Pantau Lokasi Rawan Bencana Gunung Merapi Secara Real Time dengan Cara Ini
Saat ini masyarakat dapat memantau lokasi rawan bencana (KRB) Gunung Merapi secara real time.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Saat ini masyarakat dapat memantau lokasi rawan bencana (KRB) Gunung Merapi secara real time.
Langkah tersebut dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi berbasis internet melalui aplikasi Google Maps.
Dilansir website resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), lewat platform tersebut diharapkan masyarakat akan mampu terhindar dari bahaya.
Utamanya lokasi-lokasi yang berada di berbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta
Melalui aplikasi Cekposisi, pengguna dapat melihat wilayah-wilayah yang berada pada KRB I, KRB II dan KRB III.
Baca juga: Aktivitas Merapi Meningkat, Lebih dari 1.000 Warga Kelompok Rentan Dievakuasi di 4 Kabupaten
Pada peta akan terlihat warna yang berbeda pada setiap KRB, misalnya merah tua untuk menjelaskan KRB III, merah muda KRB II dan kuning KRB I.
KRB III (merah) merupakan kawasan yang sering terlanda awan panas, aliran lava, lontaran bom vulkanik, gas beracun maupun guguran batu (pijar).
Pada kawasan ini, siapapun tidak direkomendasikan untuk membuat hunian tetap dan memanfaatkan wilayah untuk kepentingan komersial.
Otoritas setempat memiliki kewenangan untuk menindaklanjuti rekomendasi dari pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
KRB II (merah muda) merupakan kawasan yang berpotensi terlanda awan panas, mungkin aliran lava, lontaran batu, guguran, hujan abu lebat, umumnya menempati lereng dan kaki gunung api, serta aliran lahar.
KRB I (kuning) merupakan kawasan yang berpotensi terlanda lahar atau banjir lahar, serta kemungkinan dapat terkena perluasan awan panas.
Baca juga: Link Live Streaming Kondisi Gunung Merapi Terkini, Berikut Cara Mengetahui Aktivitas Merapi
Apabila terjadi letusan membesar, kawasan ini berpotensi tertimpa material jatuhan berupa hujan abu lebat dan lontaran batu (pijar).
Kawasan terbagi menjadi kawasan rawan aliran lahar atau banjir dan rawan jatuhan berupa hujan abu tanpa memperhatikan arah angin dan kemungkinan terkena lontaran batu (pijar).
Pada kawasan lahar atau banjir, khususnya kawasan yang terletak di sepanjang sungai atau di dekat lembah atau bagian hilir sungai yang berhulu di daerah puncak.
Di samping itu, masyarakat dapat mengetahui posisi beberapa tempat, seperti pos pengamatan gunung api, pos pengungsian, fasilitas kesehatan, dan sekolah yang berada di dalam zona bahaya.
Baca juga: Terdengar Beberapa Kali Suara Guguran dari Gunung Merapi Hari Ini
Aplikasi ini diharapkan akan membantu masyarakat Indonesia, khususnya yang berada di KRB Gunung Merapi untuk dapat mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat.
Aplikasi tersebut dapat diakses secara mudah menggunakan ponsel berbasis Android dan iOS.
Hanya dengan mengklik tautan, akan menampilkan peta dalam mode hybrid dan satelit serta keberadaan atau posisi saat berada di KRB beserta informasi mengenai risikonya.
Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB sendiripun akan terus memperbaharui informasi mengenai zona berbahaya yang direkomendasikan oleh Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Kementerian ESDM.
Baca juga: PMI Terjunkan Dua Unit Hagglund ke Lokasi Terdampak Erupsi Gunung Merapi
Untuk itu, masyarakat dapat mengikuti langkah-langkah berikut :
1. Buka ponsel.
2. Ketik bit.ly/CekPosisiMerapi
3. Link tersebut akan menyambungkan dengan peta KRB yang telah terhubung Google Maps.
4. Klik, buka untuk menyimpan otomatis tautan pada peta.
5. Perhatikan lokasi Anda. Pastikan berada di luar zona SIAGA.
12 Desa Masuk dalam Zona Bahaya
Berdasarkan data-data aktivitas vulkanik selama ini, BPPTKG menetapkan pemetaan sektoral terkait prakiraan daerah bahaya meliputi 12 desa yang tersebar di DIY dan Provinsi Jawa Tengah.
Wilayah administrasi desa yang masuk di dalam prakiraan daerah bahaya di DIY yaitu Glagaharjo, Kepuharjo dan Umbulharjo yang berada di Kecamatan Cangkringan, Sleman.
Sedangkan di Provinsi Jawa Tengah, tiga kabupaten teridentifikasi memiliki wilayah-wilayah desa yang masuk dalam prakiraan daerah bahaya, yaitu Magelang, Boyolali, dan Klaten.
Berikut ini wilayah di tingkat desa dan kecamatan yang masuk dalam tiga kabupaten tersebut, Ngargomulyo, Krinjing dan Paten di Dukun, Magelang.
Tlogolele, Klakah, dan Jrakah di Selo, Boyolali.
Serta Tegal Mulyo, Sidorejo, dan Balerante di Kemalang, Klaten.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)