Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Janda Muda di Blitar Jual Sabu dengan Layanan Plus-plus, Bingung Hidupi Tiga Anaknya

Seorang janda muda nekat menjual narkotika jenis sabu-sabu dan menawarkan layanan plus-plus.

Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Cerita Janda Muda di Blitar Jual Sabu dengan Layanan Plus-plus, Bingung Hidupi Tiga Anaknya
Surya.co.id/Imam Taufiq
Berikut cerita janda muda Blitar jual sabu diduga 'bonus' layanan plus di warung Tulungagung. Ia mengaku nekat melakukan itu karena bingung menghidupi 3 anaknya. 

Ia ditangkap di Pasar Kanigoro atau depan kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispenduk Capil) Kabupaten Blitar, yang ada di kecamatan tersebut.

"Kami mengamankan barang 0,5 gram atau senilai Rp 700 ribu, dari si perempuan itu. Barang itu disembunyikan di tas kecil, yang dicangklongnya. Sepertinya, ia mau transaksi namun keburu kami endus," kata AKBP Leonard M Sinambela, Kapolres Blitar.

Menurutnya, penangkapan janda muda ini berawal dari petugas mengembangkan kasus sebelumnya.

Yakni, sebelumnya petugas mengamankan seseorang dan mengaku mendapatkan barang dari NL. Akhirnya, petugas mencari siapa NL itu.

Setelah diketahui identitasnya, akhirnya petugas mencarinya. Namun ia jarang di rumah karena lebih sering berada di Tulungagung.

Sebab, ia bekerja di sebuah warung kopi sehingga jarang pulang.

Entah kenapa, ia sampai terjerus dengan menyambi berjualan sabu-sabu, itu yang masih dikembangkan petugas

Berita Rekomendasi

"Kami masih mengembangkan siapa jaringan atau pemasoknya. Sebab, ia tak mungkin main sendiri, namun jadi jaringan pengedar," ungkapnya.

Namun, menurut pengakuannya, ia mengaku nekat jadi penjual SS karena kepepet, sebagai single parent, dengan menghidupi tiga anaknya. Makanya, ia sampai terjerumus seperti itu.

Baca juga: Dua Kali Menjanda, Perempuan Ini Minta Ibu Carikan Pria Hidung Belang, Pasang Tarif Rp 400 Ribu

Bahkan, ia juga tak menampik tudingan kalau dirinya bisa dipakai saat menjual sabu-sabu, Yang pentingnya, si pria hidung belang itu mau beli sabu-sabu, ia siap memberikan bonus.

Yang penting, harga yang dimintanya itu disepakati oleh si pria hidung belang itu.

"Ya, buat tambahan karena saya itu ngopeni (membesarkan) tiga anak.

Dari mana, biayanya, wong saya ini single parent dan hanya bekerja sebagai pelayan di warung kopi (di Tulungagung)," akunya sambil matanya sembab.

Dari penjualan sabu-sabu itu, ia sebenarnya sadar kalau keuntungannya tak seberapa dibandingkan dengan risikonya.

Halaman
123
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas