kamis (16/7/2020) pukul 00.00-06.00 WIB tidak terjadi aktivitas kegempaan apa pun pada Gunung Merapi.
Hingga saat ini tingkat aktivitas Gunung Merapi Level II (waspada).
Potensi ancaman bahaya saat ini berupa luncuran awan panas dari runtuhnya kubah lava dan jatuhan material vulkanik dari letusan eksplosif.
Area dalam radius 3 km dari puncak Gunung Merapi dilarang ada aktivitas manusia. (Maruti Asmaul Husna)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Gunung Merapi Alami Dua Kali Gempa Guguran pada Rabu Malam, Ini Penjelasan BPPTKG Yogyakarta