Cerita Ibu-ibu Jadi Relawan Bantu Warga Kebanjiran di Pekalongan
Kalak BPBD Kabupaten Pekalongan Budi Rahardjo mengatakan total pengungsi banjir di Kabupaten Pekalongan berjumlah 2.744
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Hari Jumat (19/2/2021), sejumlah wanita mendatangi lokasi pengungsian di Desa Pesanggrahan, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.
Kedatangan mereka ke lokasi banjir adalah untuk memberikan bantuan.
Bukan hanya bantuan sembako, sandang dan obat-obatan, mereka juga turut menghibur warga yang telah dua minggu mengungsi.
Salah satu relawan tersebut, Ida Rosiyana (42) mulai menghibur anak-anak dengan mengajak menyanyi dan menari di lokasi pengungsia.
Baca juga: Banjir Terjadi di 59 Titik Kota Bekasi, 22 Di Antaranya Masih Tergenang, Berikut Daftarnya
Dan bocah-bocah pengungsi mengikuti gerakan wanita yang akrab disapa Anna ini sambil menyanyi dengan gembira.
Setidaknya dengan kegiatan tersebut lara hati anak-anak tersebut sedikit terobati.
Sementara rekan Anna, Mei Melati (42) menghibur ibu-ibu yang berada di posko pengungsian agar terus bersabar.
Anna dan Mei hanyalah dua orang ibu rumah tangga, mereka meninggalkan kegiatan sehari-harinya untuk menjadi relawan yang turut membantu para korban banjir.
Baca juga: YLKI: Ironi, Operator Tol Seharusnya Gratiskan Ruas yang Banjir
Bersama Paguyuban Smanco 91 & Rekan (P91&R) keduanya ikut menembus lokasi bencana menemui warga di posko pengungsian.
Mereka bersama sejumlah wanita lainnya dari Kabupaten Pemalang menjadi relawan paguyuban. Diantaranya Mafahiro (48), Kristiyani (49) dan Tuti Muliasih (49).
Dalam dua hari ini mereka menyalurkan bantuan ke lokasi banjir di Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Pemalang dari donatur yang menitipkannya ke P91&R.
Kepada Tribunnews, Anna yang guru mengaji tersebut telah izin kepada muridnya untuk tidak mengajar.
Baca juga: Rumahnya di Mampang Kebanjiran, Ketinggian Air Sedengkul, Rhoma Irama Terpaksa Mengungsi
"Dua hari ini saya fokus ikut membantu saudara-saudara yang terkena bencana banjir," ujar Anna.
Dalam dua hari itu ibu-ibu ini menyalurkan bantuan di dua kabupaten yang terdampak banjir yaitu Pekalongan dan Pemalang.
Di Pekalongan lokasinya ada dua kecamatan yaitu Tirto dan Wiradesa, sementara di Pemalang di Kecamatan Ulujami. Meski beda kabupaten letak tiga kecamatan itu berdekatan.
Sementara Tuti Mulyasih mengatakan, mereka dengan ikhlas merekan diri menjadi volunteer.
"Lilahitaala, kami hanya ingin mereka yang menjadi korban penderitaannya diringankan," kata Tuti Mulyasih.
Tuti sendiri sementara menghentikan usaha kateringnya untuk turut bergabung bersama relawan yang lain.
Dia mengaku dapat kepuasan hati setelah turut membantu para pengungsi tersebut.
Pengungsi bertambah
Banjir yang terjadi di Kabupaten Pekalongan sudah lebih dari 2 minggu, namun hingga sekarang banjir belum surut dan bahkan ketinggian air terus naik.
Sejak diguyur hujan dari hari Kamis (18/2/2021) sore hingga sekarang Sabtu (20/2/2021) air banjir terus naik.
Pantauan Tribunjateng.com, sepanjang Jalan Perintis Kemerdekaan hingga Jalan Jeruksari terendam banjir sekitar 60 centimeter.
Terlihat motor yang melintas di lokasi mengalami mogok, bahkan ada warga yang meletakkan motor di tempat yang lumayan tinggi.
Akses jalan lumpuh, warga yang akan ke Desa Jeruksari harus menggunakan perahu.
"Akses jalan pulang ke rumah susah mas, semua jalan banjir," kata Bagas Aji Nugroho (25) warga Desa Jeruksari, Kecamatan Tirto , Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, kepada Tribunjateng.com, malam.
Ia mengatakan, akses jalan menuju rumah saja hanya bisa menggunakan perahu atau jalan kaki.
"Motor warga diparkirkan di halaman kampus STIMIK Pekalongan yang lumayan tinggi. Terus, kalau ke rumah naik perahu."
"Di desa saya sudah seperti wahana wisata air baru, karena transportasinya menggunakan perahu," katanya.
Ketinggian air terus tinggi dan bahkan ia sudah mengungsi selama 12 hari ke rumah saudaranya.
"Ini pulang ke rumah mau ambil baju, keluarga juga masih ada yang bertahan di rumah," imbuhnya.
Bagas menjelaskan, banjir di dalam rumah ketinggianya 50 centimeter dan di luar rumah satu perut orang dewasa.
"Ditambah aliran listrik padam 3 hari ini. Sampai sekarang saja banjir belum surut, ditambah hujan yang terus-menerus terjadi," jelasnya.
Sementara itu, Kalak BPBD Kabupaten Pekalongan Budi Rahardjo mengatakan total pengungsi banjir di Kabupaten Pekalongan berjumlah 2.744 jiwa.
Menurutnya, semua pengungsi menyebar di 4 kecamatan yang ada di wilayah Kota Santri.
"4 kecamatan ini berada di Kecamatan Wiradesa, Siwalan, Wonokerto, dan Tirto. Jumlah jiwa yang terdampak banjir ada 45.753 orang," kata Kalak BPBD Kabupaten Pekalongan Budi.
Budi mengungkapkan, data terus di-update tiap hari karena hujan masih terjadi di Pekalongan.
"Ketinggian air banjir sendiri saja bervariasi, dari 20 centimeter hingga 80 centimeter," ungkapnya.
Cuaca sendiri, saat ini di Pekalongan diguyur hujan dengan intensitas sedang. (Hendra Gunawan/Indra Dwi Purnomo)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Pengungsi Banjir Pekalongan Terus Bertambah, Bagas: Desa Saya Sudah Seperti Wahana Wisata Air