Gempa Majene Sulbar, BMKG Catat 28 Gempa dari Kamis Siang hingga Jumat Pagi
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat 28 gempa terjadi dari Kamis (14/1/2021) siang hingga Jumat pagi.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat 28 gempa terjadi dari Kamis (14/1/2021) siang hingga Jumat (15/1/2021) pagi.
Hal itu diungkapkan Koordinator Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono.
"Sejak hari Kamis, 14 Januari 2021 pukul 13.35.49 WIB, hingga pagi ini Jumat, 15 Januari 2021 pukul 06.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi gempa sebanyak 28 kali di Majene," ungkap Daryono, Jumat, melalui keterangan tertulis.
BMKG mengimbau agar masyarakat tetap tenang, tetapi waspada.
"Gempa susulan masih akan terus terjadi seperti lazimnya pascagempa kuat akan diikuti rangkaian gempa susulan, untuk itu masyarakat diminta mewaspadai kemungkinan gempa susulan yang kekuatannya signifikan," ujarnya.
Baca juga: Korban Gempa Sulbar Terus Bertambah, Terbaru 27 Orang Ditemukan Tewas
Daryono menjelaskan, dengan kembali terjadinya gempa kuat di Majene ini, maka gempa yang terjadi pada Kamis pukul 13.35.49 WIB kemarin statusnya menjadi gempa pendahuluan atau pembuka (foreshock).
"Untuk sementara saat ini, gempa yang terjadi pada pagi dini hari tadi statusnya sebagai gempa utama (mainshocks)," ungkapnya.
"Semoga status ini tidak berubah dan justru akan meluruh, melemah hanya terjadi gempa susulan (aftershocks) dengan kekuatan yang terus mengecil dan kembali stabil," jelasnya.
Adapun BMKG juga mengimbau untuk masyarakat yang tempat tinggalnya sudah rusak atau rusak sebagian, untuk tidak menempati lagi.
"Karena jika terjadi gempa susulan signifikan dapat mengalami kerusakan yang lebih berat bahkan dapat roboh," imbau Daryono.
Baca juga: Gempa Sulawesi Barat, LaNyalla Berharap Pemerintah Pusat Cepat Hadir di Lokasi
Daryono juga meminta masyarakat perlu waspada dengan kawasan perbukitan dengan tebing curam karena gempa susulan signifikan dapat memicu longsoran (landslide) dan runtuhan batu (rock fall).
"Apalagi saat ini musim hujan yang dapat memudahkan terjadinya proses longsoran karena kondisi tanah lereng perbukitan basah dan labil," ujarnya.
Mengingat pesisir Majene pernah terjadi tsunami pada 1969, Daryono juga mengingatkan masyarakat yang bermukim di wilayah Pesisir Majene perlu waspada jika merasakan gempa kuat agar segera menjauh dari pantai.
Selain itu, Daryono meminta masyarakat tidak percaya dengan berita bohong (hoaks) mengenai prediksi dan ramalan gempa yang akan terjadi dengan kekuatan lebih besar dan akan terjadi tsunami.
Diketahui Majene kembali diguncang gempa kuat dengan magnitudo 6,2 pada Jumat pukul 01.28.17 WIB.
Baca juga: Presiden Sampaikan Belasungkawa Atas Bencana di Sulawesi Barat dan Jawa Barat
Episenter terletak pada koordinat 2,98 LS dan 118,94 BT tepatnya di darat pada kedalaman 10 km.
"Dengan meningkatnya magnitudo gempa menjadi 6,2 dari semelumnya magnitudo 5,9 tentunya gempa kedua ini berdampak lebih merusak dan lebih luas cakupan dampaknya," ujar Daryono.
Sebagai contoh, kata Daryono, jika kondisi bangunan dampak gempa kemarin sudah mengalami retak-retak atau rusak sebagian maka dengan terjdinya gempa yang lebih kuat ini dapat berdampak merusak lebih parah.
"Seperti halnya gempa pertama kemarin, dampak gempa kedua tadi pagi dini hari tadi menyebabkan guncangan gempa dirasakan di Majene dan Mamuju mencapai skala intensitas V-VI MMI (memicu kerusakan), sedangkan di Palu, Mamuju Tengah, Mamuju Utara dan Mamasa mencapai skala intensitas III-IV MMI (benda-benda terpelanting)," jelasnya.
Baca juga: Korban Gempa Sulbar Terus Bertambah, Terbaru 27 Orang Ditemukan Tewas
Kerusakan dan Korban Gempa Majene
Hingga Jumat (15/1/2021) pukul 11.00 WIB, tercatat delapan orang meninggal dunia dan 637 luka-luka.
"Sebanyak 2.000 warga mengungsi ke tempat yang lebih aman. Sedangkan kerugian material berupa kerusakan, antara lain Hotel Maleo dan Kantor Gubernur Sulbar mengalami rusak berat (RB)," ungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, dikutip dari laman bnpb.go.id.
Sementara itu, BPBD Majene menginformasikan longsor 3 titik sepanjang jalan poros Majene-Mamuju (akses jalan terputus).
"Sebanyak 62 unit rumah rusak (data sementara), 1 unit Puskesmas (RB) dan 1 Kantor danramil Malunda (RB)," ungkapnya.
BPBD setempat melakukan penanganan darurat, seperti penanganan korban luka, evakuasi, pendataan dan pendirian pos pengungsian.
"Kebutuhan mendesak saat ini berupa sembako, selimut dan tikar, tenda keluarga, pelayanan medis dan terpal," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)