Polisi Buru Pelaku Pembunuhan ASN Kejari Labuhanbatu, Diduga Ada Lebih dari 10 Orang
Polisi terus mengejar para pelaku pembunuhan ASN Kejari Labuhanbatu Taufik Hidayat (39) yang disebutkan ada lebih dari 10 orang.
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM- Polisi terus mengejar para pelaku pembunuhan ASN Kejari Labuhanbatu Taufik Hidayat (39) yang disebutkan ada lebih dari 10 orang.
Hal ini disampaikan Kapolsek Percut Sei Tuan AKP Ricky Pripurna Atmaja saat dikonfirmasi Tribun Medan, Selasa (6/10/2020).
"Langkah selanjutnya melakukan pengejaran terhadap tersangka lainnya. Terduga pelakunya ada lebih dari 10," ungkapnya.
Ia menyebutkan bahwa untuk mengungkap kasus ini, pihaknya masih akan memanggil para saksi untuk kembali melakukan pendalaman.
"Masih belum begitu terang benderang, Kita juga akan panggil lagi saksi-saksi lagi masih dilakukan pendalaman," ungkap Ricky.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa hingga saat ini masih satu pelaku yang diamankan.
"Pelaku masih satu yang ditahan berinisal S warga Percut Sei Tuan," ungkapnya.
Hasil autopsi Kasus kematian ASN Labuhanbatu Taufik Hidayat (39) ditemukan tanda-tanda adanya kekerasan.
Taufik yang merupakan warga Jalan Karya Bakti Lingkungan VIII, Kelurahan Indra Kasih, Kecamatan Tembung ini ditemukan tewas di parit kotoran hewan di Jalan Perbatasan Dusun II, Desa Bandar Setia, Kecamatan Percut Sei Tuan.
Baca: Kronologis Amura Bunuh Istrinya yang Sedang Telepon Pria Lain: Saya Cemburu Pak
Baca: Seorang Direktur Perusahaan Tewas Dalam Kecelakaan Tunggal, Diduga Tak Bisa Kendalikan Laju Mobil
Kapolsek Percut Seituan AKP Ricky Pripurna Atmaja menyebutkan bahwa terdapat hasil kekerasan pada tubuh korban di kepala, perut dan dada.
"Hasil autopsi hasil dari mati karena asfiksia ditemukan ada tanda-tanda kekerasan di kepala perut dan dada," tuturnya.
Asfiksia adalah gangguan pengangkutan oksigen pada paru-paru, pembuluh darah atau bagian tubuh lainnya.
Ricky membenarkan dugaan bahwa benar kasus kematian Taufik Hidayat ini adalah pembunuhan. "Dugaan saya seperti itu (pembunuhan)," jelasnya.
Lebih lanjut, Ia menuturkan bahwa berikutnya akan segera memeriksa saksi ahli dokter forensik.
"Langkah selanjutnya kita akan periksa saksi ahli di dokter forensik yang periksa itu," jelasnya.
Sebelumnya, Tim Polsek Percut Sei tuan telah membongkar makam Taufik di TPU Muslim Jalan Thamrin Medan, Sabtu (3/10/2020) siang ini.
Pembongkaran tersebut merupakan tindaklanjut dari kepolisian bahwa ditemukan kejanggalan kematian sesuai dengan laporan keluarga untuk dilakukan autopsi.
Dimana menurut laporan keluarga saat dimandikan ditemukan bekas tanda penganiayaan di tubuh korban.
Ia menyebutkan sudah ada 8 orang saksi yang dimintai keterangan dalam kasus ini.
"Sudah 8 orang saksi kita mintai keterangannya,” tuturnya.
Ia menyebutkan bahwa pelaku dijerat dengan Pasal 170 KUHPidana.
"Motifnya masih didalami. Pasalnya 170 KUHPidana kejahatan secara bersama-sama," ungkapnya.
Kejadian saat Pulang Kampung
Dalam pemberitaan sebelumnya, seorang ASN Kejari Labuhanbatu, Taufik Hidayat tewas dianiaya sekelompok orang dan mayatnya ditemukan di parit pembuangan kotoran sapi di Jalan Sukarela, Gang Sena, Desa Bandar Setia, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, pada Selasa(22/9/2020) malam lalu.
Jasad Taufik Hidayat sempat dimakamkan di TPU Muslim Jalan Thamrin Medan, 23 September 2020, tanpa diautopsi hingga akhirnya dibongkar lagi, Sabtu (3/10/2020) siang.
Kapolsek Percut Seituan AKP Ricky Pripurna Atmaja mengatakan pembongkaran makam mendiang dilakukan karena ada indikasi korban dianiaya sebelum meninggal dunia.
Penyebab korban meninggal sendiri akibat gagal pernafasan karena hasil autopsi ada lumpur di saluran pernafasan dan pencernaan.
"Sudah ada satu orang kita tahan dan statusnya tersangka.
Ada beberapa orang dan identitasnya sudah diketahui.
Dan mereka kita tetapkan tersangka saat ini dalam pengejaran kita.
Saksi saat ini sudah delapan orang kita mintai keterangannya," ujar Ricky saat pembongkaran makam korban di TPM Kayu Besar Jalan Thamrin Medan.
Selain itu Ricky juga mengatakan bahwa keterlibatan seorang tersangka yang saat ini sudah ditahan adalah yang ikut melakukan penganiayaan.
"Perannya ikut menganiaya," ujarnya.
Pembongkaran makam korban dilakukan untuk kepentingan autopsi.
Dari temuan yang terlihat dokter mengakui kecenderungan korban meninggal akibat gagal pernafasan.
Dirinya menegaskan bagi warga yang sudah ditetapkan sebagai tersangka agar menyerahkan diri sebelum tindakan tegas, keras dan terukur.
"Segera menyerahkan diri," pungkasnya.
tribunnews
PROSES pembongkaran makam Taufik Hidayat, ASN Kejari Labuhan Batu. (T R IBUN MEDAN/HO)
Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Labuhanbatu, Kumedi, tak menduga anak buahnya Taufik Hidayat meninggal dunia karena dibunuh.
Hal itu dikarenakan menurutnya, bawahannya itu dikenal pendiam dan tak banyak bicara bila bekerja.
"Jujur, saya sendiri masih belum percaya kalau Taufik Hidayat itu meninggal dunia karena dikeroyok," ujarnya saat dihubungi Tribun Medan, Sabtu (3/10/2020) malam.
Ia menganggap Taufik Hidayat memiliki pribadi yang baik dan tidak terlalu banyak bicara.
"Tidak banyak bicara, dia itu pendiam. Diakan bagian TU, bukan jaksa. Namun, walaupun begitu dia tetaplah bawahan saya, dan saya tahu dia," kata Kumedi.
Ia mengatakan bahwa bawahannya itu juga memiliki hak untuk kasusnya diusut hingga tuntas.
Pasalnya menurutnya kepergian bawahannya dikatakan tidak wajar.
"Sebab dia inikan juga warga negara Indonesia yang memiliki hak. Apalagi dia meninggalnya tidak wajar, dan bisa dibilang kontroversial," katanya.
"Mengapa, karena kita lihat dari pertama kali ditemukan, dia dinyatakan seperti orang gila lari-lari. Namun setelah itu dia matinya di kubangan kotoran sapi. Itukan sangat tidak wajar. Namun, setelah seperti ini terungkap kitapun tidak menduga kalau dia itu sebenarnya meninggal dibunuh," katanya.
Kumedi menjelaskan, bawahannya tersebut sebelumnya memang memiliki sakit, hingga sering izin untuk pulang ke Medan.
"Dia sering izin sama saya, dia izin mau berobat ke Medan. Namun sampai saat ini saya tidak begitu paham penyakit apa yang dideritanya," ujarnya.
Awalnya sakit dan kecelakaan adalah pertimbangan keluarga korban agar tidak melakukan autopsi.
Namun setelah dilakukan penyelidikan, banyak ditemukan kejanggalan.
Kumedi mengatakan meski jasad Taufik Hidayat ditemukan dalam kondisi tidak wajar itu dan keluarga sempat tak curiga.
Dikatakannya, keluarga korban sempat tak ingin melakukan autopsi dan langsung meminta untuk langsung dimakamkan.
"Namun, atas arahan kami dan hasil penyelidikan dari kepolisian, terdapat seperti luka tusuk di wajah korban. Sehingga keluarga meminta untuk dilakukan autopsi agar kejadian itu menjadi terang benderang," katanya.
Bahkan Kajari Labuhanbatu itu sempat menyebutkan bahwa diduga pelaku pengeroyokan ini lebih dari lima orang, sehingga mengakibatkan korban meninggal dunia.
Plt Kasi Penkum Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejati Sumut) Karya Graham mengutip keterangan Kasi Intel Syahron Hasibuan, mengatakan jasad korban ditemukan Selasa 22 September 2020 sekira pukul 22.00 Wib di Jalan Terusan Gang M Yusuf Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Seituan.
Lalu abang korban, Muhammad Nuh Hareko tiba di TKP ingin melihat kondisi korban tetapi tidak diizinkan warga dan korban pada saat itu sudah dalam kondisi tertutup kain. Warga meminta agar segera membawa korban ke rumahnya.
"Pada saat dilihat oleh keluarga jenazah dalam kondisi memar bekas luka di wajah dan badan, lebam biru di bagian dada, pergelangan tangan, kaki dan dari hidung terus keluar darah mulai ditemukan sampai dikuburkan keesokan harinya."
Kamis 24 September 2020, Muhammad Nuh Hareko mendapat informasi dari warga sekitar lokasi kejadian bahwa korban meninggal karena tindakan kekerasan yang diduga dilakukan masyarakat di sekitar lokasi kejadian.
"Awalnya TH terlibat pertengkaran dengan seorang warga setempat kemudian terjadi perkelahian. Lalu warga lain marah dan mengikat kaki serta tangan TH. Korban dipukuli dan pada saat itu banyak yang melihat kejadian," ujarnya.
Selanjutnya Muhammad Nuh Hareko membuat laporan polisi terkait tindak kekerasan.
Kumedi mengatakan perkembangan terbaru pihak kepolisian sudah menangkap warga diduga sebagai pelaku kekerasan.
Ia mengatakan penyidik telah melakukan autopsi jasad Taufik Hidayat dan ditemukan beberapa bukti baru.
"Dan berdasarkan informasi dari kepolisian bahwa tim forensik menemukan gumpalan darah di bagian kepala sebelah kiri, dada, pipi kiri, dan lumpur di bagian pernapasan dan lambung. Meski Kapolsek Percut Seituan belum berani menyimpulkan tetapi dokter forensik menyimpulkan meninggal karena gagal pernapasan," katanya.
"Yang jelas ditemukan fakta baru dimana banyak terdapat tanda tanda kekerasan terhadap almarhum," lanjutnya.
Ia berharap kasus ini agar diselesaikan secara profesional oleh penyidik Polri dan mempercayakan seluruhnya kepada pada pihak kepolisian.
"Kami berharap dan menyerahkan penyelidikan selanjutnya kepada pihak kepolisian," pungkasnya.
Dikatakannya, kejadian ini harus menjadi pelajaran bagi para Jaksa dan jajarannnya.
"Ya, kejadian ini harus kita jadikan pelajaran untuk mengevaluasi diri saya dan jajaran," kata Kumedi.
Ia mengatakan, pihaknya masih menunggu apa motif pembunuhan Taufik Hidayat.
"Saya meminta kepada pihak kepolisian agar mengusut tuntas perkara Taufik Hidayat ini," kata Kumedi.
Selama kasus ini berjalan, Kumedi selalu mengupdate informasi terbaru pada atasan dan rekannya di Kejaksaan.
"Saya sudah berkoordinasi dengan para pimpinan, baik Kajati, Kejagung. Bahkan Kajari Deliserdang, saya selalu berkoordinasi baik. Saya selalu update dalam perkara ini, karena ini menyangkut nasib bawahan saya," ujarnya.
"Kami juga, berterimakasih kepada rekan rekan media yang sudah memberitakan kinerja kepolisian, agar bapak-bapak polisi lebih semangat mengusut kasus ini," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul "Update Kasus Pembunuhan Pegawai/ASN Kejari Labuhanbatu di Deliserdang, Sejumlah Pelaku Diburu"
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.