Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fenomena Baru, Kopi dan Rokok Berperan dalam Tingkatkan Kemiskinan di Banten, Ini Hasil Survei BPS

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten menemukan fenomena baru dimana kopi dan rokok berperan dalam tingkat kemiskinan.

Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Fenomena Baru, Kopi dan Rokok Berperan dalam Tingkatkan Kemiskinan di Banten, Ini Hasil Survei BPS
https://www.freepik.com/stockking
Ilustrasi minuman kopi - Fenomena Baru, Kopi dan Rokok Berperan dalam Tingkatkan Kemiskinan di Banten, Ini Hasil Survei BPS 

TRIBUNNEWS.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten menemukan fenomena baru dimana kopi dan rokok berperan dalam tingkat kemiskinan.

Kepala BPS Provinsi Banten, Adhi Wiriana menjelaskan, dua barang konsumsi itu berperan besar dalam meningkatkan angka kemiskinan.

Baik di wilayah perkotaan maupun desa di Banten.

Kesimpulan tersebut, jelas Adhi, mengacu pada hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas).

Baca juga: Mengenal Sumur Dewa dan Beduk Simbol Tolerasi Beragama di Vihara Avalokitesvara Serang Banten

Berdasar hasil Susenas pada bulan September 2020 diketahui jumlah penduduk miskin di Banten meningkat menjadi 857.064 orang, atau mengalami penambahan 81.065 orang dari bulan Maret 2020.

"Untuk di perkotaan orang-orang yang masuk kategori di bawah garis kemiskinan masih banyak membelanjakan uangnya untuk membeli rokok filter," jelas Adhi melalui siaran daring, Senin (15/2/2021).

Di perkotaan, komoditas rokok menjadi penyumbang utama, yakni sebesar 18,13 persen.

Berita Rekomendasi

Lalu disusul beras 12,63 persen, susu bubuk 3,77 persen, telur ayam ras 3,32 persen, dan daging ayam ras 2,58 persen.

Bagi masyarakat perdesaan, beras menjadi yang terbanyak sejumlah 22,09 persen.

Kemudian rokok kretek filter 15,54 persen, telur ayam ras 3,93 persen, kopi bubuk dan kopi instan 3,43 persen.

Dari hasil survei itu diketahui pula bahwa selama masa pandemi Covid-19 tercipta fenomena baru, yakni maraknya belanja kopi yang dilakukan oleh masyarakat tergolong miskin di daerah perdesaan.

Baca juga: Menilik Rumah Tua Milik Keturunan Tionghoa di Serang Banten, Surat Tanahnya Masih Berbahasa Belanda

"Ini fenomena baru, kopi berperan penting pada garis kemiskinan. Mungkin karena masyarakat ada kegiatan ronda malam sehingga membeli kopi untuk menjaga tetap segar, melek," tutur Adhi.

Untuk komoditas nonmakanan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, penyumbang kemiskinan terbesar adalah biaya rumah.

Di perkotaan, biaya perumahan memberikan pengaruh sebesar 10,38 persen, kemudian bensin 4,22 persen, listrik 2,34 persen, dan pendidikan 1,69 persen.

Sedangkan di perdesaan, biaya perumahan sejumlah 11,09 persen, bensin 2,17 persen listrik 1,10 persen, perlengkapan mandi 0,98 persen, dan biaya pendidikan sebesar 0,95 persen.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Survei BPS: Rokok dan Kopi Tingkatkan Kemiskinan di Banten"

(Kompas.com/Rasyid Ridho)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas