Jenazahnya Dimakamkan di Toraja, Oktovianus 14 Tahun Jadi Guru Honorer Sebelum Tewas Ditembak KKB
Oktovianus sudah merantau ke Papua kurang lebih 14 tahun. Sehari-hari Oktovianus menjadi guru honorer di SD Kelmabet Beoga.
Editor: Dewi Agustina
Hal tersebut telah menjadi modus komunikasi Kelompok Separatis Bersenjata di Papua.
"Menengok kembali peristiwa 22 Mei 2020 lalu saat ada tenaga medis Covid-19 yang ditembak dan dilabeli intel oleh KKB Papua. Dan hal ini kembali berulang namun menimpa bapa-bapa guru di Beoga, Kabupaten Puncak Papua, " tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kejadian terbaru adalah penembakan kepada Pak Yonatan Renden, guru SMPN 1 Beoga, Kabupaten Puncak Papua.
Almarhum ditembak saat berkendara roda dua dengan kepala sekolahnya Bpk JS.
Alm dan kepala sekolahnya berkendara motor untuk mencari terpal, karena jenazah Bpk Oktavianus Rayo telah mengeluarkan cairan.
Baca juga: Yanto Eluay: Ulah KKB Mencoreng Wajah Masyarakat Adat Papua
Sesampainya di ujung bandara kelompok KKB melakukan penembakan sebanyak 2 kali namun kedua bapak tersebut tetap menancap gas menuju kampung Ongolan.
Tidak lama kemudian suara tembakan KKB dari arah belakang koramil, pasukan TNI melakukan tembakan balasan ke arah belakang koramil.
Sejak pukul 16.30 hingga 18.30 WIT sehingga berlangsung kontak tembak antara aparat TNI dan KKB.
Hingga bapak Yonatan Renden ditemukan meninggal dunia di depan rumah Bpk JS, di kampung Ongolan.
Aparat membawa korban menuju Puskesmas Beoga untuk mendapat pertolongan medis namun Bpk Yonatan tidak tertolong dan meninggal dunia.
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul 14 Tahun Jadi Guru Honorer di Papua, Oktovianus Rayo Dimakamkan di Toraja Setelah Tewas Ditembak KKB