Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sadar Dilecehkan Pelaku Fetish Kain Jarik, Kenapa Korban Tak Lapor Polisi?

SW mengaku jadi korban pelaku fetish kain jarik berinisial G. Mereka sama-sama mahasiswa angkatan 2015 di Universitas Airlangga.

Editor: Willem Jonata
zoom-in Sadar Dilecehkan Pelaku Fetish Kain Jarik, Kenapa Korban Tak Lapor Polisi?
Twitter.com/@m_fikris
Sebuah utas yang menceritakan penyimpangan seksual fetish kain jarik dari lelaki bernama 'Gilang' viral di jagat maya. 

TRIBUNNEWS.COM - SW mengaku jadi korban pelaku fetish kain jarik berinisial G. Mereka sama-sama mahasiswa angkatan 2015 di Universitas Airlangga.

Kepada SURYA.CO.ID, korban SW mengatakan sempat trauma atas yang dialaminya.

Dulu, setelah kejadian, SW sempat menanyakan yang dilakukan oleh G kepadanya. Di situ, kemudian G mengakui perbuatannya.

"Waktu itu Gilang ngaku dan minta maaf," kata SW.

Baca: Korban Seangkatan Pelaku Fetish Kain Jarik Menduga Diperdayai Pakai Obat Tidur

Namun, korban SW tidak melaporkan kejadian yang dialaminya ke pihak berwajib. 

Ia beralasan kala itu minim pengetahuan yang jelas tentang sexual harrashment.

Sebuah utas yang menceritakan penyimpangan seksual fetish kain jarik dari lelaki bernama 'Gilang' viral di jagat maya.
Sebuah utas yang menceritakan penyimpangan seksual fetish kain jarik dari lelaki bernama 'Gilang' viral di jagat maya. (Twitter.com/@m_fikris)
Berita Rekomendasi

"Dulu saya menganggap ini sebagai kecelakaan, walaupun memang sebenarnya disengaja. Saat minta maaf, Gilang juga kelihatan nyesek. Tapi saya sudah nggak peduli," katanya.

Setelah kejadian itu, korban SW mengaku sempat merasa trauma. Apalagi, hampir setiap hari ia harus bertemu dengan Gilang.

"Sempat sedih, down. Apalagi sehari, dua hari setelah kejadian, pasti ingat. Apalagi kami satu angkatan, tiap hari ketemu. Menjelang ospek jurusan, otomatis mau nggak mau ketemu soalnya kumpul satu angkatan," katanya.

Baca: Fetish Kain Jarik Viral di Media Sosial, Siber Polda Jatim Turun Tangan

Baca: Kelakuan Nyeleneh Pelaku Fetish Kain Jarik, Pernah Tepergok Warga Berbuat Asusila hingga Diarak

Saat melakukan aksinya, korban SW mengatakan tidak mengalami kejadian sama persis dengan cerita yang saat ini viral.

Korban Fetish Gilang Capai Puluhan, Psikolog: Nama 'Unair' Cukup Jadi Latar Belakang Dipercaya Orang.
Korban Fetish Gilang Capai Puluhan, Psikolog: Nama 'Unair' Cukup Jadi Latar Belakang Dipercaya Orang. (Kolase twitter.com/m_fikris dan instagram/exploreunair)

"Kalau sekarang kan dibungkus kayak lontong gitu, dulu saya enggak. Cuman ditutup kain. Waktu itu saya nggak berkutik, nggak bisa ngapa-ngapain. Buat melawan nggak bisa. Kemungkinan karena air minum yang dikasih ke saya sudah dicampur sampai obat tidur," korban SW mengatakan.

Berharap Segera Ada Tindakan

Sebagai salah satu korban Gilang, SW berharap pelaku mendapatkan sanki yang tegas.

"Karena udah banyak banget yang speak up. Saya merasa ini sudah waktunya untuk dimajukan ke jalur hukum. Saya juga bakal kooperatif, baik sebagai saksi maupun korban," katanya.

Ia juga berharap para korban bisa mendapatkan pendampingan dari psikolog.

"Soalnya saya pernah baca bahwa korban bisa kemungkinan menjadi pelaku untuk melampiaskan kekesalan. Jadi, para korban butuh difasilitasi dan diakomodasi," tandasnya.

Unair buka hotline

tribunnews
Rektorat Unair (Kompas.com)

Kasus pelecehan fetish kain jarik yang dilakukan mahasiswa berinisial G, membuat pihak kampus Universitas Airlangga mengambil langkah cepat. 

Unair membuka layanan pengaduan (hotline) yang siap menampung laporan korban atau pihak yang pernah mendapatkan perlakuan serupa dari G. 

Pembukaan hotline ini diungkapkan Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unair, Prof. Diah Ariani Arimbi dalam rilis resmi yang diterima surya.co.id, Kamis (30/7/2020). 

'Korban atau para pihak yang pernah mendapat perlakuan serupa dari pelaku diharapkan bisa
segera melapor ke hotline/email resmi Fakultas Ilmu Budaya dan/atau HELP CENTER Universitas
Airlangga (081615507016, helpcenter.airlangga@gmail.com) dan jika merasa perlu dipersilahkan
mengambil tindakan hukum," jelas Diah Ariani dalam rilisnya.  

Fakultas Ilmu Budaya juga menyediakan layanan konseling kepada para korban dan identitas
korban akan terjamin kerahasiaannya.

Terkait alasan yang bersangkutan melakukan dugaan tindakan pelecehan seksual dengan alasan
penelitian, Diah memastikan bahwa penelitian di FIB tidak pernah ada yang mengarah pada pelecehan seksual atau praktik-praktik yang merendahkan martabat kemanusiaan.

"FIB senantiasa berkomitmen untuk menentang segala praktik kekerasan seksual, kekerasan fisik, perundungan, baik yang bersifat fisik maupun verbal," tegas Diah yang mengaku saat ini tengah melakukan investigasi kasus ini. 

Diah mengaku sudah menghubungi pelaku (mahasiswa yang bersangkutan) untuk mengonfirmasi hal ini, namun H belum bisa dihubungi. 

Pihaknya juga sudah menghubungi orangtua terduga pelaku, tetapi belum bisa terhubung. 

Diah memastikan tidak akan melindungi siapapun sivitas akademika yang melakukan pelanggaran etika berperilaku di kampus apalagi pelanggaran pidana.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Para Korban Gilang 'Fetish Bungkus Jarik' Mulai Angkat Bicara, Sempat Trauma Saat Ketemu Pelaku

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas