Warga Desa Miliarder di Tuban Diserbu Sales Marketing, Ditawari Paket Umrah hingga Investasi
Desa-desa di sekitar proyek pembangunan kilang minyak Grass Root Refinery (GRR) Pertamina-Rosneft asal Rusia memang tengah menarik perhatian saat ini.
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Desa-desa di sekitar proyek pembangunan kilang minyak Grass Root Refinery (GRR) Pertamina-Rosneft asal Rusia memang tengah menarik perhatian saat ini.
Sejak viral sebagai kampung miliarder, Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban banyak didatangi orang luar daerah.
Wajah-wajah baru berpenampilan ala safari atau perkantoran berseliweran menapaki jalan perkampungan desa setempat.
Mobil berplat luar Tuban bak menjadi penanda, jika para penumpangnya akan menawarkan produk kepada para miliarder.
Benar saja, para sales berbagai macam produk bisnis beramai-ramai datang di desa tersebut untuk menggaet para miliarder.
Pengunjung warung juga tak luput dari sasaran penawaran.
Baca juga: 5 Kabar Terbaru dari Kampung Miliarder Tuban: Didatangi Sales hingga Aparat Berjaga 24 Jam Nonstop
Sales dealer mobil asal Surabaya, Bimo (30) mengatakan, ia datang ke sini bersama teman-temannya karena mengetahui kampung ini viral.
Tentu saja kedatangannya adalah untuk menawarkan produk mobil kepada para miliarder baru, yang telah menjual tanahnya ke Pertamina untuk pembangunan kilang minyak.
"Ya ini ngikut saja, lagi pada ramai di sini. Ini masih nawarin ke warga," ujarnya, Minggu (21/2/2021).
Sementara itu, sales biro umrah asal Surabaya, Anita juga menyatakan hal sama.
Kedatangannya bersama tim ke Desa Sumurgeneng adalah untuk menawarkan paket umrah.
Sebab, ia mengetahui dari pemberitaan jika ada warga yang ingin memberangkatkan umrah keluarganya.
"Ya ini lagi mencoba menawarkan perjalanan umroh ke warga, tahu kampung ini viral dari pemberitaan," bebernya.
Baca juga: Usai Bebaskan Tanah Warga, Pertamina GRR Tuban Lanjutkan Proses Pembersihan Lahan
Miliarder desa setempat, Siti Nurul Hidayatin (32) menyatakan, memang banyak para marketing datang ke Desa Sumurgeneng.
Mereka yang datang kebanyakan menawarkan berbagai macam produk.
Di antaranya, umrah, perumahan, investasi, mobil dan lain-lain.
"Benar itu, banyak sekali sales yang datang ke sini menawarkan produk," ungkap miliarder penerima 18 M hasil jual tanah ke Pertamina tersebut.
Juga Bangun Rumah
Bukan hanya fenomena borong mobil baru, deretan rumah mewah baru juga berdiri di Tuban, milik warga desa yang terdampak proyek pembangunan kilang Minyak Pertamina.
Jika Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu jadi viral karena aksi borong mobil baru warganya setelah menjadi miliarder dari penjualan lahan, di desa berbeda muncul komplek rumah mewah baru.
Rumah-rumah mewah baru dibangun di lokasi relokasi mandiri warga di Desa Wadung, Kecamatan setempat.
Baca juga: Kabar Terbaru Desa Miliarder di Tuban, Kini Dijaga Petugas Berseragam, HP Serka Hery Standby 24 Jam
Relokasi mandiri itu dilakukan warga Dusun Tadahan, Desa Wadung, karena rumah sebelumnya terdampak kilang GRR Pertamina-Rosneft.
Setidaknya, sekitar 63 KK mulai membangun rumah baru dan sebagian sudah ada yang menempati.
Suwarno (44), warga Dusun Tadahan mengatakan, relokasi ini dilakukan karena tanah miliknya dan warga lain masuk dalam penetapan lokasi (penlok) kilang minyak.
Di rumahnya yang kini telah proses bangun, ia menyebut ada 63 warga Dusun Tadahan yang melakukan relokasi mandiri.
"Ini belum selesai total bangun rumahnya, ada sekitar 63 warga terdampak yang relokasi mandiri di sini," ujarnya, Minggu (21/2/2021).
Dia menjelaskan, untuk bangunan rumahnya yang terdampak pembangunan kilang, ia mendapat kurang lebih Rp 612 juta.
Nilai yang didapat tersebut tentu jauh jika dibandingkan dengan warga Desa Sumurgeneng, yang memiliki lahan luas.
Sebab, di Desa Wadung yang terdapat Dusun Tadahan, Ringin dan Boro sebagian besar yang terdampak adalah bangunan.
"Nilai tanah dan bangunan yang dibeli hampir sama dengan saya beli tanah untuk buat rumah baru. Tanah dihargai Pertamina Rp 600 ribuan, saya beli tanah juga sekarang harganya segitu," pungkasnya.
Pria yang juga sempat menolak pembangunan kilang itu mengungkapkan alasan melakukan relokasi mandiri.
Hal itu dikarenakan relokasi yang dijanjikan oleh Pertamina tak kunjung jelas, sehingga keputusan relokasi mandiri itu diambil bersama warga lainnya.
Di sisi lain, warga juga tidak mau jika relokasi yang ditawarkan Pertamina di luar Desa Wadung.
Baca juga: Ratusan Warga Desa di Tuban Jadi Orang Kaya Baru, Polisi Tingkatkan Keamanan
"Tidak jelas relokasi yang ditawarkan Pertamina, makanya kami relokasi mandiri. Tidak masalah, lebih baik begini karena kami tidak ingin keluar dari Desa Wadung," tutupnya.
Sekadar diketahui, lahan warga dihargai apraisal Rp 600-800 ribu per meter, menyesuaikan lokasi.
Kebutuhan lahan untuk pembangunan kilang minyak GRR seluas 821 hektar.
Rinciannya, lahan warga 384 hektar di Desa Sumurgeneng, Kaliuntu dan Wadung, KLHK 328 hektar dan Perhutani 109 hektar.
Investasi kilang minyak dengan nilai 16 miliar USD atau setara 225 triliun itu rencananya akan beroperasi di 2026.
Kilang GRR ditarget mampu produksi 300 ribu barel per hari.
Artikel ini telah tayang di suryamalang.com dengan judul Bukan Hanya Mobil Baru, Seperti Ini Rumah Baru Mewah Warga Tuban Terdampak Kilang Minyak Pertamina
(Suryamalang.com/Mochamad Sudarsono)