Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Aktivitas Kegempaan Gunung Merapi Meningkat Hingga Deformasi Sebesar 9 Cm Per Hari

Pada minggu ini terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi sebesar 74 mm/jam selama 80 menit.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Aktivitas Kegempaan Gunung Merapi Meningkat Hingga Deformasi Sebesar 9 Cm Per Hari
Tribun Jogja/Setya Krisna Sumargo
Puncak Merapi dari Pos Babadan 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Aktivitas Gunung Merapi sepekan terakhir, yakni dalam rentang 30 Oktober hingga 5 November 2020 dilaporkan kembali lebih tinggi dibandingkan minggu lalu.

Seperti diketahui, status Gunung Merapi saat ini telah meningkat dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III).

Peningkatan status Siaga Gunung Merapi tersebut terhitung sejak Kamis (5/11/2020) siang.

Menurut data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, dalam minggu ini kegempaan Gunung Merapi tercatat 193 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 1.663 kali gempa Fase Banyak (MP), 9 kali gempa Low Frekuensi (LF), 391 kali gempa Guguran (RF), 330 kali gempa Hembusan (DG), dan 9 kali gempa Tektonik (TT).

Sementara, deformasi atau penggembungan tubuh Gunung Merapi pun mengalami peningkatan dari minggu sebelumnya.

"Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM (electronic distance measurement) pada minggu ini menunjukkan adanya laju pemendekan jarak sebesar 9 cm/hari," ungkap Hanik, Jumat (6/11/2020).

Berita Rekomendasi

Pada minggu ini, lanjutnya, terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi sebesar 74 mm/jam selama 80 menit di Pos Babadan pada 31 Oktober 2020.

"Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi," imbuh Hanik.

Dari aspek visual, cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi dan malam hari, sedangkan siang hingga sore hari berkabut.

Asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal dengan tekanan lemah.

Baca juga: Fakta dan Data Aktivitas Gunung Merapi Sepekan Terahkir, Penggembungan Tubuh Meningkat

Tinggi asap maksimum 600 m teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Selo pada 31 Oktober 2020 pukul 05.35 WIB.

Terdengar pula beberapa kali Guguran dengan jarak luncur yang tidak teramati karena visual dominan berkabut.

Hanik menjelaskan, analisis morfologi area kawah berdasarkan foto dari sektor tenggara pada 3 November terhadap 30 Oktober 2020 tidak menunjukkan adanya perubahan morfologi kubah.

Perhitungan volume kubah lava berdasarkan pengukuran menggunakan foto udara dengan drone pada 3 November 2020 sebesar 200.000 m3.

"Berdasarkan analisis foto drone tersebut, tidak teramati adanya material magma baru," tambah Hanik.

Sejak Kamis (5/11/2020) pukul 12.00 WIB, BPPTKG telah menaikkan status Gunung Merapi dari waspada (level II) menjadi siaga (level III).

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dan awan panas sejauh maksimal 5 km.

Dari hasil pengamatan visual dan instrumental di atas dan dengan tingkat aktivitas siaga Gunung Merapi, Hanik merekomendasikan beberapa hal kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi.

Ia menuturkan, untuk Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Klaten agar mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat.

"Penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB (kawasan rawan bencana) III direkomendasikan untuk dihentikan. Pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi," tambahnya.

Baca juga: 12 Desa di 4 Kabupaten Ini Masuk Zona Bahaya Erupsi Gunung Merapi

Selain itu, masyarakat diimbau agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

"Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," tandasnya.

Daerah Rawan Bencana

1. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

Kabupaten Sleman

Kecamatan Cangkringan

Desa : Glagaharjo, Kepuharjo dan Umbulharjo

Dusun : Kalitengah Lor, Kaliadem, Pelemsari

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, berinteraksi dengan pengungsi yang mengungsi di tempat pengungsian di Balai Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jumat (6/11/2020).
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, berinteraksi dengan pengungsi yang mengungsi di tempat pengungsian di Balai Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jumat (6/11/2020). (Tribunjogja.com/Rendika Ferry)

2. Provinsi Jawa Tengah

Kabupaten Magelang

Kecamatan Dukun

Desa : Ngargomulyo, Krinjing dan Paten

Dusun : Batur Ngisor, Gemer, Ngandong, Karanganyar, Trayem, Pugeran, Trono, Babadan

Kabupaten Boyolali

Kecamatan Selo

Desa : Tlogolele, Jrakah dan Klakah

Dusun : Stabelan, Takeran, Belang, Sumber, Bakalan, Bangunsari, Klakah Nduwur

Baca juga: Tiga Orang Pengungsi Merapi Dibawa ke Rumah Sakit, Terdeteksi Reaktif, Langsung Jalani Tes Swab

Kabupaten Klaten

Kecamatan Kemalang

Desa : Tegalmulyo, Sidorejo dan Balerante

Dusun : Pajekan, Canguk, Sumur, Petung, Kembangan, Deles, Sambungrejo, Ngipiksari, Gondang. (tribunjogja.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Status Gunung Merapi Siaga, Aktivitas Kegempaan Meningkat hingga Deformasi Sebesar 9 Cm per Hari

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas