Kasus Pelecehan Modus Terapi Kanker Payudara, Dosen di Jember Resmi Jadi Tersangka
Kasus pelecehan dengan modus terapi kanker payudara di Jember, Jawa Timur memasuki babak baru.
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Kasus pelecehan dengan modus terapi kanker payudara di Jember, Jawa Timur memasuki babak baru.
Kini Unit PPA Satreskrim Polres Jember telah menetapkan oknum dosen universitas ternama di Jember berinisial RH resmi jadi tersangka kasus ini.
Diberitakan sebelumnya, RH melakukan pelecehan terhadap keponakannya sendiri yang masih berusia 16 tahun.
Modus yang dilakukan tersangka adalah terapi kanker payudara.
Penetapan tersangka kasus dugaan pencabulan itu dilakukan setelah penyidik Unit PPA Satreskrim Polres Jember menyelesaikan gelar perkara kasus tersebut.
Baca juga: Oknum Kepsek juga Lecehkan Siswinya di Hotel, Korban Menangis dan Gemetar saat Cerita ke Ibunya
"Statusnya sudah ditingkatkan menjadi tersangka," kata Kanit PPA Satreskrim Polres Jember, Iptu Dyah Vitasari, Selasa (13/4/2021).
"Gelar perkara sudah selesai, dan ada persesuaian antara keterangan saksi dan hasil visum psikiatri," ujar dia.
Penetapan tersangka dilakukan setelah polisi mengantongi minimal dua alat bukti.
Bahkan dalam perkara itu, kata Vita, pihaknya mengantongi beberapa alat bukti yakni keterangan saksi, keterangan ahli, dan hasil psikiatri.
Selanjutnya, penyidik akan memanggil RH sebagai tersangka dan memeriksanya.
Pemanggilan itu akan dilakukan pekan ini.
Penyidik menerapkan Pasal 82 ayat (2) Jo Pasal 76E UU RI No. 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2016 tentang Perubahan kedua atas UU RI No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Baca juga: Iming-iming Uang Rp 3.000, Oknum Guru Lecehkan 6 Bocah di Bawah Umur, Korbannya Usia 7-10 Tahun
Kata Kuasa Hukum RH
Sementara itu, Kuasa Hukum RH, Ansorul Huda mengatakan, pihaknya dari awal menawarkan penyelesaian secara kekeluargaan kepada korban.
Sebab, kata dia, pelapor kasus itu adalah keponakan RH.
"Apalagi klien kami sudah merawat keponakannya sejak masih kecil," ujar Huda.
Kuasa Hukum korban, Yamini mengapresiasi kinerja penyidik Polres Jember yang terbilang cepat
"Sudah ada penetapan tersangka. Tentunya kami akan terus mengawal kasus ini," ujar Yamini.
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang dosen Unej dilaporkan ke polisi karena ditengarai mencabuli keponakan sendiri yang masih berusia 16 tahun.
Baca juga: Pria Ini Lecehkan Siswi SMA, Minta Copot Semua Pakaian saat Video Call, Kini Diciduk Polisi
Keponakan itu tinggal di rumah oknum dosen tersebut karena sedang menempuh pendidikan SMA di Jember.
Korban membuka perbuatan sang paman melalui unggahan status di media sosial.
Meski tidak menyebut nama sang paman, tetapi dia mengajak para korban pelecehan seksual untuk berani bicara.
Status itu diketahui oleh ibu korban.
Korban akhirnya mengakui perbuatan sang paman kepada sang ibu.
Baca juga: Oknum Dosen PTN di Jember Dilaporkan Lecehkan Keponakan, Ini Kronologinya
Pengakuan itu berbuntut pada pelaporan polisi.
Pencabulan itu memakai modus terapi kanker payudara oleh sang paman kepada keponakan.
"Karena perbuatan om-nya itu bukan sekali, tetapi sudah dua kali," tegas ibu korban.
"Ini tidak bisa dibiarkan. Kami ingin ada efek jera, supaya kasus serupa tidak terjadi lagi," tambahnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunmadura.com dengan judul Hasil Visum Korban Keluar, Oknum Dosen di Jember Ditetapkan sebagai Tersangka Dugaan Pencabulan
(Tribunmadura.com/Sri Wahyunik)