Sosok Bocah Bertaruh Nyawa Lindungi Ibunda Dari Pemerkosa Sadis, Berakhir Tragis
Tragis, nasib R (9) bocah di Langsa, Aceh, berusaha melindungi sang ibunda dari kebiadaban predator seksual
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Tragis, nasib R (9) bocah di Langsa, Aceh, berusaha melindungi sang ibunda dari kebiadaban predator seksual malah menjadi korban pembunuhan.
Ia bertaruh nyawa melawan saat D (28) ibunya akan diperkosa oleh seorang residivis sadis yang sebelumnya pernah membunuh orang.
Namun apa daya, tenaga seorang anak siswa SD tidak bisa melawan nafsu Samsul Bahri (47) tetangganya yang telah dikuasai oleh nafsu setan.
R tewas dibacok oleh Samsul dengan parang yang sengaja ia bawa saat beraksi ke rumah korban.
Baca juga: Istri dan Anak Jadi Korban Kebiadaban Samsul, Ayub Sempat Berbincang dengan Pelaku di Depan Rumah
Ia tewas di tangan pemerkosa ibunya sendiri setelah dibacok di bagian pundak kanan dan lehernya.
Sosok R merupakan bocah yang cerdas dan pandai mengaji.
Demikian diceritakan sang ayah, Fadli Fajar.
Diketahui ayah dan ibu R, Fadli Fajar dan D (28) sudah berpisah sejak 2018 lalu.
Sebelum menuturkan sosok sang anak, Fadli mengaku bisa merasakan ketegangan itu berdasarkan penuturan mantan istrinya.
Fadli Fajar kuasa menahan tangis saat mengingat kalau anak sulungnya itu kini sudah tiada.
Ayah bocah SD malang tersebut saat ini tinggal di Kota Medan, Sumatera Utara.
Sementara putranya, R, baru dua minggu tinggal bersama ibunya, D, di Kecamatan Birem Bayeun Aceh Timur.
Baca juga: Perkosa Ibu Muda Sekaligus Bunuh Anak Korban, Samsul Akui Sudah Rencanakan Aksinya dan Bawa Parang
Diakuinya, sejak berpisah dengan korban D dua tahun lalu, R bersama sang adik memang tinggal bersama dirinya di Medan Selayang.
"Tanggal 19 September 2020 lalu, saya baru saja merayakan ulang tahun almarhum yang genap berusia 10 tahun," ujar pria berdarah Aceh-Karo ini sambil menangis.
Seperti dilansir dari Serambinews (Tribunmedan.com grup), berapa hari setelah merayakan ultahnya yang ke-10, korban D datang ke rumahnya di Medan Selayang dengan maksud membawa Rangga ke Aceh.
Seperti sudah firasat, saat itu Fadli Fajar mengaku berat melepas kepergian putra pertamanya itu.
"Tapi karena almarhum terus merengek dan bersikeras ikut, akhirnya saya mengizinkannya," imbuhnya.
Ia pun mengaku sempat kaget dan tak percaya mendengar kabar anaknya itu telah meninggal dunia.
"Saya hampir tak percaya mendengar kabar R meninggal. Dia meninggal terkena sabetan parang pelaku karena berusaha membantu ibunya di rumah itu," ujar Fadli Fajar.
Ia pun menceritakan detik-detik saat anaknya melindungi sang ibu hingga akhirnya sakaratul maut di tangan Samsul.
"Saya dapat kabar bahwa sebelum meningal, anak saya sempat disuruh lari sama ibunya. Tapi dia tidak mau lari, dia lawan pelaku.
Setelah terkena parang, ia sempat berucap sakit. Lalu ia langsung terdiam, mungkin saat itu anak saya ini sakratul maut," imbuhnya lagi.
Fadli kemudian menceritakan sosok sang anak yang dikenalnya periang dan cerdas.
Tidak hanya itu, R juga dikenal bocah yang pandai mengaji meskipun usianya masih belia.
"Almarhum memang beda dengan anak seusianya. Ia anak cerdas, periang, keras berpendirian, dan selalu mendapat rangking di kelas. Bahkan sekarang Ia sudah mampu membaca Alquran," kenang ayahnya menangis sedih.
Kini, Fadli Fajar telah mengikhlaskan kepergian anak kesayangannya itu.
"Allah SWT lebih sayang kepadanya, sehingga memanggilnya duluan dari pada kami. ‘Selamat jalan nak, kami akan selalu merindukanmu nak’," ucap ayahnya kembali menangis.
Diakhir perbincangan, Fadli Fajar berharap penegak hukum memberikan ganjaran seberat-beratnya kepada pelaku, supaya tidak ada lagi Rangga Rangga lain yang menjadi korban.
Kronologi
Kejadian bermula saat pelaku Samsul Bahri masuk ke rumah korban melalui pintu depan dengan mencongkel kunci kayu menggunakan benda tajam berupa parang, Sabtu (10/10/2020) pukul 02.00 WIB di rumah korban di Kecamatan Birem Bayeun.
Setelah pintu rumah korban terbuka, pelaku SB melihat korban yang sedang tidur bersama dengan anaknya.
Dia lalu menghampiri dan meraba-raba korban DN yang sedang tertidur.
Akibatnya korban DN terbangun, dan melihat pelaku Samsul sudah berada di sampingnya tanpa menganakan pakaian dan memegang senjata tajam berupa parang.
Korban D langsung membangunkan anaknya (korban Rg) agar lari dari rumahnya untuk menyelamatkan diri.
Saat korban R terbangun dan melihat pelaku Samsul anak korban langsung berteriak dan berusaha melawan.
Seketika itu pula pelaku Samsul langsung membacok korban Rg di bagian pundak sebelah kanan.
Selanjutnya pelaku Sansul mendorong korban D dan kembali menebas bagian leher korban R.
Dilanjutkan dengan menusuk pundak sebelah kiri korban Rg dan dada DN masing-masing sebanyak 1 kali.
Setelah itu pelaku Samsulmenyeret korban D ke luar dari rumahnya dan mencoba memperkosa korban D.
Karena korban D menolak, pelaku kemudian mencekik korban dan membenturkan kepala korban D ke rabat beton jalan yang berjarak 50 meter dari rumah korban.
Setelah korban lemas pelaku melakukan pemerkosaan terhadap korban D untuk yang pertama kalinya, dan setelahnya korban D pingsan.
Saat tersadar, korban D sudah dibawa ke perkebunan pohon kelapa sawit yang berjarak 10 meter dari jalan itu oleh pelaku tanpa menggunakan celana dan hanya mengenakan baju tidur.
Kemudian pelaku kembali memperkosa korban D untuk yang kedua kalinya, dan setelah itu pelaku mengatakan kepada korban D "Kau ikut aku ya, anak kau kita buang aja ya."
Korban menjawab "Jangan, biar bapaknya aja yang kubur" (sambil tersangka mengikat tangan korban D dengan menggunakan kain).
Setelah itu pelaku kembali ke rumah korban dan membawa karung yang berisikan jenazah korban R ke arah sungai.
Lalu pelaku SB kembali ke arah rumah korban dan mengambil karung kedua yang bergerak-gerak dan meletakkan karung itu yang berjarak sekitar 3 hingga 5 meter dari korban.
Saat itu pelaku seperti sedang mengorek-ngorek tanah, lalu pelaku mengambil karung yang bergerak-gerak tersebut dan berjalan ke arah sungai selama kurang lebih 30 menit.
Melihat kesempatan tersebut, korban D berusaha melepaskan ikatan yang ada di tangannya.
Tepat saat azan subuh berkumandang, korban D berhasil melepaskan ikatan yang ada di tangannya.
Saat itu korban DN langsung berlari menuju ke rumah warga untuk meminta pertolongan kepada warga setempat. (Zubir/Serambinews)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Inilah Sosok R (9), Bocah yang Menolong Ibunya Diperkosa, Meninggal, Melawan Sebelum Sekarat Dibacok