TKW Tulungagung di Arab Saudi Ini Harus Bayar 4000 Riyal ke Majikan Biar Diizinkan Pulang
Dengan gaji yang diterima saat ini lebih baik bekerja di Indonesia namun terkendala kelengkapan dokumen yang banyak dipalsukan
Editor: Eko Sutriyanto
Dengan kondisinya saat ini, DK berharap bisa lekas pulang.
Sebab menurutnya, dengan gaji yang diterima saat ini lebih baik bekerja di Indonesia.
Namun ia terkendala kelengkapan dokumen yang banyak dipalsukan, seperti perjanjian kerja (PK) dan visa.
Baca: Pemerintah Beri Waktu Sampai 20 September 2020 Bagi Orang Asing Ajukan Visa Onshore
Visa yang dipegang DK bukan atas nama majikan yang sudah mati enam bulan lalu.
“Jadi majikan beli, istilahnya visa kosong ke orang lain. Kemudian diisi dengan nama saya,” ungkapnya.
Agar bisa pulang, majikan minta tebusan sebesar 4.000 Riyal Saudi.
Uang itu nantinya dipakai untuk denda visa yang sudah mati, dan menerbitkan exit visa.
Majikan tidak mau menanggung biaya itu dan meminta perusahaan pelaksana penempatan yang membayar.
“Majikan ini menunggak transfer dari perusahaan yang ada di Jakarta. Sejak 11 Agustus sampai sekarang belum dibayar,” ucap DK.
Masih menurut DK, ada enam warga Tulungagung yang mengalami nasib serupa.
Dua di antaranya sudah dipindah ke majikan lain, di sebuah toko roti.
Sedangkan DK saat ini bersama dua teman seangkatannya, juga berkumpul dengan satu warga Tulungagung yang empat tahun tidak bisa pulang.
“Kondisinya sama, mau pulang dipersulit sama majikan,” pungkasnya. (David Yohanes/Tribunjatim.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Warga Tulungagung Diduga Jadi Korban Perdagangan Orang di Arab Saudi, Sakit Tidak Bisa Pulang