Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tanggapan Kepala Sekolah di Medan yang Dituduh LGBT, Didemo Guru dan Orang Tua Siswa: Tidak Benar

Seorang kepala sekolah sebuah SD di Medan dituduh LGBT. Kepala sekolah tersebut bahkan didemo oleh puluhan orang tua siswa dan sebagian guru.

Editor: Miftah
zoom-in Tanggapan Kepala Sekolah di Medan yang Dituduh LGBT, Didemo Guru dan Orang Tua Siswa: Tidak Benar
KARTIKA / TRIBUN MEDAN
Para orangtua siswa saat menunggu pihak kepala sekolah di SD 064025 terkait kasus dugaan penyimpangan seksual dan persulit Administrasi, Rabu (23/12/2020). 

Laporan Wartawan Tribun Medan, Victory Arrival Hutauruk

TRIBUNNEWS.COM - Seorang kepala sekolah sebuah SD di Medan dituduh LGBT.

Kepala sekolah tersebut bahkan didemo oleh puluhan orang tua siswa dan sebagian guru.

Kepala sekolah yang dituduh LGBT itu pun akhirnya buka suara.

Kepala Sekolah (JKepsek) SD Negeri 064025 di Medan Tuntungan, berinisial JA buka suara terkait tudingan puluhan orangtua siswa yang melakukan aksi demonstrasi di depan gerbang sekolah, Rabu (23/12/2020).

Dalam aksi tersebut puluhan orangtua dan sebagian guru membawa spanduk bertuliskan 'Kami Menolak Kepsek LGBT' dan 'Kami menolak kepsek yang arogan, otoriter, dan memaki'.

JA menegaskan bahwa tuduhan yang disematkan padanya adalah tidak benar.

Berita Rekomendasi

"Apa yang mereka lakukan dan segala tuduhan mereka itu, tidak benar. Tetapi mereka merasa benar. Buktinya kenapa mereka tidak meminta izin untuk demo," tuturnya saat dikonfirmasi, Rabu (23/12/2020) di ruangan kepala sekolah.

Baca juga: Joe Biden Tunjuk Pete Buttigieg Jadi Menteri Transportasi AS, LGBTQ Pertama yang Dinominasikan

Baca juga: 5 Siswi Buat Video TikTok Injak Rapor, Dinilai Keterlaluan, Kini Tak jadi Dikeluarkan dari Sekolah

"Karena bukan kali ini saja mereka demo. Mulai dari bulan 3 sudah ada. Bahkan mengkerahkan 100 orang mahasiswa ke sini. Semua yang mereka katakan tidak ada yang benar," imbuhnya.

Ditanya mengenai surat pengunduran diri yang pernah ia layangkan ke Dinas Pendidikan Kota Medan, JA menyebut agar tak membuat kegaduhan.

"Surat pengunduran diri itu karena saya takut mengorbankan anak-anak sekitar 700 siswa. Seperti yang mereka lakukan itu. Itu yang saya pikirkan selama ini. Kalaulah seandainya anak belajar dan mereka ribut-ribut seperti ini, berarti saya dianggap tidak mampu memanajemen sekolah ini. Itunya dulu. Ya sudah kalau itunya permintaan kalian," bebernya.

Namun, JA menegaskan bahwa dirinya bukanlah seorang homoseksual seperti yang dituduhkan massa aksi.

"Tetapi saya bukan LGBT. Saya bikin surat pengunduran diri ke dinas pendidikan untuk mengkroscek segala tuduhan-tuduhan mereka. Kalau tuduhan itu benar, silakan ambil tindakan terhadap diri saya," tegasnya.

"Namun karena saya tidak kuat lagi atas perlakukan mereka di sekolah, maka mutasikan saya. Dan saya juga sudah dipanggil oleh Dinas Pendidikan. Bahkan dua kali. Tetapi jawabannya tidak ditemukan kesalahan," tambah JA.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas