Cerita Ustaz Das'ad Latif Nyaris Menjadi Korban Gempa, Bangunan Hotel Maleo Ambruk Sebelum Dia Tiba
Sekitar 20 menit sebelum Ustaz Dasad tiba di hotel, gempa 6,2 SR yang berpusat di Majene mengguncang Sulawesi Barat dan menyebabkan bangunan ambruk.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MAMUJU - Dai kondang, Ustaz Das'ad Latif nyaris menjadi korban gempa di Mamuju yang mengguncang Provinsi Sulawesi Barat, Jumat (15/2/2021) dini hari.
Rencananya, salah seorang dosen Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik atau FISIP Universitas Hasanuddin (Unhas) itu akan menginap di Hotel Matos.
Namun, sekitar 20 menit sebelum tiba di hotel, di Jl Yos Sudarso, Mamuju, gempa 6,2 SR yang berpusat di Majene mengguncang Sulawesi Barat dan menyebabkan bangunan hotel ambruk.
"Rencananya saya tadi malam (akan) menginap di Hotel Maleo," tulis Ustaz Das'ad Latif di grup WhatsApp Geng Makassar, saat berbagi kabar tentang kondisi dirinya di Mamuju, Jumat (15/2/2021) pagi.
Gempa bumi 6,2 SR yang mengguncang Majene, Sulawesi Barat menyebabkan sejumlah bangunan di Mamuju, ambruk.
Majene dan Mamuju, ibu kota Sulawesi Barat, adalah dua kabupaten yang bertetangga.
Informasi terkini mengabarkan bangunan yang ambruk akibat gempa, antara lain Kantor Gubernur Sulbar dan Hotel Matos atau Maleo Town Square.
Baca juga: Gempa Susulan 6,2 SR Dini Hari Tadi, Kantor Gubernur Sulbar Ambruk
Di kantor gubernur, 2 petugas jaga bernama bernama Isra dan Rahman dilaporkan tertimpa reruntuhan.
Hotel Matos yang juga dilaporkan ambruk akibat gempa, belum diketahui jumlah korban.
Sementara kantor Gubernur Sulbar di Jalan Abd Malik Pattana Endeng, ambruk setelah diguncang gempa magnitudo 6.2 dini hari pukul 02.30 Wita atau pukul 01.28 WIB.
Ustaz Das'ad Latif menjelaskan, ia terlambat tiba di Mamuju karena sempat mampir di rumah orang tuanya di Bungi, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.
"Karena singgah lihat orang tua di kampung akhirnya selamat dari runtuhan Hotel Maleo," tulis Ustaz Das'ad Latif.
Ustaz kondang asal Makassar, Sulawesi Selatan itu rencananya pada Jumat siang kemarin akan menjadi khatib salat Jumat di Masjid Baitul Anwar, kompleks Kantor Gubernur Sulawesi Barat, di Mamuju.
Badan Meteorologi, Klimatolog, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, pusat gempa berada di 6 kilometer timur laut Majene.
Pusat gempa berkedalaman 10 kilometer.
Menurut BMKG, gempa ini tidak berpotensi menimbulkan gelombang tsunami.
Warga yang panik kemudian berlarian menyelamatkan diri ke dataran tinggi untuk menghindari terjadinya tsunami kendati ada penyampaikan dari BMKG jika guncangan gempa kali ini tak berpotensi tsunami.
Pada Kamis (14/1/2021) sekitar 14.35 Wita, Majene juga diguncang gempa dengan kekuatan 5,9 magnitudo.
Guncangan terasa hingga ke sejumlah daerah di Sulawesi Selatan dan beberapa daerah di Pulau Kalimantan.
Gempa ini juga dilaporkan menyebabkan sejumlah gedung roboh dan longsor di kawasan perbukitan.
Baca juga: PMI Kerahkan Puluhan Relawan ke Lokasi Terdampak Bencana Gempa Bumi di Mamuju dan Manjene
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Barat, Darno Majid menjelaskan, hingga berita ini diturunkan 27 orang yang dinyatakan tewas.
18 di antaranya meninggal di Kabupaten Mamuju, 9 lainnya di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.
"Dari gempa yang sangat luar biasa yang berdampak kepada dua Kabupaten yang terdekat yaitu di Kabupaten Majene dan Kota Mamuju," ujar Darno, saat konferensi pers di Mamuju, Jumat siang.
Darno mengatakan, saat ini BPBD belum mendapat data pasti terkait jumlah warga yang mengungsi di dua kabupaten tersebut.
Diperkirakan ada belasan ribu warga yang sudah mengungsi ke beberapa kawasan pegunungan yang ada di Mamuju.
