Meninggal Hendak Beli Alquran untuk Disumbangkan, Pensiunan Guru di Pontianak Tertabrak Truk
Kepergian Hartinah Hasan untuk selamanya masih menyisakan duka mendalam di benak keluarganya.
Editor: Endra Kurniawan
Ia mengaku baru pertama kali menjumpai salat jenazah dengan jamaah ramai seperti itu.
"Buktinya pas salat jenazah di masjid tadi, jamaah ramai, ada sekitar 400 orang. Belum pernah terjadi kalau hari biasa, baru kali ini. Yang ngelayat di rumahnya pun juga ramai," kata Raharjo.
Menurutnya, antusias masyarakat yang hadir tersebut merupakan hidayah dari korban yang selama ini dikenal sebagai orang baik.
Apalagi, korban meninggal dengan niat mulia hendak membeli Alquran untuk disalurkan ke panti asuhan.
"Memang nyawa orangtua lebih tinggi dari segala. Tapi karena Allah sudah berkehendak, tak bisa melawan. Yang bikin ramai itu mungkin Allah membuka hati para jamaah, karena beliau itu mau beli Alquran untuk disumbangkan ke panti asuhan,” katanya.
Baca juga: Kisah Risma Puasa Saat jadi Walkot Surabaya: Jarang Bareng Keluarga, Sering Sahur di Jalan
Raharjo mengatakan, kemungkinan niat baik itu akan dilanjutkan oleh anak-anaknya.
“Mungkin anak-anaknya akan meneruskan, karena ini niat orangtua sangat mulia, paling bagus apalagi di bulan Ramadan," ujarnya.
Ketika korban hendak dimakamkan pun, kata Raharjo, jamaah yang ikut ke pemakaman juga ramai.
Jenazah almarhumah dimakamkan di Pemakaman Muslim Gang Karet, Nipah Kuning, Pontianak Barat, Minggu 18 April 2021.
"Yang saya sangat terharu itu waktu disalatkan di masjid itu ada mungkin sampai tujuh saf. Kalau saya hitung ada 400-an orang yang ikut.
Minimal kalau orang Islam itu 40 orang, tapi ini 1.000 persen. Dan semuanya lancar, tidak ada hambatan," ucapnya.
Selain itu, hal lain yang membuat Raharjo heran, satu hari sebelum Hartinah meninggal dunia, dia masih sempat menelepon video call ke semua anak-anaknya yang berjumlah lima orang.
"Satu hari sebelum meninggal, ibu ini sempat video call ke semua anaknya. Tadi saya dikasih tahu oleh adik iparnya. Jadi anak-anaknya, karena enggak biasanya video call dan enggak ada ngomong apa-apa. Tapi biasanya kan kalau orang mau meninggal itu 40 hari sudah tahu ada tanda-tanda," bebernya.
Dua hari sebelum kejadian, Raharjo juga mengaku masih sempat bergurau dengan almarhumah.