Geluti Bisnis Lobster, Pengusaha di Sulsel Berpenghasilan Rp 70 Juta per Hari
Syarifuddin adalah pengusaha asal Dusun Gallea, Desa Biangkeke, Kecamatan Pajukukang, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Pengusaha bernama Syarifuddin menekuni bisnis lobster hingga meraup untung puluhan juta rupiah sehari.
Syarifuddin adalah pengusaha asal Dusun Gallea, Desa Biangkeke, Kecamatan Pajukukang, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.
Ia mengaku keuntungan fantastis itu didapat lantaran lobster yang ia jual berkualitas tinggi, apalagi lobster mutiara yang banyak peminatnya.
"Kalau penghasilannya Rp 50 juta sampai Rp 70 juta per hari," kata Syarifuddin, saat ditemui TribunBantaeng.com, Minggu, (9/8/2020).
Ia menjelaskan, dalam sehari pesanan yang dikirim sebanyak 100 hingga 150 ekor, dengan harga Rp 500 ribu per kilogram untuk lobster mutiara.
Selain Makassar, wilayah pasarnya sudah menjangkau Jakarta.
Baca: Viral Wanita Bawa Makanan untuk Kekasih, Justru Berakhir Pergoki Banyak Chat dengan Wanita Lain
Tak hanya itu, peluang ekspor lobster mutiara dari Kabupaten Bantaeng ke luar negeri sudah terbuka.
"Awalnya saya jual di Makassar sekitar 10 tahun kemudian kebetulan ada kenalan di Jakarta saya jual disana juga kurang lebih 10 tahun, sekarang sudah terbuka peluang ekspor ke Hongkong," ujarnya.
Akan tetapi, lagi-lagi peluang itu terhambat dengan adanya penyebaran wabah Virus Corona atau Covid-19.
Selain Hongkong, kata dia, sudah ada permintaan dari Singapura, hanya saja harganya belum cocok sehingga belum ada kesepakatan.
"Kita diimbau pemerintah untuk ekspor ke Hongkong, ternyata terbit perizinannya terhalang oleh Corona nanti tunggu Covid-19 berhenti baru kita bisa ekspor. Ini ada permintaan dari Singapura tapi harga belum cocok," jelasnya.
Menurut Syarifuddin, selain melakukan pembibitan lobster mutiara, ia juga menjadi pengepul.
Baca: Ibu di Kupang Lahirkan 3 Bayi Kembar dan Suami Menghilang, Kini Seorang Diri Besarkan 6 Anak
Beberapa wilayah di Sulawesi Selatan sudah menjadi langganannya yang setiap hari bisa membawa puluhan kilogram lobster.
Akan tetapi, lobster mutiara hanya sedikit yang bisa dibawa kebanyakan lobster jenis lain.
"Karena pasokan lobster mutiara saya banyak jadi saya angkat nama Bantaeng, dari Bantaeng banyak disuka di luar karena langsung dari alam. Bantaeng memang banyak menghasilkan Lobster mutiara, kalau daerah lain kebanyakan lobster Bambu," jelasnya.
Lebih lanjut Syafaruddin mengatakan, usaha yang dijalaninya saat ini merupakan usaha yang dikembangkan secara mandiri.
Barulah beberapa waktu lalu Anggota Komisi IV, DPR RI Azikin Solthan datang untuk meninjau usahanya itu.
Menurutnya, Azikin Solthan menginginkan Kabupaten Bantaeng menjadi sentra budidaya lobster mutiara di Sulawesi Selatan.
"Selama 20 tahun saya jalani ini usaha baru pak Azikin yang datang meninjau. Dia mau disini jadi pusat budidaya lobster mutiara," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, Anggota Komisi IV DPR RI, Azikin Solthan meninjau usaha benih lobster di Kampung Gallea, Desa Biangkeke, Kecamatan Pajukukang, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.
"Lobster mutiara bibitnya jarang ditemui di Indonesia dan ternyata ada di Kabupaten Bantaeng," kata Azikin Solthan kepada TribunBantaeng.com, Selasa (4/8/2020).
Dengan potensi budidaya lobster mutiara yang sangat bisa dikembangkan, ia mendorong dan berjanji bakal membantu Bantaeng untuk menjadi sentra pembibitan lobster.
"Saya sebagai anggota DPR akan memberikan dukungan agar Bantaeng bisa menjadi sentra pengembangan bibit lobster di selatan di Sulawesi Selatan," tuturnya.
Ia menilai Bantaeng bisa jadi sentra pembibitan lobster karena ukuran lobster yang besar apabila dibandingkan dengan daerah lain.
Seluruh tempat pembibitan lobster di wilayah Indonesia yang pernah ia kunjungi termasuk Nusa Tenggara Barat, hanya di Bantaeng ia menjumpai Lobster Mutiara yang mempunyai kualitas tinggi.
"Saya keliling seluruh Indonesia melakukan kunjungan kerja terhadap pembibitan lobster di Indonesia termasuk di Nusa Tenggara Barat (NTB), tapi yang ada di Bantaeng itu sangat luar biasa," jelasnya.
Untuk itu ia bakal membantu pengembangan lobster mutiara di Bantaeng, melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan.
"Itu saya perintahkan daerah agar perusahaan pembibitan lobster diusulkan ke pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan," tuturnya. (Tribun Timur/Achmad Nasution)
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Orang Bantaeng Ini Berpenghasilan Rp 70 Juta Sehari