Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

TKW Tulungagung di Arab Saudi Ini Harus Bayar 4000 Riyal ke Majikan Biar Diizinkan Pulang

Dengan gaji yang diterima saat ini lebih baik bekerja di Indonesia namun terkendala kelengkapan dokumen yang banyak dipalsukan

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in TKW Tulungagung di Arab Saudi Ini Harus Bayar 4000 Riyal ke Majikan Biar Diizinkan Pulang
Tribun Wow
Ilustrasi TKW 

TRIBUNNEWS.COM,  TULUNGAGUNG - DK, warga Ngunut, kabupaten Tulungagung, Jawa Timur sempat dilaporkan Human Tranfficking Watch jadi korban tindak perdagangan orang (TPPO) ke Arab Saudi.

Saat ini kondisi DK kian memprihatinkan.

Dalam kondisi sakit, namun harus terus bekerja.

"Punggung saya rasanya sakit sekali. Kalau buang air besar sering keluar darah," tutur DK, saat dihubungi lewat Whatsapp.

Selama sakit, DK tidak bisa berobat dan  obat yang dijual bebas yang bisa diakses hanya paracetamol.

Sementara jam kerjanya paling pendek 10 jam, namun lebih sering selama 12 jam.

Baca: TKW Hilang di Suriah, Anak Telah Lupa Wajah Sampai Sewa Dukun Agar Cepat Pulang

“Mulai kerja pukul 3 sore, nanti pulangnya pukul 3 pagi. Jadi sudah tidak sesuai dengan janji,” sambung DK.

Berita Rekomendasi

DK dan dua kawannya diberangkatkan pada Januari 2020.

Mereka direkrut oleh seorang sponsor asal Desa Gilang, Kecamatan Ngunut.

Sebelumnya mereka dijanjikan kerja mulai pukul 16.00 waktu setempat, hingga pukul 24.00.

Namun ternyata jam kerja selalu 12 jam tanpa dihitung lembur dan tidak pernah menerima hari libur.

Baca: Pernikahan Dini Terjadi di Lombok Timur, 7 Siswa SMP dan SMA Pilih Nikah karena Lama Libur Sekolah

Padahal sebelumnya DK dan kawan-kawan dijanjikan libur di hari Jumat.

“Janji katanya tipsnya banyak, internet gratis, bahan makanan murah, semuanya bohong,” keluh DK.

Gaji yang diterima sebesar 1300 Riyal Saudi kotor padahal gaji terendah di Arab Saudi adalah 1500 Riyal Saudi.

Dengan kondisinya saat ini, DK berharap bisa lekas pulang.

Sebab menurutnya, dengan gaji yang diterima saat ini lebih baik bekerja di Indonesia.

Namun ia terkendala kelengkapan dokumen yang banyak dipalsukan, seperti perjanjian kerja (PK) dan visa.

Baca: Pemerintah Beri Waktu Sampai 20 September 2020 Bagi Orang Asing Ajukan Visa Onshore

Visa yang dipegang DK bukan atas nama majikan yang sudah mati enam bulan lalu.

“Jadi majikan beli, istilahnya visa kosong ke orang lain. Kemudian diisi dengan nama saya,” ungkapnya.

Agar bisa pulang, majikan minta tebusan sebesar 4.000 Riyal Saudi.

Uang itu nantinya dipakai untuk denda visa yang sudah mati, dan menerbitkan exit visa.

Majikan tidak mau menanggung biaya itu dan meminta perusahaan pelaksana penempatan yang membayar.

“Majikan ini menunggak transfer dari perusahaan yang ada di Jakarta. Sejak 11 Agustus sampai sekarang belum dibayar,” ucap DK.

Masih menurut DK, ada enam warga Tulungagung yang mengalami nasib serupa.

Dua di antaranya sudah dipindah ke majikan lain, di sebuah toko roti.

Sedangkan DK saat ini bersama dua teman seangkatannya, juga berkumpul dengan satu warga Tulungagung yang empat tahun tidak bisa pulang.

“Kondisinya sama, mau pulang dipersulit sama majikan,” pungkasnya. (David Yohanes/Tribunjatim.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Warga Tulungagung Diduga Jadi Korban Perdagangan Orang di Arab Saudi, Sakit Tidak Bisa Pulang

Sumber: Tribun Jatim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas