KKB yang Beraksi di Intan Jaya Pimpinan Sabinus Waker, Punya 17 Pucuk Senjata Api Hasil Rampasan
Polisi telah mengantongi nama pimpinan KKB yang terus menebar konflik di Intan Jaya. Anggota KKB pimpinan Sabinus Waker tersebut tak begitu banyak.
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Polisi telah mengantongi nama pimpinan KKB yang terus menebar konflik di Intan Jaya.
Anggota KKB pimpinan Sabinus Waker tersebut tak begitu banyak.
Kelompok tersebut memiliki 17 pucuk senjata api hasil rampasan.
Konflik bersenjata di Kabupaten Intan Jaya, Papua, masih terus terjadi dan kelompok kriminal bersenjata ( KKB) terus menebar ancaman di wilayah tersebut.
Bahkan, pada aksi terakhir pada 23 September 2020, KKB sudah berani melakukan kontak senjata di tengah Distrik Sugapa yang merupakan ibu kota dari Intan Jaya.
Kapolda Papua, Irjen Paulus Waterpauw, menyebut, aparat TNI-Polri telah memiliki data mengenai KKB yang beraksi di Intan Jaya.
Nama Sabinus Waker disebut Paulus sebagai pemimpin KKB di Intan Jaya setelah pimpinan sebelumnya, Ayub Waker meninggal dunia pada 13 September 2019 karena sakit.
Paulus mengatakan, aparat sudah mengetahui jumlah anggota KKB di Intan Jaya dan kini menguasai Distrik Hutadipa.
"Mereka sebenarnya tidak banyak, mereka itu sekitar 50-an orang, panglima kodapnya sudah meninggal dunia, yaitu Ayub Waker. Tapi sekarang (Kodap VIII) dikomandoi oleh wakilnya, Sabinus Waker," ujar Paulus, di Jayapura, Kamis (24/9/2020).
Baca: Kontak Senjata TNI-Polri dengan KKB Terjadi Lagi, Dipicu KKB yang Lepaskan Tembakan Lebih Dulu
Baca: Aparat Gabungan TNI-Polri Terlibat Kontak Senjata Dengan KKB di Depan Kantor Bupati Intan Jaya
Baca: KKB Berulang Lagi, Seorang Pendeta di Intan Jaya Tewas Ditembak, Cari Perhatian Jelang Sidang PBB
Tidak hanya jumlah anggota, Paulus menyatakan, aparat keamanan juga telah mengetahui berapa banyak senjata api yang dimiliki kelompok tersebut.
Sebagian besar senjata yang dimiliki KKB berasar dari hasil rampasan anggota TNI-Polri.
"Sabinus Waker itu memiliki kekuatan 50 orang dengan 17 pucuk senjata api yang terdiri dari strayer hasil rampasan pada 2015, kemudian ada rampasan 2019 dan 2020, jumlahnya 17 pucuk," kata Paulus.
Jumlah anggota KKB di Intan Jaya bisa saja bertambah karena saat ini ada beberapa kelompok lain dari kabupaten sekitar sedang berjalan menuju kelompok Sabinus Waker.
Mengenai pernyataan KKB menjadikan Intan Jaya sebagai wilayah perang terbuka dengan TNI-Polri, Paulus menilai itu dikarenakan faktor kondisi geografis.
Menurut dia, kondisi geografis di Intan Jaya umumnya sangat pipih di mana kawasan pemukiman, perkantoran dan jalan seluruhnya diapit oleh pegunungan.
Kondisi tersebut juga berlaku di Sugapa.
"Mereka pilih Intan Jaya karena arealnya cukup sulit untuk kita hadir dalam jumlah yang signifikan. Di situ daerah yang pipih, tebing-tebing, gunung-gunung, jadi sulit," kata Paulus.
Dengan kondisi geografis seperti itu, KKB dengan mudahnya berulah dan melarikan diri.
Ditambah dengan minimnya infrastruktur jaringan telekomunikasi di Intan Jaya yang menbuat koordinasi antar aparat keamanan sulit dilakukan
Paulus menyebut selama 2020, KKB sudah cukup sering berulah di Intan Jaya.
"Di 2020 cukup banyak kejadian di Intan Jaya, ada 17 kejadian, mulai dari 14 Januari sampai 23 September 2020," kata dia.
Dari 17 aksi KKB jumlah korban sebanyak enam orang luka-luka dan 6 orang tewas. Terdapat juga kerugian meteril akibat ulah KKB di Intan Jaya. Setidaknya KKB pernah melakukan pembakaran terhadap 2 eskavator dan 1 warung.
(Kontributor Jayapura, Dhias Suwandi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kapolda Papua Ungkap Kekuatan KKB di Intan Jaya dan Jumlah Senjatanya"