Tertarik Ikut Program Petani Milenial di Jabar? Ikuti Jejak Gadis Desa di Subang Ini Yuk
Wajah Riska, gadis Desa Jalupang, Subang Jawa Barat berseri-seri, antusias saat ditanya seraya mengatakan siap menyambut program petani milenial,
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Kontributor Tribun Jabar, Irvan Maulana
TRIBUNNEWS.COM, SUBANG - Wajah Riska, gadis Desa Jalupang, Subang Jawa Barat berseri-seri, antusias saat ditanya seraya mengatakan siap menyambut program Gubernur Jawa Barat,Ridwan Kamil.
"Saya aja anak petani kok, pekerjaan mah sama aja yang penting halal," ujar Riska kepada Tribun.
Menyinggung pernyataan Gubernur 'menjadi petani milenial dan tinggal di desa, menikahi gadis desa adalah pilihan' ia merespon nya dengan senyuman tanda malu.
"Saya rasa pak Gubernur bilang gitu biar para pemuda tertarik bertani aja, terus ikutan program itu," katanya.
Menyambung penuturan Riska, meski jodoh diatur oleh Tuhan, siapa tau aja jodohnya disini.
"Disini misalnya? kedatangan petani milenial, seru lah pasti banyak kenal orang kan banyak rejeki juga, intinya banyak belajar budaya juga dari mereka." tutup Riska
Rencana besar Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui program ketahanan pangan dalam pencanangan Revolusi Pertanian 4.0 di Jawa Barat yang melibatkan 5.000 petani milenial disambut baik oleh para milenial.
Saat Tribun meyambangi salah satu lahan yang termasuk dalam program ketahanan tersebut di Desa Jalupang, Kalijati, Subang beberapa anak muda sedang menanam cabai dihalaman kantor desa.
Dalam hal ini, Bupati Subang telah menyediakan lahan tidur seluas 4.000 hektare untuk mensuskeskan program tersebut. Lahan tersebut terbagi di lima Kecamatan di wilayah Subang untuk program ketahanan pangan yang melibatkan petani milenial, salah satunya di Desa Jalupang, Kecamatan Kalijati.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Jalupang Alfian menuturkan, Gapoktan Desa Jalupang memiliki 297 Hektare lahan yang dikelola oleh kelompok taninya, 65 hektare diantaranya sudah terkelola, namun sisanya masih lahan tidur."Kami ada 297 hektare lahan milik PTPN VIII yang dikelola oleh kami, tapi yang baru kita garap baru 65 hektare sisanya masih lahan tidur," Alfian menjelaskan.
Mengenai program gubernur tentang ketahanan pangan yang melibatkan milenial, dirinya menyambut baik program tersebut, "Kami tentu senang, lahan tidur bisa tergarap dengan maksimal, para pemuda juga tak bergantung pada kerja pabrik." ujarnya.
Rian Febriawan (20) salah satu petani milenial Desa Jalupang juga mengutarakan pendapatnya terhadap program ketahanan pangan tersebut.Rian yang saat itu tengah membudidaya bibit cabai mengatakan bahwa program tersebut merupakan langkah baik untuk mengurangi angka pengangguran. "Menarik, dan saya tertarik," kata Rian.
Ketika ditanya perihal pernyataan Gubernur soal singgungan menikahi kembang desa, Rian hanya tertawa. "Yah boleh-boleh sajalah." pungkas Rian.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkap gagasannya, rencana program Petani Milenial yang akan dimulai pada bulan ini. Perencanaan dan pendaftarannya yang hingga kini terus dimatangkan."Hayu, tinggal di desa, rejeki kota dan bisnis mendunia," ajaknya.
Postingan tersebut pun mendapat perhatian banyak warganet. Kang Emil menjelaskan semua proses pendaftaran akan diumumkan minggu depan. Sementara ini, program hanya untuk warga Jabar. Tidak hanya untuk lahan pertanian, program ini pun untuk perkebunan, peternakan, sampai tambak.(tribun jabar/syarif abdussalam)