Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Berangkat Yasinan, Guru Ngaji di Lumajang Ditemukan Tewas di Perkebunan, Tubuh Korban Penuh Luka

Seorang guru ngaji ditemukan tewas di areal perkebunan. Ditemukan luka parah sekujur tubuhnya.

Editor: Sanusi
zoom-in Berangkat Yasinan, Guru Ngaji di Lumajang Ditemukan Tewas di Perkebunan, Tubuh Korban Penuh Luka
Surya
Guru ngaji Supriyo asal Dusun Baka Utara, Desa Jenggrong, Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Lumajang ditemukan terbunuh saat berangkat yasinan di desanya. 

TRIBUNNEWS.COM, LUMAJANG - Seorang guru ngaji ditemukan tewas di areal perkebunan. Ada luka parah di sekujur tubuhnya.

Guru ngaji Supriyo asal Dusun Baka Utara, Desa Jenggrong, Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Lumajang ditemukan terbunuh saat berangkat yasinan di desanya.

Peristiwa yang dialami pria 50 tahun pada Kamis (25/3/2021) malam, cukup tragis.

Baca juga: Klarifikasi Bu Kades Wotgalih soal Penggerebekan, Lapor Polisi, Bantah Punya Hubungan Spesial

Pasalnya, luka yang diderita korban sangat parah.

Punggungnya ada luka sayat benda tajam, kaki kanannya hampir putus, kepala sebelah kanan hancur seperti dihantam benda tumpul.

Jenazah korban kali pertama ditemukan di jalan setapak areal perkebunan oleh keponakannya, Misli pada sekira pukul 21.30 WIB.

Begitu ada berita Supriyo dibunuh, warga sekitar langsung geger.

Baca juga: Cerita Kolonel TNI Jadi Korban Salah Tangkap, Kapolres Minta Maaf, Anggotanya Ditahan 14 Hari

Apalagi Supriyo meninggal dunia dengan cara yang mengenaskan.

Berita Rekomendasi

Seketika itu, peristiwa mengenaskan dilaporkan ke Polsek Ranuyoso diteruskan ke Satreskrim Polres Lumajang.

Misli yang ditemui di rumah duka, bibirnya terlihat gemetar.

Matanya berkaca-kaca ketika diminta bercerita kronologi jenazah pamannya ditemukan.

Ia tak menyangka Supriyo yang dikenal sosok panutan meninggal dunia dengan cara yang mengenaskan.

"Itu semua badannya kena darah, mulutnya keadaan terbuka mungkin saat kejadian teriak minta tolong tapi nggak ada yang tahu karena memang jalannya sepi," kata Misli, Jumat (26/3/2021).

Misli mengatakan, pihak keluarga masih menebak-nebak siapa pembunuh Supriyo.

Tapi itu sulit, sebab semasa hidup Supriyo tak pernah berkeluh kesah memiliki musuh.

Sehari-harinya Supriyo dari pagi hingga siang hari hanya beraktivitas di sawah.

Sore hari mengajar mengaji 50 anak didiknya di rumah.

"Orangnya pendiam nggak pernah marah," ujarnya.

Kini keluarga berharap polisi bisa segera menangkap pelaku dan memberi hukuman yang setimpal.

"Ya tentu kami sangat terpukul. Keluarga inginnya kalau pelaku ketangkap bisa dihukum mati," pungkasnya.

Kasat Reskrim Polres Lumajang, AKP Fajar Bangkit Sutomo, mengatakan
pihaknya tengah mencari siapa pembunuh Supriyo.

Jumat (26/3/2021) sore, penyidik menurunkan Unit K-9 ke TKP untuk mendeteksi jejak pelaku.

Karena kondisinya hujan, regu pemburu itu kesulitan mencium jejak pelarian pelaku.

Anjing pelacak itu malah berlari menuju rumah korban yang berjarak sekitar 200 meter dari lokasi kejadian.

"Anjing pelacak itu malah lari ke rumah korban. Itu lari kesana karena sample yang dicium anjing darah korban," ujar Fajar, Jumat (26/3/2021).

Ketika kejadian berlangsung, kata AKP Fajar, tidak ada warga yang mengetahui.

"Kami sudah tanya ke warga setempat tidak ada yang tahu ketika Supriyo dibunuh," ujarnya.

Jika dikaitkan dengan lokasi ditemukannya korban terbunuh sekitaran tidak ada pemukiman warga.

Kanan kiri hanya ladang perkebunan pepaya, dimana kondisinya saat malam hari sangat gelap karena tidak ada lampu penerangan.

Bahkan, jarak lokasi kejadian dengan permukiman rumah warga juga cukup jauh kira-kira 200 meter.

"Jadi bisa dibayangkan kalau malam hari pasti kawasan situ sangat sepi," ujarnya.

Dari hasil penyelidikan sementara, AKP Fajar menduga sebelum korban terbunuh sempat mencoba melarikan diri.

Sebab motor korban dengan tempat jenazah ditemukan berjarak sekitar 20 meter.

"Kayaknya korban masuk ke lahan perkebunan itu untuk melarikan diri, mungkin pertamanya dihadang di jalan," ungkapnya.

Sementara alat yang digunakan pelaku untuk membunuh guru ngaji, Fajar belum bisa menyimpulkan.

"Kami belum tahu itu kepalanya hancur kena batu atau kayu. Begitu juga dengan luka sayat di tubuh korban," katanya.

Kini, pihaknya sedang mencari cara lain untuk mengungkap siapa pelaku pembunuhan keji itu dengan mengidentifikasi barang-barang korban yang dikenakan saat terbunuh.

"Kami amankan motor korban, pakaian, dan Al quran miliknya," jelas Kasat Reskrim.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Berangkat Yasinan, Supriyo Guru Ngaji di Lumajang Dicegat Lalu Dibantai di Areal Perkebunan

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas