Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jenazah Siswi Mendadak Hidup Lagi di Jatim, Ini Pernyataan Dokter

Heboh dengan peristiwa siswi SD, SMW (12) di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur hidup lagi saat jenazahnya

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Jenazah Siswi Mendadak Hidup Lagi di Jatim, Ini Pernyataan Dokter
NST
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM -- Heboh dengan peristiwa siswi SD, SMW (12) di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur hidup lagi saat jenazahnya dimandikan.

Setelah ramai menjadi perbincangan masyarakat, sebaiknya kita merujuk kepada ilmu medis terkait tanda kematian.

dr Lovira Ladieska dari RSUD Cilegon mengatakan, ada beberapa hal yang perlu dikritisi tentang kematian SMW yang sempat jadi heboh.

Namun, sebelum mendapat penjelasan dari dr Lovira, sebaiknya Anda mendapat informasi kasus tersebut.

Sebelumnya, warga Desa Lumbang Kuning, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur dihebohkan oleh jenazah seorang siswi SD yang sempat hidup lagi saat dimandikan.

Baca: Jenazah Bocah Bangun Lagi di Probolinggo, Berkedip saat Dimandikan, Ini Kronologinya

Menurut polisi berdasar keterangan warga, jasad SMW (12) sempat membuka mata dan berkedip.

Namun, satu jam setelah itu, dia meninggal dunia.

Berita Rekomendasi

"Terjadi peristiwa mengejutkan.

Ketika jenazah SMW dimandikan, keluarga terkejut melihat korban membuka mata, berkedip, atau hidup lagi," kata Kapolsek Lumbang AKP M Dugel saat dihubungi, Selasa (18/8/2020).

Pihak keluarga segera memanggil petugas medis dari Puskesmas Lumbang untuk memastikan kondisi SMW.

Berdasar pemeriksaan medis, detak jantung SMW sulit terdeteksi dan tekanan darahnya hanya 60.

Dia sempat diberi bantuan oksigen untuk bernapas karena kondisinya sangat lemah.

Setelah satu jam berlalu, SMW pingsan.

Baca: Mata Jenazah Siswi SD itu Mendadak Terbuka Saat Dimandikan, Berikut Kronologinya

Pengecekan ulang menyatakan SMW meninggal dunia.

"Jenazah sekira jam 09.00 WIB sudah dimakamkan oleh pihak keluarga di tempat pemakaman umum terdekat Desa Lumbang Kuning," ucap Dugel.

3 tanda kematian

dr Lovira Ladieska dari RSUD Cilegon pun mengkritisi pemberitaan tentang kematian SMW.

"Di pemberitaan tidak diberitahukan apakah pasien memang dinyatakan meninggal sesuai dengan tanda-tanda kematian," kata Lovira dihubungi Kompas.com (grup SURYA.co.id), Rabu (19/8/2020).

Dalam dunia medis, dokter atau petugas medis dapat menyatakan kematian seseorang bila memenuhi ketiga tanda berikut:

1. Nadi tidak teraba

2. Napas sudah tidak ada

3. Refleks pupil pada mata sudah tidak bereaksi

"Apabila ketiga tanda tersebut memang ada pada pasien, baru kita (dokter) bisa menyatakan pasien itu meninggal," ujar Lovira.

Baca: Santet Tak Mempan, Bos Roti asal Taiwan Dibunuh, Pelaku Rencanakan di 4 Lokasi, Jenazah Dibuang

Dia menegaskan, bila hanya satu tanda kematian di atas yang dialami pasien, maka dia tidak boleh dinyatakan meninggal.

"Pada pasien yang tadi di artikel itu, kita enggak tahu (apakah) memang sudah dinyatakan meninggal dengan tiga tanda tersebut," katanya.

"Jadi yang perlu dikritisi itu satu, apakah pasien sudah benar-benar dinyatakan meninggal atau tidak.

Karena apabila cuma hanya ada satu dari ketiga tanda yang tadi saya sebut, itu tidak bisa pasien dibilang meninggal," tegasnya.

Lovira mengatakan, ini sama halnya dengan pasien koma.

Pasien koma bisa tidak sadar dalam waktu yang lama, karena ada sedikit dari bagian otak yang tidak aktif.

Kendati pasien koma tidak sadarkan diri, tenaga medis tidak bisa menyebut pasien koma meninggal dunia.

"Ada pasien koma yang (pupil) matanya tidak bereaksi, tapi pernapasan dan jantungnya masih ada.

Itu kita enggak bisa sebut pasien meninggal," jelasnya.

"Jadi ketiga tanda itu yang harus ditekankan untuk menyatakan pasien meninggal."

Apakah ada kejadian di rumah sakit, pasien meninggal kemudian hidup lagi?

Di dunia medis, ada beberapa kasus di mana pasien mengalami Return of Spontaneous Circulation Intraoperatif (ROSC).

ROSC adalah kembalinya aktivitas jantung perfusi berkelanjutan terkait dengan upaya pernapasan yang signifikan setelah henti jantung.

Lovira menjelaskan, pasien yang mengalami henti jantung, aliran darahnya sudah tidak bisa mengalir ke seluruh tubuh.

Ketika henti jantung berhenti, dokter bisa mengupayakan kembali dengan melakukan pijit jantung atau menggunakan aliran listrik dengan kejut jantung.

"Kalau dari dua usaha tersebut denyut jantung sudah tidak bisa kembali, pasien dinyatakan meninggal," ungkapnya.

"Namun ketika usaha kita berhasil, kita sebut dengan ROSC atau kondisi di mana pasien henti jantung mengalami kembalinya teraba nadi selama 10 menit dan berkelanjutan," imbuh Lovira.

SMW menderita diabetes akut

Dari penelusuran Kompas.com (grup SURYA.co.id), SMW sebelum meninggal sempat dilarikan ke RSUD dr Moh Saleh Probolinggo karena alami kejang-kejang, Sabtu (15/8/2020).

Setelah diperiksa dokter, rumah sakit menyatakan SMW menderita penyakit diabetes akut dan sempat rawat inap selama dua hari.

Pada hari Senin (17/8/2020), korban dinyatakan meninggal dunia.

Hal itu dibenarkan oleh Plt Direktur RSUD dr Moh Saleh Kota Probolinggo, dr Abraar Kuddah.

"Pada Senin kemarin yang bersangkutan meninggal dunia.

Benar, sempat dirawat di RSUD dan kemudian meninggal dunia," kata Abraar.

Abraar menjelaskan, saat pertama kali tiba di rumah sakit, kondisi SMW sudah kritis.

Korban diketahui mengalami sesak napas, diabetes, dan komplikasi lainnya. (Kompas/Surya)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ramai Gadis 12 Tahun Hidup Lagi Saat Dimandikan, Begini Kata Dokter"

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas