Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Selama Pandemi Covid-19, Permintaan Peti Mati Naik 10 Kali Lipat

Selain mendatangkan keuntungan jutaan rupiah, usaha ini juga mampu memberdayakan warga sekitar.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Selama Pandemi Covid-19, Permintaan Peti Mati Naik 10 Kali Lipat
WARTA KOTA/WARTA KOTA/NUR ICHSAN
PETI JENAZAH - Muhari Iskandar, produsen peti jenazah, sedang mengerjakan pesanan peti jenazah Covid-19, di kawasan Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (15/9/2020). Hari mengaku sejak meningkatnya jumlah orang yang meninggal dengan Covid-19, ia kebanjiran order pesanan yang datang tidak hanya dari wilayah Jakarta dan sekitarnya tapi juga dari luar daerah. WARTA KOTA/NUR ICHSAN 

TRIBUNNEWS.COM, BLITAR - Di masa pendemi korona permintaan peti mati di sejumlah pengrajin di kota Blitar, Jawa Timur, meningkat hingga 10 kali lipat.

Selain mendatangkan keuntungan jutaan rupiah, usaha ini juga mampu memberdayakan warga sekitar.

Setiap hari para pengrajin peti mati di kecamatan Sukorejo kota Blitar ini selalu sibuk.

Satu persatu kayu sengon dipotong dan diolah menjadi sebuah peti mati yang berkualitas baik.

Menurut pengrajin, selama masa pandemi corona ini permintaan akan peti mati meningkat tajam hingga 10 kali lipat.

Sedikitnya ada 10 buah peti mati yang mampu terjual setiap bulannya.

Keuntungan jutaan rupiah pun mampu didapatkan dari usaha peti mati ini.

BERITA TERKAIT

Tidak hanya itu berkat usaha tersebut beberapa warga sekitar juga dapat diberdayakan serta bisa memperoleh penghasilan di masa pandemi ini.

"Rata-rata dalam masa pandemi ini permintaan naik," ujar Simon, pengrajin peti mati, di Blitar Jawa Timur dikutip dari Kompas TV, Rabu (3/2/2021).

Baca juga: Minta Jokowi Putuskan Lockdown, Pengamat: Ekonomi Tak Boleh Mati, Padahal Seluruh Dunia Sudah Mati

Kini usaha peti mati yang dulunya hanya sebagai sampingan justru bisa menjadi usaha utama yang menjanjikan. Harga peti mati sendiri dijual mulai dari Rp 900 ribu hingga Rp 5 juta rupiah tergantung ukuran dan jenis kayu digunakan.

Rata-rata dalam satu hari para pengrajin ini mampu membuat 1 hingga 2 buah peti mati.

Seluruh peti mati yang dihasilkan tersebut diperuntukkan untuk memenuhi permintaan dari rumah sakit di kota dan kabupaten Blitar saja.

Meski mendapatkan keuntungan dari pendemi para pengrajin peti mati ini berharap penyebaran virus corona dapat ditekan.

Sehingga kehidupan masyarakat dapat kembali normal.

Sumber: Kompas.TV

Sumber: Kompas TV
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas