Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kronologi Bayi Lima Bulan di Bojonegoro Meninggal, Diduga Salah Diberi Obat oleh Bidan Desa

Kejadian ini sudah berlangsung hampir sepekan, tapi baru viral belum lama ini, saat tante sang bayi menumpahkan kekecewaanya melalui twitter.

Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Kronologi Bayi Lima Bulan di Bojonegoro Meninggal, Diduga Salah Diberi Obat oleh Bidan Desa
https://pixabay.com/
Ilustrasi meninggal dunia 

TRIBUNNEWS.COM, BOJONEGORO - Kejadian memilukan dialami seorang bayi perempuan asal Kecamatan Purwosari, Kabupaten Bojonegoro.

Rahma Sheva Kamila yang baru berusia lima bulan mengalami sakit, namun tidak mendapatkan perawatan dengan baik saat datang ke Puskesmas Purwosari.

Mendapat perlakuan tak enak, pihak keluarga terus berusaha mencari tempat berobat lainnya hingga rumah sakit, namun nyawa sang bayi tidak tertolong.

Kejadian ini sudah berlangsung hampir sepekan, tapi baru viral belum lama ini, saat tante sang bayi melalui akun twitternya @AllayyaBie menumpahkan kekecewaannya.

Saat dikonfirmasi kebenaran kabar yang diunggah itu, akun tersebut membenarkan.

"Benar, itu kejadian nyata," kata pemilik akun kemudian dilanjutkan ceritanya, Sabtu (29/8/2020)

Dijelaskannya, Sheva mengalami sakit pada Sabtu (22/8/2020) pagi.

Berita Rekomendasi

Kemudian dibawa ke bidan desa setempat, sekitar pukul 16.00 WIB.

Oleh bidan, Sheva diberi paracetamol dan obat inamid, sebagai orang awam tentang medis, obat itupun diminumkan ke Sheva.

Bukan tambah baik, justru sakitnya makin menjadi, mencret, suhu badan tinggi dan lemas.

Kondisi panik membuatnya bersama kakaknya, ibu dari Sheva ke Puskesmas Purwosari, pukul 21.00 WIB.

Tiba di puskesmas salam pertama kedua tidak dijawab, padahal ada orang di dalam santai, makan, main HP.

Salam berikutnya dijawab oleh perawat "Ada apa bu". Lalu dijawab kakak mau periksakan anak mencret terus. Kemudian perawat bilang "Pulang dulu ya bu, kalau mata cekung, bibir biru, mencret 7 kali lagi".

Baca: Seorang Remaja Aborsi Janin 5 Bulan Dibantu Paman & Bibi, Calon Bayi Dimasukkan Ransel Lalu Dikubur

Mendapat perlakuan tak mengenakkan membuatnya langsung pulang dan membawa Sheva ke PKU Kalitidu, langsung ditangani oleh dokter dan diinfus.

Pukul 00.30 WIB, masuk hari minggu (23/8/2020), sudah pindah kamar.

Panas masih tinggi, masih mencret, namun mata mulai normal dan badannya mulai segar.

"Dokter bilang kalau mata sudah cekung begini bahaya, saya dan kakak hanya bisa berdoa," terangnya.

Kemudian Senin (24/8/2020), pukul 07.35 WIB, dokter memeriksa kondisi Sheva, panasnya 40 derajat dan mengalami sesak nafas, langsung dipakaikan oksigen untuk ke IGD.

Kemudian tiba di RS Aisyiyah sekitar pukul 09.30 WIB, sampai RS baru dikasih tahu dokter kalau obat inamid tidak dianjurkan untuk anak kecil, karena dosis tinggi. Dokter pun juga marah.

Bahkan dikatakannya, obat itu sudah merusak otak, saraf dan pembuluh darah Sheva.

Kondisi Sheva semakin buruk, hingga akhirnya dinyatakan meninggal pukul 12.00 WIB.

Dokter menunduk tanpa menatap.

"Yang saya sayangkan, kenapa saat di puskesmas tidak diterima dengan baik, untuk mengetahui lebih jelas kondisi Sheva," ungkapnya.

Baca: Citra Kirana Lahirkan Bayi Laki-laki, Rezky Aditya Ungkap Perasaan Menjadi Seorang Ayah

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro, Ani Pudjiningrum menyampaikan turut berdukacita.

Ani secara langsung mendatangi rumah keluarga pasien, meminta maaf apabila memang ada pelayanan tenaga kesahatan yang dirasa kurang maksimal.

Keluhan keluarga pasien yang viral di media sosial tentunya akan menjadi evaluasi bagi Dinas Kesehatan dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

"Mewakili Dinas Kesehatan dan Pemkab Bojonegoro, saya minta maaf. Ini sebagai bahan kami untuk berbenah meningkatkan dan memperbaiki pelayanan, mulai bidan praktik swasta, perawat praktik swasta, dokter praktik swasta, puskesmas dan rumah sakit di seluruh jajaran," terangnya.

Pihaknya juga sedang melakukan investigasi untuk memastikan kronologi yang sebenarnya.

Disinggung mengenai adanya salah obat bagi pasien bayi tersebut, dia membantah adanya dugaan pemberian resep obat yang berdosis tinggi oleh bidan yang memeriksanya.

Terkait sikap perawat yang dianggap abai dan lamban merespons, Ani berjanji akan memberikan sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

"Ini kami sedang menyusun kronologinya dan juga untuk membuat langkah-langkah selanjutnya, terkait dugaan obat dosis tinggi belum ke situ dan tidak seperti itu juga," tepis Ani.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Kronologi Insiden Diduga Salah Obat, Bayi Perempuan Berusia 5 Bulan di Bojonegoro Meninggal Dunia

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas