Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Janda Muda Jual Sabu di Warung Kopi dan Sediakan Layanan Plus-plus, Ngaku untuk Hidupi 3 Anaknya

Seorang janda muda di Blitar jual sabu pada pria hidung belang di warung kopi. Pelaku juga menyediakan layanan plus-plus bagi pembeli.

Editor: Miftah
zoom-in Janda Muda Jual Sabu di Warung Kopi dan Sediakan Layanan Plus-plus, Ngaku untuk Hidupi 3 Anaknya
Surya.co.id/Imam Taufiq
Berikut cerita janda muda Blitar jual sabu diduga 'bonus' layanan plus di warung Tulungagung. Ia mengaku nekat melakukan itu karena bingung menghidupi 3 anaknya. 

TRIBUNNEWS.COM- Seorang janda muda di Blitar jual sabu pada pria hidung belang di warung kopi.

Pelaku juga menyediakan layanan plus-plus bagi pembeli.

Menurut pelaku, hal itu dilakukannya demi menghidupi 3 anaknya.

Di usianya yang ke-31, NL warga Desa Ngeni, Kecamatan Wonotirto harus menghidupi 3 anaknya seorang diri alias single parent.

NL sebenarnya memiliki pekerjaan sebagai pelayan di sebuah warung kopi di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

Namun, ekonomi yang menghimpit dan pendapatan dari pelayan kopi tak mencukupi, NL pun melakukan pekerjaan terlarang.

Dia menjual sabu-sabu kepada pria hidung belang yang menjadi pelanggan warung kopi.

Berita Rekomendasi

Namun, informasi yang didapatkan, NL ini menjual sabu-sabu satu paket dengan memberi layanan plus-plus.

Para bandar sabu-sabu selain memanfaatkan jaringan perempuan, mereka juga menggunakan pancingan agar si pengedar bisa memberikan layanan plus-plus.

Artinya, si pembeli dimanjakan karena bukan cuma bisa beli barang namun juga bisa mendapatkan pelayanan plus dari si perempuan itu.

Soal tarifnya, informasinya itu bisa lebih murah karena bisa satu paket dengan pembelian sabu-sabu itu.

Baca juga: Barang Bukti 11 Kg Sabu Hilang di Surabaya, IPW Desak Mabes Polri Bentuk Tim Khusus untuk Mengusut

Baca juga: Lihat Polisi Datang, Pria Ini Langsung Lari ke Kamar Mandi, Ternyata Mau Buang Paket Sabu

Baca juga: Polres Prabumulih Gagalkan Transaksi Satu Kilogram Sabu, Terungkap Berkat Informasi Warga

Dengan cara seperti itu, dipastikan peredaran sabu-sabu kian marak karena para pemakai bisa mendapatkan pelayanan satu paket.

Modus penjualan sabu-sabu dengan pelayanan plus-plus itu lagi diungkap petugas Satkoba Polres Blitar, Minggu (4/4) siang.

Itu setelah petugas mengamankan janda beranak tiga, NL (31), warga Desa Ngeni, Kecamatan Wonotirto.

Ia ditangkap di Pasar Kanigoro atau depan kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispenduk Capil) Kabupaten Blitar, yang ada di kecamatan tersebut.

"Kamu mengamankan barang 0,5 gram atau senilai Rp 700 ribu, dari si perempuan itu.

Barang itu disembunyikan di tas kecil, yang dicangklongnya.

Sepertinya, ia mau transaksi namun keburu kami endus," kata AKBP Leonard M Sinambela, Kapolres Blitar.

Menurutnya, penangkapan janda muda ini berawal dari petugas mengembangkan kasus sebelumnya.

Yakni, sebelumnya petugas mengamankan seseorang dan mengaku mendapatkan barang dari NL.

Akhirnya, petugas mencari siapa NL itu.

Setelah diketahui identitasnya, akhirnya petugas mencarinya.

Namun ia jarang di rumah karena lebih sering berada di Tulungagung.

Sebab, ia bekerja di sebuah warung kopi sehingga jarang pulang.

Entah kenapa, ia sampai terjerus dengan menyambi berjualan sabu-sabu, itu yang masih dikembangkan petugas

"Kami masih mengembangkan siapa jaringan atau pemasoknya.

Sebab, ia tak mungkin main sendiri, namun jadi jaringan pengedar," ungkapnya.

Namun, menurut pengakuannya, ia mengaku nekat jadi penjual SS karena kepepet, sebagai single paret, dengan menghidupi tiga anaknya.

Makanya, ia sampai terjerumus seperti itu.

Bahkan, ia juga tak menampik tudingan kalau dirinya bisa dipakai saat menjual sabu-sabu, Yang pentingnya, si pria hidung belang itu mau beli sabu-sabu, ia siap memberikan bonus.

Yang penting, harga yang dimintanya itu disepakati oleh si pria hidung belang itu.

"Ya, buat tambahan karena saya itu ngopeni (membesarkan) tiga anak.

Dari mana, biayanya, wong saya ini single parent dan hanya bekerja sebagai pelayan di warung kopi (di Tulungagung)," akunya sambil matanya sembab.

Dari penjualan sabu-sabu itu, ia sebenarnya sadar kalau keuntungannya tak seberapa dibandingkan dengan risikonya.

Betapa tidak, misalnya, ia berhasil memasarkan sabu-sabu seberat 0,5 gram.

Itu hanya mendapatkan keuntungan Rp 200 ribu.

Sebab, harga kulakan Rp 500 ribu dan akan dijual kembali dengan harga Rp 700 ribu.

"Saya menyesal kalau sudah begini karena saya akhirnya jadi berpisah dengan anak-anak saya," pungkasnya.

Berita lain kasus narkotika.

(Surya/Imam Taufiq)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Cerita Janda Muda Blitar Jual Sabu 'Bonus' Layanan Plus di Warung Tulungagung, Bingung Hidupi 3 Anak

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas