Siswa SMP yang Ditemukan Tewas Dalam Karung Ternyata Dibunuh Lalu Dibuang
Mayat siswa SMP itu ditemukan pertama kali oleh warga pada Rabu (19/8/2020) sekira pukul 11.30 WIB.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Kasus kematian seorang siswa SMP di Kabupaten Deliserdang akhirnya terungkap.
NW (13), ditemukan tak bernyawa dalam kondisi terbungkus karung di aliran Sungai Merah Desa Sei Merah Kecamatan Tanjung Morawa Deliserdang.
Mayat siswa SMP itu ditemukan pertama kali oleh warga pada Rabu (19/8/2020) sekira pukul 11.30 WIB.
Setelah dilakukan penyelidikan, terungkap bahwa NW adalah korban pembunuhan.
Kini, pelaku pembunuhan terhadap NW pun telah diamankan polisi.
Pelaku beridentitas M (26) kini menjalani pemeriksaan di Polresta Deliserdang Minggu, (30/8/2020).
Baca: Fakta Tewasnya Siswa SMP Dalam Karung - Ternyata Dibunuh, Jasadnya Dibuang ke Sungai
Wakasat Reskrim Polresta Deliserdang, AKP Antonius Alexander Putra membenarkan pihaknya telah mengamankan pelaku.
"Dia menyerahkan diri tapi kita jemput. Dia bersembunyi di Madina.
Dari kemarin berangkat dari Madina anggota," ucap Alexander.
Kronologi pembunuhan
Dalam pemeriksaan sementara, motif pembunuhan pelaku ternyata ingin menguasai sepeda motor korban Yamaha Jupiter Z.
AKP Antonius Alexander Putra menjelaskan, sebelum pembunuhan terjadi korban dan pelaku sempat berjumpa.
Diketahui bahwa keduanya memang saling kenal sebelumnya.
Seperti diwartakan Tribun Medan, Pelaku adalah anak dari pimpinan kesenian di Desa Tanjung Sporkis Kecamatan Galang sementara korban ikut dalam paguyupan kesenian tersebut.
"Setelah ketemu di jalan dan kumpul-kumpul mereka ini pergi mau ngambil jagung dan boncengan naik sepeda motor. Saat di TKP (pembuangan mayat) dijeratnya leher korban dan dipukulnya pakai batu kepalanya. Baru dimasukkannya ke goni dibuang di situ (sungai). Motifnya mau mengambil sepeda motornya saja pelaku ini,"ujar Alexander Minggu, (30/8/2020).
Kemudian pelaku membawa kabur motor korban lalu dijual.
"Berdasarkan hasil penyelidikan-penyelidikan kita lah makanya tau juga pelakunya dia. Kita juga sudah bentuk tim. Anggota juga tidak pulang-pulang (untuk menyelidiki). Begitu pelakunya mau menyerahkan diri kita langsung jemput di daerah Madina,"kata Alexander.
Sebelumnya diberitakan, mayat siswa SMP itu ditemukan pertama kali oleh warga yang hendak mengambil pasri sungai pada Rabu (19/8/2020) sekira pukul 11.30 WIB.
Ketika itu, saksi mencium bau busuk dan mencoba mencari sumbernya.
Kemudian saksi terkejut ternyata bau tersebut ternyata berasal dari sesosok mayat.
Awalnya identitas mayat itu belum diketahui.
Setelah polisi melakukan penyelidikan akhirnya terungkap bahwa mayat tersebut adalah siswa SMP, NW berusia 13 tahun.
Identitas korba terungkap berdasarkan sidik jari jenazah dengan mencocokkan sidik jari orang hilang yang dilaporkan warga Kecamatan Deliserdang.
Diketahui, korban merupakan warga Desa Ujung Rambe Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deliserdang.
Korban dilaporkan oleh pihak keluarga menghilang sejak 15 Agustus lalu ke Polsek Galang.
Kasatreskrim Polresta Deliserdang Kompol Muhammad Firdaus menjelaskan bahwa pihaknya masih mendalami kasus penemuan mayat itu.
"Benar identitasnya korban sudah kita ketahui. Kita masih melakukan pendalaman, untuk penyebab kematian menunggu hasil outopsi,"kata Muhammad Firdaus Sabtu, (22/8/2020).
Namun demikian, diduga siswa SMP itu adalah korban pembunuhan.
Pamit Beli Serapan
Dikutip dari laman Tribun Medan, Paman korban, Bob Fahmi menceritakan kalau korban pergi dari rumah pada 15 Agustus lalu.
Saat itu korban pamit dari rumah untuk membeli sarapan.
"Dia tinggal serumah sama saya.
Saat pamit itu dia sama ibunya untuk beli sarapan saja tapi kemudian tidak pulang-pulang lagi,"ucap Bob Fahmi Sabtu, (22/8/2020).
Bob Fahmi yang juga merupakan Kepala Dusun IV Desa Ujung Rambe ini menyebut saat pergi itu keponakannya itu mengendarai sepeda motor Yamaha Jupiter Z.
Sampai sekarang mereka belum mendapatkan informasi akan keberadaan sepeda motor tersebut.
Disebut kasus hilangnya keponakannya itu telah dilaporkan ke Polsek Galang.
"Kami enggak ada lihat tanda-tanda kalau dia punya masalah. Dia masih kelas 2 SMP itu," kata Bob.
Sementara itu Mirawati Saragih, ibunda korban nampak masih belum percaya atas kepergian anaknya.
"Tanggal 15 Agustus itu dia ulang tahun. Umurnya 13 tahunlah. Jadi bangun tidur dia sempat memeluk saya. Saya sempat heran saya bilang kenapa kau memeluk mamak tiba-tiba. Dibilangnya mamak lupa ya, dibilangnya dia ulang tahun," ucap Mirawati.
"Karena mau beli sarapan saja saya kasih dia uang. Setelah beli sarapan sempat balik pulang ke rumah mengembalikan uang kembalian tapi setelah itu pergi lagi dan tidak kembali lagi," sambung Mirawati
Karena sampai sore hari tidak kunjung kembali, saat itu ia dan keluarganya yang lain pun sempat mencari-cari keberadaan korban.
Sudah dicari ke tempat keluarga namun tidak ada. Ditanya ke teman-temannya juga tidak ada yang mengetahui.
Setelahnya ia mendapat kabar dari warga ada penemuan sosok mayat di sungai kawasan Desa Sei Merah Kecamatan Tanjung Morawa.
"Di lihat dari handpone agak ragu awalnya. Tapi dari bajunya sepertinya sama. Saya lihat lihat baju di rumah yang seperti itu juga enggak ada. Cuma saat itu agak besar tubuh anak saya itu," katanya.
Saat malam harinya ia pun dihubungi polisi. Untuk memastikan apakah benar mayat yang ditemukan terikat di dalam karung dan ditemukan di aliran sungai ia pun bersama keluarga bergerak ke rumah sakit Bhayangkara Medan.
Dari beberapa ciri-ciri seperti cincin dan baju kaos yang dipakai barulah ia meyakini kalau memang benar itu adalah anaknya. Keyakinannya semakin diperkuat karena pada bagian rambut anaknya itu ada warna pirang.
(TribunnewsBogor.com/TribunMedan)