Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Deretan Nelayan Indonesia Pernah Terombang Ambing di Lautan Lepas Sendirian, Ada yang Sampai 80 Hari

Selama 80 hari di lautan bertahan hidup dengan memakan ikan dan memotong papan di rakit menjadi kayu bakar untuk membakar ikan

Penulis: Eko Sutriyanto
zoom-in Deretan Nelayan Indonesia Pernah Terombang Ambing di Lautan Lepas Sendirian, Ada yang Sampai 80 Hari
Tribun Manado
Aldi Novel Adilang (18) warga Wori, Minahasa Utara hanyut saat melaut mencari ikan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belum lama ini media sosial digegerkan dengan adanya video seorang nelayan tua ditemukan usai terombang-ambing di tengah laut selama enam hari.

Tentu saja peristiwa ini cukup jarang namun bisa saja terjadi pada nelayan yang lainnya.

Nah, berikut ini deretan nelayan yang terobang-ambing di lautan dan berhasil selamat.

1. Hamade 6 Hari

Video diunggah akun Facebook Kang Santri pada Jumat, 25 september 2020.

Dalam unggahannya, Kang Santri menuliskan jika nelayan itu berasal dari Kotabaru, Kalimantan Selatan.

"Nelayan dari kota baru ditemukan nelayan Balikpapan terapung apung dilaut lepas karena perahunya pecah dan tenggelam. Semoga selalu Dalam Lindungan Allah SWT " tulis pengungah.

Berita Rekomendasi

Video berdurasi 2 menit 70 detik itu memperlihatkan seorang pria tua yang terapung di tengah laut sendirian.

Ia bertahan kotak berlapis gabus yang biasa digunakan untuk menyimpan ikan.

Sedangkan video itu diambil oleh nelayan yang berada di kapal lain.

"Astaga bapak itu" ucap seorang pria dari kapal.

Kapal ikan itupun mendekati pria yang mengambang di laut tersebut.

"Darimana om darimana? Kota Baru kah?" teriak perekam video.

"Dimana kapalnya?"tanya pria lain.

"Kapalnya tenggelam" jawab bapak tersebut.

Baca: Kisah Undunsyah, Anak Nelayan yang Jadi Bupati & Maju di Pilgub Kaltara 2020, Beberkan Motivasinya

"Sudah lima hari" ucap bapak itu.

"Sini pak sini" ucap pria lain.

Seorang pria dari kapal kemudian melompat ke dalam laut dan menarik kotak itu.

"Sendirian kah om?"ucap perekam video lagi.

"Iya sendirian" jawab pria tua itu.

Pria yang mengenakan baju cokelat dan topi garis hitam putih itupun terlihat lemas.

"Naik dulu makan. Buang aja gabusnya" ucap seorang awak kapal.

Bapak itu kemudian dibawa ke kapal bagian belakang untuk diberi makan.

"Ndak ada sudah ketinggalan gada?"

"Dibelakang dibelakang" teriak awak kapal lainnya.

Dilansir dari Banjarmasin Post, nelayan itu bernama Hamade warga Desa Hilir Muara.

Hamade harus bertahan selama enam hari di datas box ikan dan tidak makan serta minum sama sekali.

Kejadian itu diceritakan Hamade, melalui hubungan telepon putranya Akhmad Boy (29) di Kotabaru.

Baca: Warga Rebut Tubuh Pak RT di Kabupaten Kotabaru dari Mulut Buaya

"Tidak ada makan dan minum selama enam hari," jelas Hamade menjelaskan kepada putranya dengan berbahasa Bugis, Jumat (25/9/2020).

Hamade berangkat melaut dari rumah di Desa Hilir Muara, pada Kamis (17/9/2020) pukul 16.00 Wita.

Saat di perairan Tako Enceng sekitar 30 mil dari daratan Kotabaru, perahu korban mengalami kebocoran pada bagian belakang.

Ia pun berusaha memperbaiki dengan turun menceburkan diri ke laut.

Belum sempat memperbaiki, kapal korban tenggelam.

2. Udin Diman 3 Hari

JAGAD maya sempat dihebohkan dengan video viral penyelamatan seorang nelayan yang hilang di laut selama beberapa hari.

Udin Diman (46), bertahan hidup di tengah-tengah samudera berkat kotak penyimpanan ikan.

Dilansir Sosok.ID dari The Sun, Udin berhasil ditemukan oleh tim penyelamat dari Basarnas di lepas pantai Maluku Utara pada 17 September 2020.

