Risma Sebut Surabaya Zona Hijau, Pakar Epidemiologi Mempertanyakan Data yang Digunakan
Pakar Epidemiologi Unair mempertanyakan klaim Tri Risma yang menyatakan Surabaya sudah masuk zona hijau penyebaran Covid-19.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Klaim Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, yang menyatakan Surabaya sudah zona hijau dibantah oleh Pakar Epidemiologi Unair, Windhu Purnomo.
Windhu Purnomo mempertanyakan data yang digunakan Tri Risma sehingga dapat menyimpulkan Surabaya sudah masuk zona hijau.
Menurutnya, kasus Covid-19 di Surabaya masih bertambah setiap hari berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota dan Provinsi.
"Kita tidak tahu Ibu Wali Kota ini menggunakan data mana, karena dari data yang ada dari Dinas Kesehatan Kota dan Provinsi dilaporkan ke pusat kami analisis dari hari ke hari dan Surabaya belumlah kalau hijau, karena kalau kita lihat saja kasus baru masih terus ada," ujarnya dilansir YouTube Kompas TV, Selasa (4/8/2020).
Ia menambahkan, kasus Covid-19 di Surabaya penambahannya tidak setajam dahulu, tapi kurvanya belum turun.
"Memang tidak tajam meningkat seperti dulu. Situasinya flat tinggi. Kita menunggu apakah akan turun, kalau akan turun berarti ini puncak," imbuhnya.
Baca: Bawa Surabaya dari Zona Merah ke Zona Hijau, Tri Rismaharini Ungkap Rahasianya
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menjelaskan jika keputusan suatu daerah dikatakan zona hijau, zona kuning atau zona merah adalah kewenangan Gugus Tugas Pusat.
"Ini zona hijau bukan Kabupaten, Kota atau Provinsi. Zona itu tiap Selasa akan diumumkan oleh Gugus Tugas Pusat," ungkapnya.
Ia juga mengapsesiasi kinerja tenaga kesehatan di Jawa Timur karena angka kesembuhan pasien Covid-19 tinggi.
"Kerja keras para nakes, para relawan juga rumah sakit sudah menghasilkan kesembuhan pasien yang luar biasa, tapi tetap harus waspada bahwa tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan," imbuhnya.
Sebelumnya Risma mengungkapkan Kota Surabaya sudah menjadi zona hijau penularan Covid-19.
Hal ini ia ungkapkan saat menggelar video conference bersama pedagang dan perwakilan masyarakat Kecamatan Gunung Anyar, Sabtu (1/8/2020).
"Kondisi Surabaya sudah hijau, artinya penularannya kita sudah rendah lalu yang sembuh sudah banyak," ujarnya, dilansir TribunJatim.
Risma mengatakan, saat ini kondisi Kota Surabaya disebut sudah lebih baik dari sebelumnya.
Dia mengaku hal itu berdasarkan data dari Kemenkes.
Menurut data tersebut, wilayah Kota Surabaya tingkat penularannya sudah menurun dengan kesembuhan yang kian meningkat.
Dalam komunikasi virtual itu, Risma memang membahas penurunan penyebaran Covid-19 di Kota Surabaya, khususnya kawasan Gunung Anyar.
Dia mengungkapkan, terkait pemblokiran lokal yang dilakukan di Jalan Rungkut Menanggal, jalan tersebut kini sudah dibuka untuk akses ke luar kota.
Baca: Pasien Covid-19 Nekat Loncat dari Lantai 6 RS di Surabaya Hingga Tewas, Diduga Depresi
Hal itu dilakukab agar warga yang memiliki usaha dapat kembali aktif dengan tetap menjalankan protokol kesehatan secara disiplin.
Namun, Risma meminta warga di sana untuk lebih disiplin protokol kesehatan.
Kemudian, Risma juga mengaku bakal mengembangkan protokol kesehatan yang sudah ada di berbagai sektor.
Lebih lanjut dalam komunikasi virtual itu, Risma meminta agar warga mengoptimalkan peran Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo untuk menekan angka penyebaran.
Risma juga berpesan, camat serta jajaran di kecamatan untuk terus melakukan pendampingan dan pemantauan.
Selain itu, harus saling mengingatkan satu sama lain. Risma juga berpesan agar masyarakat lebih disiplin terhadap protokol kesehatan.
“Apalagi sudah ada Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo dijaga jaraknya kalau ada pembeli yang tidak menggunakan masker boleh tidak dilayani,” paparnya.
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJatim.com/Yusron Naufal Putra)