"Pengungsi ini tersebar di beberapa daerah di pegunungan. Ada di depan rujab (rumah jabatan), kemudian ada pengungsi di bukit," ujar Darno.
Selain gedung perkantoran, hotel, dan pusat perkantoran yang rusak, ada rumah warga yang mengalami kerusakan cukup parah.
Sebanyak 10 rumah warga yang rata dengan tanah, 100 lebih rumah rusak berat dan ringan, serta beberapa ruko turut ambruk akbiat gempa tersebut.
"Kemudian kantor Gubernur sendiri mengalami kerusakan yang sangat parah."
"Di antaranya setengah dari kantor itu ambruk dan di belakangnya retak dan mungkin saja saat ini sepertinya memang sudah tidak bisa lagi ditempati apalagi kita mengantisipasi kemungkinan gempa susulan," Darno memastikan.
42 Korban Meninggal
Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan sebanyak 189 orang di Kabupaten Mamuju mengalami luka berat dan dirawat pascagempa M6,2 yang terjadi pada Jumat (15/1/2021) di Provinsi Sulawesi Barat hingga Sabtu (16/1/2021) pukul 02.00 WIB.
Baca juga: Tim SAR Masih Mencari Anak yang Terjepit Runtuhan Bangunan Akibat Gempa di Mamuju
Sedangkan di Kabupaten Majene, sekitar 637 orang mengalami luka ringan dan mendapatkan penanganan rawat jalan serta kurang lebih 15.000 orang mengungsi di 10 titik pengungsian.
Saat ini pasien yang dirawat di rumah sakit terdampak juga telah dievakuasi sementara ke RS Lapangan.
Selain itu, korban meninggal akibat gempa tersebut mencapai 42 orang, dengan rincian 34 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan delapan orang di Kabupaten Majane.
BPBD Kabupaten Majene, Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Polewali Mandar masih melakukan pendataan dan mendirikan tempat pengungsian serta beroordinasi dengan TNI - Polri, Basarnas, relawan dan instansi terkait dalam upaya pencarian para korban terdampak gempa tersebut.
Hingga saat ini, Kabupaten Majene masih dilakukan proses perbaikan arus listrik sehingga seluruh wilayah masih dalam keadaan padam.
Sedangkan sebagian wilayah di Kabupaten Mamuju sudah dapat dialiri listrik dan sebagian lainnya masih mengalami gangguan.
Guna mencegah potensi penularan Covid-19 pada lokasi terdampak bencana, Kementerian Kesehatan juga telah mengaktifkan klaster kesehatan yang terletak di Kabupaten Mamuju dengan menyediakan 25 ambulans, tenda, peralatan ortopedi, obat-obatan ortopedi dan logistik berupa masker bedah 50.000 pcs dan masker kain 20.000 pcs.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan gempa susulan masih akan terjadi.
Untuk itu BNPB mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terkait adanya potensi gempa susulan yang berkekuatan signifikan.
Mengingat potensi gempa susulan yang dapat memicu adanya longsoran dan runtuhan batu, BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan selalu waspada, terutama masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan dengan tebing curam.
Baca juga: Gempa Susulan Magnitudo 5.0 di Majene Pagi Ini Tidak Berpotensi Tsunami
Bagi masyarakat yang tinggal di kawasan pantai atau pesisir juga diharapkan untuk selalu waspada dan segera menjauhi pantai apabila merasakan adanya gempa susulan.
Masyarakat diminta untuk dapat mengikuti informasi resmi dan tidak mudah percaya dengan segala informasi yang belum jelas sumbernya.
Masyarakat juga diimbau untuk tidak percaya berita bohong atau hoax mengenai prediksi dan ramalan gempabumi yang akan terjadi dengan kekuatan lebih besar dan akan terjadi tsunami.
Kepala BNPB Doni Monardo juga telah meninjau langsung lokasi terdampak gempabumi bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo pada (15/1/2021).
BNPB telah mendistribusikan bantuan dalam penanganan bencana gempabumi di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene, antara lain mengerahkan empat helikopter dalam mendukung penanganan darurat, 8 set tenda isolasi, 10 set tenda pengungsi, 2.004 paket makanan tambahan gizi, 2.004 paket makanan siap saji, 1.002 paket lauk pauk, 700 lembar selimut, 5 unit Light Tower, 200 unit Velbed, 500 paket perlengkapan bayi, 500.000 pcs masker kain, 700 pak mie sagu dan 30 unit Genset 5 KVA.
Guna memperkuat upaya penanganan pascagempa, BNPB juga mengerahkan dua unit helikopter Mi-8 yang akan diberangkatkan pada pagi hari ke Kabupaten Mamuju pada 16 Januari 2021.
(tribun network/tribun timur/kompas.com/tribunnews)