Warungnya Kena Razia Prokes, Tatak Bawa Preman Ancam Bunuh Petugas Satpol PP
Pelaku yang diketahui bernama Tatak tersebut sempat berusaha menabrak petugas dengan mobil.
Editor: Hendra Gunawan

TRIBUNNEWS.COM, TUBAN -- Seorang pemilik warung kopi mengancam akan membunuh seorang petugas Satpol PP gara-gara warungnya ditutup dan pengunjjungnya dirazia oleh petugas.
Pelaku yang diketahui bernama Tatak tersebut sempat berusaha menabrak petugas dengan mobil.
Peristiwa tersebut menjadi buntut dari operasi yustisi penegakan protokol kesehatan yang dilakukan petugas gabungan di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, diwarnai ketegangan, Sabtu (30/1/2021) malam.
Kepala Satpol PP Kabupaten Tuban, Heri Muharwanto mengatakan, saat kejadian itu, petugas yang berjaga di depan warungnya berhasil menghindar.
Baca juga: Kejagung Turunkan 16 Jaksa Tangani Kasus Pelanggaran Prokes Rizieq Shihab
Mendapat perlawanan itu, keributan adu mulut dan dorong-dorongan antara petugas dengan sang pemilik warung itu tak terhindarkan.
Namun demikian, petugas berusaha untuk tidak terpancing dengan provokasi yang dilakukan pelaku.
Petugas diancam dibunuh
Tak sampai di situ, pada Minggu (31/1/2021) dini hari, pemilik warung tersebut bersama sejumlah preman nekat menyatroni rumah pribadi salah satu petugas Dishub.
Alasannya tidak terima karena saat razia pada hari sebelumnya itu sempat terlibat aksi dorong-dorongan dengan petugas tersebut.
Baca juga: Tak Ada Unsur Pelanggaran Prokes, Ini Fakta-fakta Gelar Perkara Polisi Kasus Kerumunan Raffi Ahmad
"Katanya mereka juga sempat mengancam akan membunuhnya saat mendatangi rumahnya. Makanya kami berkoordinasi dengan pihak polisi, TNI untuk menindaklanjuti peristiwa tadi malam," tutur Heri.
Mengaku punya keluarga aparat Heri mengatakan, pemilik warung kopi tersebut selama ini memang sering melawan petugas ketika melakukan razia protokol kesehatan di warungnya.
Dalam beberapa kali kesempatan, pelaku bahkan sering mengaku memiliki keluarga dari aparat kepolisian dan TNI.
"Iya ngakunya punya keluarga polisi, tetapi setelah kita telusuri memang ayahnya seorang purnawirawan polisi dan pamannya juga purnawirawan TNI," ujar dia.
Meski demikian, pihaknya tidak gentar dan tetap akan memperkarakan kasus tersebut sesuai prosedur hukum yang berlaku.
Selain melaporkannya ke polisi, pihaknya juga akan menutup warung kopinya secara permanen. Sebab, warung kopinya itu ternyata diketahui tak memiliki kelengkapan perizinan usaha. (Hamim)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tak Terima Dirazia, Pemilik Warkop Melawan dan Ancam Bunuh Petugas, Satpol PP: Ngakunya Punya Keluarga Polisi"