UPDATE Banjir di Bandung, Air Mulai Surut di Beberapa Wilayah hingga BMKG Analisis Penyebabnya
Berikut informasi terbaru soal banjir di Bandung, yang Tribunnews.com rangkum, Jumat (25/12/2020).
Penulis: Nuryanti
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Banjir terjadi di Kota Bandung karena hujan deras pada Kamis (24/12/2020).
Sejumlah titik di beberapa kecamatan tergenang dan terjadi kepadatan arus lalu lintas selama beberapa jam.
Kecamatan Astanaanyar dan Kecamatan Sukajadi menjadi daerah yang paling parah.
Berikut informasi terbaru soal banjir di Bandung, yang Tribunnews.com rangkum, Jumat (25/12/2020):
Beberapa Wilayah Mulai Surut
Camat Sukajadi, TB Agus Mulyadi, mengatakan 24 RW di lima kelurahan di Kecamatan Sukajadi yang terdampak banjir, yakni Kelurahan Cipedes, Sukagalih, Sukabungah, Pasteur, dan Sukawarna.
Menurutnya, penyebab dan ketinggian permukaan air pun bervariatif di setiap kelurahan yang terdampak.
Baca juga: Wilayah di Bandung yang Terendam Banjir Tadi Malam
Baca juga: Viral Video Mobil Kuning Terseret Arus Saat Banjir di Bandung, Camat Ungkap Fakta Lain
Agus menyampaikan, air di sejumlah wilayah sudah mulai surut, dan jalan bisa dilalui kendaraan.
"Kondisi saat ini di beberapa titik wilayah tersebut, genangan air mulai berangsur surut, dan seluruh akses jalan bisa dilalui oleh kendaraan."
"Hingga kini, kami aparat kewilayahan bersama tim URC (unit reaksi cepat) DPU (Dinas Pekerjaan Umum), linmas dan masyarakat setempat terus melakukan penanganan dan recovery pasca banjir," ujarnya, dikutip dari TribunJabar.id, Kamis.
Penyebab Menurut BMKG
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, banjir yang terjadi di Bandung, Kamis sore, karena aktivitas pertumbuhan awan hujan konvektif dengan jenis Cumulus padat dan Cumulonimbus yang menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga Sangat Lebat.
Kondisi inilah yang diperkirakan kemudian mengakibatkan terjadinya banjir.
Forecaster on Duty (FOD) Stasiun Klimatologi Bogor, Dhiyaur Rohman Firdausy, mengatakan, berdasarkan pola sebaran angin pada 24 Desember 2020 pukul 07.00 WIB, pada umumnya angin yang melewati wilayah Jawa Barat didominasi oleh angin dari Barat Daya hingga Barat Laut.
Baca juga: Fakta Banjir di Kota Bandung: Heboh Video 19 Detik Hingga Pengakuan Sopir Travel
Baca juga: Banjir di Bandung: Jalan Sukamulya Berubah Jadi Sungai, Hanyutkan Mobil dan Motor
Terdapat gangguan yang cukup signifikan di wilayah Jawa Barat yang menyebabkan perlambatan massa udara di sebelah barat Jawa Barat.
Kondisi ini mendukung pertumbuhan awan-awan hujan di antaranya di wilayah Jawa Barat.
"Pada tanggal kejadian banjir, proses pertumbuhan awan hujan didukung oleh faktor lokal yang cukup signifikan, yakni kelembaban udara yang cukup basah, menyebabkan peningkatan aktifitas pertumbuhan awan hujan konvektif dengan jenis Cumulus padat dan Cumulonimbus yang menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat."
"Kondisi inilah yang diperkirakan mengakibatkan terjadinya banjir," ujar Rohman, dikutip dari TribunJabar.id, Jumat (25/12/2020).
3 Bangunan di Ujungberung Rusak
Banjir di Bandung juga menerjang Kecamatan Ujungberung, tepatnya di Jalan Sekemala.
"Kejadiannya sekira pukul 19.00 WIB, air Sungai Sekedangdeur meluap kemudian merobohkan tembok sungai di Jalan Sekemala," ujar Kapolsek Ujungberung, Kompol Heryana, dikutip dari TribunJabar.id, Jumat.
Baca juga: Kota Bandung Malam Ini Kebanjiran, Mobil Terbawa Arus di Depan BTC Pasteur
Baca juga: Banjir di Bandung: Jalan Sukamulya Berubah Jadi Sungai, Hanyutkan Mobil dan Motor
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Namun, sejumlah bangunan, yakni warung bakso, warung biasa dan kios pulsa serta Kantor UPT Pembibitan, Tanaman Pangan dan Peternakan, rusak.
"Ada tiga bangunan warung yang rusak karena berada di dekat sungai. Satu lagi gerbang UPT pembibitan."
"Hujan deras, debit air tinggi hingga mengikis tembok sungai yang di atasnya ada bangunan," jelas Heryana.
(Tribunnews.com/TribunJabar.id/Cipta Permana/Muhammad Syarif Abdussalam/Mega Nugraha)