Kepala BMKG: Gempa Majene Tidak Berpotensi Tsunami
Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa gempa yang terjadi di Majene, Sulawesi Barat pada kamis dan Jumat dini hari, (15/1/2021) tidak berpotensi tsunami
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa gempa yang terjadi di Majene, Sulawesi Barat pada kamis dan Jumat dini hari, (15/1/2021) tidak berpotensi tsunami.
Hal itu dikatakan Dwi dalam konferensi pers virtual, Jumat, (15/1/2021).
"Dampak kerusakan bisa terlihat nyata, dan gempa tidak berpotensi tsunami," katanya.
Dwi mengatakan gempa berkekuatan 5,9 magnitudo pada Kamis siang (15/1/2021) dan 6,2 magnitudo pada Jumat dini hari diakibatkan oleh sesar atau patahan lokal yang ada di Sulawesi.
"Hasil analisis kami mekanisme patahan tersebut, merupakan mekanisme pergerakan naik," katanya.
Dwi mengatakan gempa besar yang terjadi dua kali tersebut dirasakan di sejumlah wilayah di Sulawesi.
Baca juga: 15 Ribu Warga Majene Mengungsi, Butuh Makanan Siap Saji, Tenda Hingga Masker
Untuk gempa besar pertama pada Kamis berkekuatan 5-6 magnitudo. Dirasakan di wilayah mamuju dan majene dengan kekuatan 4-5 MMI, Mamuju Utara dan Mamuju Tengah 3-4 MMI.
"Benda benda dapat terpelanting dengan intensitas tersebut," kata dia.
Sementara itu di wilayah Toraja dan Mamasa kekuatan gempa yang terasa sebesar 3 MMI, lalu di Pinrang, Poso, Pare-pare dan Wajo sekitar 2-3 MMI.
"Paling lemah itu serti truk lewat," kata dia.
Untuk gempa kedua yang terjadi pada Jumat dini hari pukul 01.28 Wib atau 02.28 waktu setempat, dirasakan di Majene dan Mamuju dalam skala intensitas 5-6 MMI.
"Jelas ini timbul kerusakan, Kemudian sampai terasa di Palu, Mamuju Tengah, Mamuju Utara, dan Mamasa intensitas guncangannya 3-4 MMI, artinya benda benda terpelanting," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.