Sebelumnya, pada 14 September 2020, Udin pergi untuk menangkap ikan di laut namun tak kunjung pulang ke rumah.

Setelah 24 jam menghilang tanpa kabar, pihak keluarga pun melapor ke polisi.

Setelah itu, Tim SAR gabungan dikerahkan untuk mencari keberadaan nelayan asal Desa Loleo, Halmahera Tengah itu.

Awalnya Tim SAR gabungan tak berhasil menemukan Udin di tempat ia biasa mencari ikan.

Tapi, dua hari kemudian, Tim SAR mencari lebih jauh dari tempat tersebut.

Saat itu lah, mereka melihat Udin terombang-ambing di lautan dengan menaiki kotak berwarna oranye.

Baca: Ahok Cabut Laporan Pencemaran Nama Baiknya di Polda Metro Jaya, Kuasa Hukum: Tersangka Menyesal

Udin nampak berpegangan pada kotak pendingin yang biasa digunakan untuk menyimpan ikan itu.

Tim SAR gabungan pun langsung mengangkat Udin keluar dari kotak yang hanya muat dinaikai satu orang itu.

Kemudian membantunya naik ke kapal tim penyelamat.

Setelah berhasil diselamatkan, Udin kemudian dilarikan ke rumah sakit karena mengalami kelaparan dan dehidrasi setelah beberapa hari terombang-ambing di lautan.

Udin Diman
Udin Diman ()

Kepala Basarnas Ternate Muhammad Arafah mengatakan: "Kami belum yakin bagaimana dia bisa bertahan hidup tanpa makan dan minum selama tiga hari.

"Tapi dia orang yang beruntung. Kami senang berhasil menemukannya," katanya.Terkait peristiwa itu, Udin mengatakan bahwa semula ia terbawa arus yang kuat.

Karena itu, perahunya terguling dan terbalik.

Beruntung ia berhasil menaiki kotak oranye itu dan bisa bertahan hidup selama tiga hari.

"Saya tak sadar diri berkali-kali karena kelaparan dan tidur sampai tim penyelamat menemukan saya," ujarnya.

Setelah beberapa jam menjalani pemulihan di rumah sakit, nelayan beruntung itu pun pulang dan bertemu kembali dengan keluarganya.

3. Aldi Novel Adilang 49 Hari 

Dibandingkan Hamade maupun Udin Diman, pengalaman terombang ambing di laut lepas tak sedramatis yang dialami Aldi Novel Adilang (18) warga Wori, Minahasa Utara.

Ia berada di dalam di rompong (rumah rakit di lautan) selama 49 hari.

Dilansir Tribun-Video (Grup Tribun-Bali.com) dari rilis resmi KJRI Osaka, Aldi hilang saat bekerja di laut sekitar perairan Ternate pada 14 Juli 2018 lalu.

Aldi bekerja sebagai penjaga lampu di rompong (rumah rakit di lautan) yang berjarak sekitar 125 km dari pesisir utara Manado.

Saat itu angin selatan bertiup kencang menerpa rakit yang ditumpangi Aldi seorang diri.

Rakit Aldi lepas karena gesekan tali yang kuat pada bantalan rakit temannya dan belum sempat terikat pada ponton.

Rakit menjauh kencang karena derasnya arus sementara kapal penangkap ikan dari Pangkalan Dua berusaha menunggu rakit Aldi di rakit yang lain.

Tapi ternyata rakit yang Aldi tumpangi tak lewati titik dimana mereka menunggu.

Selama berhari-hari Aldi terombang-ambing di tengah lautan dan harus bertahan hidup dengan barang-barang yang ada di rakitnya.

Baca: Seharian Tak Pulang, Ayu Kaget Mendapati Putranya Tewas Tergantung di Pohon Manggis

Generator, tabung gas, lampu, radio HT, tenaga surya antena, baju, beras, rempah-rempah, peralatan dapur bahkan Alkitab menjadi sarana Aldi bertahan hidup.

Selama di lautan, Aldi selalu berusaha mencari pertolongan.

Saat kapal melintas, ia selalu berteriak meminta pertolongan, tapi yang ada di atas kapal seakan tak mengubris.

49 hari sudah Aldi hanyut di lautan hingga pada 31 Agustus 2018, ia ditemukan oleh kapal berbendera Panama saat berada di perairan Guam.

Kemudian pada 6 September 2018 kapal yang membawa Aldi bersandar di Jepang.

KJRI Osaka menjemput Aldi di Tokuyama, Prefektur Yamaguchi untuk memastikan kondisinya.

KJRI Osaka mendampingi Aldi hingga mendapat izin kepulangan ke Indonesia dari otoritas imigrasi Jepang.

Pada 8 September akhirnya KJRI Osaka dapat mendampingi Aldi untuk pulang ke Indonesia.

Aldi terbang ke Manado menggunakan pesawat Garuda Indonesia melalui Tokyo.

Kini Aldi telah kembali berkumpul dengan keluarganya di Wori, Minahasa Utara, Sulawesi Utara.

Berikut isi keterangan resmi yang diunggah oleh KJRI Osaka:

KJRI Osaka telah menjemput Aldi pada 6 September 2018 di Tokuyama, Prefektur Yamaguchi, Jepang setelah kapal bersandar untuk memastikan Aldi dalam kondisi yang baik dan selanjutnya mengawal hingga mendapat izin kepulangan ke Indonesia dari otoritas imigrasi Jepang.

Pada 8 September 2018, KJRI Osaka telah mendampingi kepulangan Aldi ke Manado dengan Garuda Indonesia melalui Tokyo. Saat ini Aldi telah berkumpul dengan keluarganya di Wori, Manado, dan dalam keadaan sehat.

KJRI Osaka mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu proses penyelamatan hingga kepulangan Aldi dengan selamat ke Tanah Air.

4.  Stenly Tatoy 80 Hari

Sebenarnya dibandingkan dengan Aldi masih ada nelayan laoin yang berombang ambing di lautan lebih lama yakni 80 hari.

Seorang nelayan asal Pulau Gangga Minahasa Utara, Sulawesi Utara bernama Stenly Tatoy (37) dilaporkan hanyut di laut selama 80 hari.
Seorang nelayan asal Pulau Gangga Minahasa Utara, Sulawesi Utara bernama Stenly Tatoy (37) dilaporkan hanyut di laut selama 80 hari. (Facebook.com/Wasni Bintang)

Stenly diketahui hanyut bersama rakitnya dan terombang-ambing di lautan selama 80 hari dan terdampar hingga Pulau Yap yang masuk negara Micronesia di tengah Samudera Pasifik.

Kepada tribunmanado.co.id, nelayan asal Pulau Gangga Minahasa Utara, Sulawesi Utara  ini sedang melakukan video call dengan sang adik Herdi Tatoy di Restaurant Jumbo tempat Herdi bekerja.

Stenly menuturkan ia hanyut dari tanggal 9 Juli, ia bertahan hidup dengan memakan ikan.

Seperti Aldi Adilang, dia memotong papan di rakit menjadi kayu bakar untuk membakar ikan.

"Kadang saya makan ikan mentah," kata dia.

Stenly menuturkan, ia menghabiskan waktu dengan membaca Alkitab. 

Alkitab dibacanya dari Kejadian hingga wahyu.

"Saya baca sampai habis," kata dia.

Ia diselamatkan oleh seorang nelayan setempat yang baik hati pada 5 Oktober.

Kondisinya sudah kepayahan kala itu.

Baca: Bukannya Tolong Wanita yang Terkapar, 5 Nelayan Ini Bergiliran Perkosa Korban hingga Tewas: Khilaf

Ia sudah mulai berhalusinasi.

"Saya kemudian dirawat di rumah sakit selama empat hari lantas kemudian dirawat di rumah seorang yang baik hati, ia kasih makan dan minum ke saya," kata dia.

Stenly menuturkan ia hanyut dari tanggal 9 Juli, ia bertahan hidup dengan memakan ikan.

Seperti Aldi Adilang, dia memotong papan di rakit menjadi kayu bakar untuk membakar ikan.

"Kadang saya makan ikan mentah," kata dia.

Stenly menuturkan, ia menghabiskan waktu dengan membaca Alkitab. 

Alkitab dibacanya dari Kejadian hingga wahyu.

"Saya baca sampai habis," kata dia.

Ia diselamatkan oleh seorang nelayan setempat yang baik hati pada 5 Oktober.

Kondisinya sudah kepayahan kala itu. Ia sudah mulai berhalusinasi.

"Saya kemudian dirawat di rumah sakit selama empat hari lantas kemudian dirawat di rumah seorang yang baik hati, ia kasih makan dan minum ke saya," kata dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas