Dari Luka Jenazah Wanita Korban Pembunuhan di Tulungagung, Pelaku Diduga Kelainan Seksual
Dengan alasan keamanan, reka ulang pembunuhan istri Gus Nuril Huda (50) itu sengaja digelar di ruang Satreskrim Polres Tulungagung
Editor: Hendra Gunawan
![Dari Luka Jenazah Wanita Korban Pembunuhan di Tulungagung, Pelaku Diduga Kelainan Seksual](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/tersangka-budi-susanto-27-memeragakan-adegan-dalam-rekonstruksi-pembunuhan.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG - Penyidik Polres Tulengungkap fakta baru saat rekonstruksi pembunuhan Ni'ma Turohmah (45), warga Desa Suruhan Lor, Kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung.
Dengan alasan keamanan, reka ulang pembunuhan istri Gus Nuril Huda (50) itu sengaja digelar di ruang Satreskrim Polres Tulungagung Rabu (23/12/2020).
"Atas saran dari Satintelkam, rekonstruksi kami pindahkan. Karena ada potensi gangguan keamanan," terang Kasat Reskrim Polres Tulungagung, AKP Ardyan Yudo Setyantoro.
Dalam rekonstruksi, tersangka Budi Susanto (27) memeragakan 75 adegan.
Ketika rekonstruksi berlangsung terkuak kebejatan tersangka. Ia berupaya melakukan kekerasan seksual pada korban yang sudah meninggal dunia.
Hal ini dibuktikan dengan hasil visum yang menunjukkan luka baru di kemaluan korban.
"Ada robekan baru ke arah jam 9. Perbuatan itu dilakukan setelah korban meninggal dunia," tutur AKP Ardyan Yudo Setyantoro di sela rekonstruksi.
Baca juga: Ibu 2 Anak di Tulungagung Dibunuh Tetangga, Pelaku Nekat Lecehkan Jasad Korban setelah Beraksi
Memang sebelumnya tersangka mengaku punya motif asmara dan pencurian.
Tersangka Budi yang masih tetangga korban, mengaku sakit hati karena kerap ditegur dan dimaki oleh korban dan suaminya, karena sering mengambil air dari musala.
"Di depan rumah korban ini ada musala, tersangka mengambil air dari musala ini dan ditegur. Dari situ dia merasa dendam," ungkap Yudo.
Budi dinyatakan sehat jasmani dan rohani sehingga layak menjalani proses hukum.
Ni'ma ditemukan tewas di rumahnya pada Kamis (19/11/2020) malam.
Baca juga: Rumah Pejabat Tulungagung Diduga Dibakar Orang Tak Dikenal, Korban Mengaku Sempat Mendapat Ancaman
Saat itu Ni'ma ada di rumah sendirian. Suaminya tahlilan dan dua anaknya tinggal di pondok pesantren.
Polisi menangkap Budi pada Jumat (20/11/2020) menjelang subuh di rumahnya, yang ada di sebelah barat rumah korban.
Kelainan Seksual
Seperti diketahui dalam berita sebelumnya, tersangka Budi Santoso (27), pembunuh Ni"ma Turohmah (45) istri Gus Nuril Huda (50) memiliki kelainan seksual.
Tersangka yang bertetangga dengan korban di Dusun Tanggung, Desa Suruhan Lor, Kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung memiliki hobi mengintip orang mandi, khusus wanita.
Menurut Ubaidillah Suwito salah satu kerabat almarhum, selama ini sosok tersangka memang kerap membuat resah.
Baca juga: Pembunuhan Ibu 2 Anak di Tulungagung, Pelaku Dendam pada Suami Korban, Ada Cinta yang Tak Sampai
Banyak warga menuding, Budi suka mengintip orang mandi. Banyak warga yang tidak suka dengan sosoknya. Dia punya fantasi seksual sehingga suka melakukannya.
Selain itu warga juga banyak yang tidak suka dengan perilaku salah satu anggota keluarganya.
Sebab, menurut warga mereka tidak nyaman dengan perilaku keluarga tersangka.
Karena itu warga sekitar dan keluarga korban mempertimbangkan untuk mengusir keluarga tersangka.
Baca juga: Pembunuhan Ibu 2 Anak di Tulungagung, Pelaku Dendam pada Suami Korban, Ada Cinta yang Tak Sampai
"Warga tidak nyaman dan dibuat resah oleh keluarga tersangka. Karena itu ada penolakan terhadap mereka," ungkap Suwito.
Sosok Budi dikenal suka memalingkan muka saat diajak bicara.
Namun Suwito yakin jika kejiwaan Budi sehat. Terbukti dia aktif di media sosial.
Terkait persoalan hukum, pihak keluarga menyerahkan semua pada proses hukum.
"Keluarga tetap minta supaya tersangka dihukum seberat-beratnya," tegas Suwito.
Seperti diketahui, latar belakang pembunuhan karena cinta tak kesampaian membuat kalap Budi Santoso (27).
Baca juga: Pembunuhan Ibu 2 Anak di Tulungagung, Pelaku Dendam pada Suami Korban, Ada Cinta yang Tak Sampai
Terlebih tersangka yang bertetangga dengan korban Ni'ma Turohmah (45) di Dusun Tanggung, Desa Suruhan Lor, Kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung kerap ditegur suaminya.
Perasaan jengkel dengan suaminya Nuril Huda (50) dan cinta pada korban memicu peristiwa berdarah pada Kamis (19/11/2020) malam.
Korban ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan di ruang tengah sepulang Gus Nuril yasinan.
Sakit Hati
Di hadapan Kapolres Tulungagung AKBP Handono Subiakto, tersangka Budi menjelaskan secara rinci latar belakang pembunuhan.
Budi mengaku sebelum menghabisi nyawa ibu dua anak ini, ada persoalan kompleks.
Pertama, ia dendam dengan suami korban, Gus Nuril Huda (50).
Tersangka sakit hati karena sering ditegur saat mengambil air dari kamar mandi musala di depan rumah korban.
"Setiap kali ambil air dari musala sering dikata-katai dan dilarang (oleh Nuril)," aku Budi.
Kedua, Budi mengaku pernah ada konflik urusan tanah dengan keluarga Nuril.
Rumah keduanya memang bersebelahan, hanya dipisahkan jalan kecil dan kandang kambing milik orang tua tersangka.
Bahwasanya jalan kecil itu dulunya akan dipaving, namun dibatalkan Nuril karena sebagian jalan memakan tanah milik Nuril.
Budi sebenarnya ingin melampiaskan dendamnya kepada Nuril.
Namun diam-diam Budi jatuh cinta pada ibu dua anak itu.
Rupanya dendam dan cinta yang tidak kesampaian membuat Budi melampiaskan semuanya kepada Ni'ma.
"Seminggu sebelumnya saya sudah mengamati kebiasaan mereka," ucap Budi.
Seperti, Nuril bersama istrinya setiap salat Isya berjamaah di musala. Setiap hari Kamis, Nuril usai salat berjamaah Isya langsung berangkat yasinan bersama warga lain. Sementara istrinya sendirian di rumah.
Dari pengamatan yang dilalukan tersangka selama sepekan, Kamis (19/11/2020) malam, tersangka membantai korban.
Untuk menghabisi korban, tersangka Budi masuk ke rumah korban saat suami istri salat isya di musala depan rumahnya.
Saat itu Budi juga punya niat mencuri di rumah korban.
"Saya punya niat mencuri," ucap Budi singkat, kepada Kapolres Tulungagung, AKBP Handono Subiakto.
Supaya aksinya tak ketahuan, tersangka bersembunyi di kolong tempat tidur ruang tengah rumah korban.
Setelah memastikan korban sendiri, Budi keluar lalu mencekik korban.
Korban saat dicekik berusaha meronta sambil menarik tangan korban.
Karena ada perlawan, tersangka akhirnya membenturkan kepala korban ke lantai sebanyak enam kali.
Korban Melawan
Dalam kondisi tertekan, korban masih berusaha melawan. Tersangka Budi mengambil bor listrik milik Nuril.
Bor yang beratnya sekitar 2 kg itu dihantamkan berulang kali ke kepala korban.
Namun korban Ni'ma yang mengalami luka parah masih bisa teriak minta tolong.
Tersangka yang makin kalap menemukan dingklik (bangku kecil) dan diambil kemudian dipukulkan ke wajah dan kepala korban
Dala peristiwa itu, rambut korban sampai membelit di dingklik hingga tercerabut.
Hantaman benda keras ini juga membuat empat gigi Ni'ma rontok.
Ketika olah TKP berlangsung, polisi hanya menemukan tiga gigi.
Dalam kondisi korban tak berdaya, Budi bukannya belas kasihan.
Ia justru mengambil tang besar dan dipukulkan bertubi-tubi ke leher.
Alat terakhir inilah yang membuat korban meninggal dunia.
Ketika peristiwa berlangsung, keluarga tersangka sempat mendengar teriakan korban. Namun keluarga tersangka tidak keluar untuk mencari tahu apa yang terjadi.
Seorang petugas yang tak mau disebut namanya mengatakan, malam itu anggota Buser langsung menyisir lokasi.
Salah satu yang dimintai keterangan adalah orang tua Budi.
Mereka mengaku mendengar teriakan korban, namun tidak berani mendatangi sumber suara.
Polisi curiga kepada Budi, karena meski suasana sangat ramai ia tetap diam di dalam kamarnya.
"Malam itu kan banyak orang yang melihat ke TKP, polisi juga banyak.
Tapi dia ini tetap di dalam kamarnya," ucap sumber ini.
Polisi kemudian menangkap Budi sebelum subuh, Jumat (20/11/2020).
Polisi juga sempat membawa kedua orang tua tersangka Budi untuk dimintai keterangan.
Penyidik menetapkan Budi sebagai tersangka tunggal, dan akan menjeratnya dengan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, dengan ancaman 20 tahun penjara.
Sementara itu, di lingkungan tempat tinggalnya, Ni’ma dan suami dari kalangan orang terhormat.
Mereka berasal dari keturunan kiai, sehingga suaminya, Nuril Huda (50) dipanggil Gus (panggilan kehormatan untuk anak aki-laki kiai).
“Kalau Pak Huda putra dari mbah Kiai Marzuki. Kalau Bu Ni’ma berasal dari Desa Jeli (Kecamatan Karangrejo),” terang Suwito, salah satu kerabat korban.
Nuril adalah sepupu dari Kiai Asmungi, yang kini juga Ketua DPD Golkar Tulungagung, dan Wakil Ketua DPRD Tulungagung.
Menurut Suwito, dulunya ada madrasah saat Kiai Marzuki masih ada.
Namun selepas itu madrasah dipindah dan dijadikan satu di tempat Kiai Asmungi.
“Jadi Bu Ni’ma dan Pak Huda masih sangat dihormati sebagai tokoh agama,” sambung Suwito. (David Yohanes)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Baru Terungkap Pembunuh di Tulungagung Lakukan Pelecehan Seksual, Divisum Kemaluan Sobek Arah Jam 9