Jerinx Minta Maaf, Sebut Pernyataannya di Medsos Bentuk Akumulasi Empati Terhadap IDI
"Saya tidak punya niat ingin menghancurkan perasaan kawan-kawan di IDI. Jadi ini 100 persen sebuah kritikan," kata Jerinx," katanya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Penabuh drum Superman Is Dead, I Gede Ari Astina memenuhi panggilan Polda Bali.
Pria yang memiliki nama panggung Jerinx itu diperiksa terkait dugaan pencemaran nama baik, yang menyebut "Ikatan Dokter Indonesia (IDI) kacung WHO".
Baca: Mengaku Tak Bermaksud Buruk, Jerinx Sebut Postingannya Soal IDI Sebatas Kritikan
Setelah diperiksa, Jerinx menyampaikan permintaan maafnya kepada IDI.
Permintaan maaf ini ia sampaikan untuk berempati kepada kawan-kawan yang bertugas menangani Covid-19.
Jerinx menegaskan, dirinya hanya bermaksud menyampaikan kritik kepada IDI.
Bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan menyuarakan aspirasi banyak masyarakat menengah ke bawah.
"Saya memang benar minta maaf sebagai bentuk empati saya kepada kawan-kawan IDI, karena saya ingin menegaskan sekali lagi, saya tidak punya kebencian, saya tidak punya niat ingin menghancurkan perasaan kawan-kawan di IDI. Jadi ini 100 persen sebuah kritikan," kata Jerinx saat ditemui di Mapolda Bali, Kamis (6/8/2020)
Jauh sebelum mengunggah konten yang saat ini dipersoalkan oleh IDI, Jerinx mengaku banyak membaca berita-berita di media massa maupun media sosial mengenai banyaknya masyarakat yang dipersulit oleh prosedur rapid test.
"Sampai ada meninggal tidak ditangani serius, jadi itu akumulatif dari sebelum saya unggah. Belum lagi ada laporan-laporan dari netizen itu kalau dikumpulkan sejak pandemi ini mungkin jumlahnya sudah ribuan laporan masuk ke dm IG saya," ungkap Jerinx
Menurut Jerinx, prosedur rapid test seolah-olah dipaksakan oleh pemerintah, khususnya rumah sakit dan dokter.
Itu sebabnya, unggahannya di Instagram adalah sebagai bentuk pertanyaan kepada IDI agar IDI bersikap.
"Yang membuat saya nulis itu, adalah akumulasi perasaan empati saya, kasihan saya kepada rakyat soal prosedur rapid, sementara rapid itu tidak akurat. Itu diperkuat oleh pernyataan banyak ahli. Dan perhimpunan rumah sakit Indonesia April lalu sudah mengeluarkan surat edaran bahwa melarang kewajiban rapid test sebagai syarat layanan kesehatan. Jadi sebenarnya RS sudah ada regulasi untuk rakyat yang dipaksa rapid. Tapi fakta di lapangan berbeda," ucap Jerinx
Seperti diberitakan, Jerinx SID memenuhi panggilan Polda Bali atas laporan dari IDI.
Baca: Siapkan Data, Jerinx SID Merasa Benar, Sebut Kritiknya Terhadap IDI Tak Bermaksud Buruk
Jerink datang ke Polda Bali bersama pengacaranya, I Wayan Gendo Suardana dan dua rekan lawyer lainnya.
Ia mengaku sudah menyiapkan data-data dan dokumen termasuk fakta-fakta yang memperkuat narasinya selama ini.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul: Bentuk Empati terhadap Tenaga Medis, Jerinx Akhirnya Minta Maaf ke IDI