Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gunung Sinabung Muntahkan Awan Panas, PVMBG: Tidak Ada Indikasi Peningkatan Ancaman Bahaya

Gunung Sinabung yang berada di Kabupaten Karo, Sumatera Utara,kembali mengeluarkan awan panas guguran.

Penulis: Ranum KumalaDewi
Editor: Daryono
zoom-in Gunung Sinabung Muntahkan Awan Panas, PVMBG: Tidak Ada Indikasi Peningkatan Ancaman Bahaya
Istimewa
Gunung Sinabung muntahkan awan panas. 

TRIBUNNEWS.COM - Gunung Sinabung yang berada di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali mengalami peningkatan aktivitas yang cukup signifikan pada Selasa (2/3/2021).

Gunung api berketinggian 2640 mdpl tersebut kembali mengeluarkan awan panas guguran.

Dikutip dari Kompas.com, berdasarkan keterangan dari Ketua Tim Tanggap Darurat Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geoligi (PVMBG) Gunung Sinabung, Iing Kusnadi, awan panas guguran dari Gunung Sinabung pertama kali terjadi sekitar pukul 06.42 WIB.

Ia mengatakan, guguran kali ini terjadi secara beruntun hingga pukul 08.20 WIB.

Baca juga: Gunung Sinabung Muntahkan Guguran Awan Panas, Tinggi Kolom Abu Capai 5.000 Meter

Baca juga: Awan Panas Guguran Gunung Merapi Meluncur Sejauh 1.000 Meter

"Hari ini kita mencatat terjadi awan panas dari pukul 06.42 WIB, mengarah ke timur dan tenggara,"

"Dan, kita lihat, awan panas ini terjadi menerus hingga pukul 08.20 WIB," ujar Iing di pos PGA Sinabung, Jalan Kiras Bangun, Simpangempat.

Dilansir oleh situs resmi PVMBG vi.esdm.go.id, guguran awan panas disertai kolom asap tersebut setinggi 4000 hingga 5000 meter.

Berita Rekomendasi

Hingga pukul 08:20 WIB telah terjadi 13 kali kejadian awan panas guguran.

Luncuran awan panas terlihat semakin menjauh dari puncak dan menuju ke kaki gunung.

Berdasarkan pengamatan visual dan kegempaan hingga Selasa (2/3/2021) pukul 09.00 WIB, aktivitas vulkanik Gunung Sinabung menunjukkan fluktuasi dalam pola yang masih tinggi, tetapi tidak ada indikasi peningkatan potensi ancaman bahaya.

Rangkaian kejadian awan panas guguran pada (2/3/2021) merupakan karakter erupsi Gunung Sinabung yang telah terjadi beberapa kali sejak tahun 2013.

Mekanisme kejadian awan panas guguran tersebut diakibatkan oleh adanya pembentukan kubah lava di bagian puncak.

Kemudian diikuti oleh adanya migrasi fluida (batuan padat, cairan, gas) ke permukaan yang mendorong kubah lava.

Migrasi fluida ini diindikasikan oleh jumlah gempa-gempa Low Frequency dan Hybrid yang tinggi.

Sebelumnya, dari pengamatan visual pada Senin (1/3/2021) teramati hembusan gas dari kawah puncak berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis, sedang hingga tebal tinggi sekitar 50-1000 meter dari puncak.

Serta terjadi 37 kali erupsi ekplosif sehingga menghasilkan kolom erupsi berwarna kelabu setinggi maksimum 1000 meter dari atas puncak.

Awan panas guguran teramati dengan jarak luncur 1500-2500 meter dari puncak, dan arah luncuran ke arah timur, tenggara hingga selatan.

Guguran teramati dengan jarak luncur 100-2000 meter dari puncak, dan arah luncuran ke arah timur, tenggara hingga selatan.

Sedangkan, jenis gempa yang terekam selama Januari hingga Maret 2021, yaitu:

- Gempa Letusan atau Erupsi

- Gempa Awan Panas Guguran

- Gempa Guguran

- Gempa Hembusan

- Tremor Non-Harmonik

- Gempa Tornillo

- Gempa Low Frequency

- Gempa Hybrid atau Fase Banyak

- Gempa Vulkanik Dangkal

- Gempa Vulkanik Dalam

- Gempa Tektonik

- Getaran Banjir

Baca juga: Pendaki 14 Tahun Jatuh ke Kawah Gunung Marapi, Masih Selamat, Hanya Alami Memar dan Luka Robek

Baca juga: Ada Rawa Dataran Rendah hingga Pegunungan, Siklus Tata Air di Barabai Rentan Perubahan Tata Ruang

Potensi Bahaya

Awan panas guguran, awan panas letusan dan guguran batuan (lava pijar) berpotensi terjadi, seiring dengan pertumbuhan kubah lava di bagian puncak.

Terdapat ancaman bahaya sebaran material awan panas guguran, dan guguran batuan meliputi sektor selatan, timur hingga tenggara dalam radius 4 - 5 KM.

Sedangkan sebaran material erupsi berukuran abu bisa terbawa lebih jauh tergantung arah dan kecepatan angin.

Lahar berpotensi terjadi di lembah-lembah sungai yang berhulu di Gunung Sinabung terutama akibat curah hujan yang tinggi.

Kendati mengalami peningkatan aktivitas, saat ini Gunung Sinabung berada pada level 3 atau siaga.

Masyarakat diimbau agar tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi.

Tak hanya itu, masyarakat juga diminta menjauhi lokasi dalam radius 3 KM dari puncak, radius sektoral 5 KM selatan-timur, dan 4 KM untuk sektor timur-utara.

Masyarakat diimbau tetap memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik.

Selain itu, masyarakat juga dianjurkan untuk mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh.

Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar.

(Tribunnews.com/Ranum Kumala Dewi) (Kompas.com/Hendri Setiawan)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas