Sebelum Meninggal di Pasar, Parmi Sempat Mengeluh Sakit kepada Temannya
Penyebab kematian korban adalah sakit komplikasi yang dideritanya selama beberapa tahun terakhir.
Editor: Dewi Agustina
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sragen Tatag Prabawanto mengatakan, listrik tidak digunakan untuk membasmi tikus di sawah.
Ia tak menampik jika jebakan tikus yang dialiri listrik efektif untuk membasmi tikus di sawah.
Namun demikian, keberadaan perangkap tersebut justru dapat membahayakan petani itu sendiri.
Ia meminta listrik digunakan sesuai fungsinya.
"Ya jangan untuk nyetrum tikus," ungkapnya, Jumat (6/11/2020).
Baca juga: Sudah 12 Orang Tewas, Pemkab Sragen Larang Penggunaan Jebakan Tikus Beraliran Listrik
Gabungan kelompok tani (Gapoktan) di Sragen diminta untuk mengajukan obat pembasmi tikus ke Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Sragen.
"Nanti pengajuannya akan diteruskan ke laboratorium hama Provinsi Jawa Tengah," katanya.
Tatag menegaskan, petani yang masih memasang jebakan tikus listrik agar segera dicabut supaya tidak memakan korban jiwa lagi.
Apabila imbauan dari pemerintah tidak diindahkan, petugas yang bersangkutan tidak segan-segan untuk mencabutnya.
"Kalau tidak bisa diberitahu ya langsung dibredel," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, sejauh ini di Kabupaten Sragen sudah ada 12 orang meninggal dunia akibat tersengat listrik jebakan tikus.
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Ada Mayat Wanita Tergeletak, Pedagang Pasar Ayam Nglangon Sragen Geger